Kena Tipu Lorenzo, Puig Berharap Mantan Joki Honda Bahagia
A
A
A
JEPANG - Repsol Honda tidak pernah mengharapkan sebelumnya jika mantan pembalapnya Jorge Lorenzo tetap berada di lintasan balap MotoGP sebagai penguji Monster Energy Yamaha. Manajer tim Repsol Honda Alberto Puig mengaku bahwa dirinya terkejut ketika mendengar tentang kontrak yang disodorkan tim kompetitor mereka kepada X-Fuera.
Kegelisahan yang dirasakan Honda semakin kuat ketika juara dunia lima kali di dua kelas berbeda (250cc dan MotoGP) dijanjikan bakal mendapatkan wildcard di Catalunya, 7 Juni mendatang. Jika itu benar terjadi, maka tim Honda sangat ceroboh karena dalam klausul pelepasan pembalap (kontraknya diputus) tidak ada negosiasi pengecualian balapan buat Lorenzo pada tahun ini.
Puig memaparkan melihat situasi ini sebenarnya sederhana. Honda memiliki kontrak dua tahun dengan Lorenzo hingga akhir 2020. Kami tidak memutus kontrak itu. Tetapi ketika pembalap datang dan mengatakan Lorenzo ingin berhenti lantaran mempertimbangkan berbagai hal (fisik, risiko cedera, dan tidak memiliki motivasi), maka Honda hanya bisa memenuhi keinginannya dan mengakhiri kerja sama.
"Awalnya itu bukan niat kami. Tetapi jika seseorang tidak lagi ingin mengendarai motor apa yang dapat Anda lakukan? Perusahaan seperti Honda tidak akan pernah memaksa pembalap untuk membalap jika dia tidak mau. Itu sebabnya, kami sepakat di Valencia dan membatalkan kontrak untuk 2020. Pada saat itu, niat jelas Jorge adalah untuk mengakhiri kariernya. Itu sebabnya dia mengadakan konferensi pers," ungkap Puig seperti dikutip dari Speedweek, Kamis (13/2/2020).
"Tapi kemudian dia memutuskan untuk melanjutkan karena suatu alasan. Dari sudut pandang Honda, kita hanya dapat menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kehendaknya untuk melakukan apa yang mereka inginkan dengan hidup mereka. Kami menghargai itu. Ketika Jorge berubah pikiran dan mengambil kesempatan baru ini, kami bahagia untuknya."
Puig menekankan selama setahun menghabiskan kolaborasi dengan Lorenzo, Honda berusaha semaksimal mungkin untuk mendukungnya. Mungkin usaha itu tidak memberikan pengaruh yang besar baginya. Intinya, tim tidak bisa memenuhi harapannya, tetapi pihaknya tidak ingin menyalahkan diri sendiri karena semua insinyur Honda dan semua anggota tim mencoba yang terbaik.
"Itu tidak cukup, tetapi kami mencoba. Kemudian dia ingin pergi dan kami setuju. Dia bersyukur dan mengucapkan selamat tinggal kepada kami dengan cara yang benar. Apa yang Jorge putuskan sesudahnya dihormati oleh Honda. Kami berharap dia akan bahagia dalam hidupnya lagi," pungkas Puig.
Kegelisahan yang dirasakan Honda semakin kuat ketika juara dunia lima kali di dua kelas berbeda (250cc dan MotoGP) dijanjikan bakal mendapatkan wildcard di Catalunya, 7 Juni mendatang. Jika itu benar terjadi, maka tim Honda sangat ceroboh karena dalam klausul pelepasan pembalap (kontraknya diputus) tidak ada negosiasi pengecualian balapan buat Lorenzo pada tahun ini.
Puig memaparkan melihat situasi ini sebenarnya sederhana. Honda memiliki kontrak dua tahun dengan Lorenzo hingga akhir 2020. Kami tidak memutus kontrak itu. Tetapi ketika pembalap datang dan mengatakan Lorenzo ingin berhenti lantaran mempertimbangkan berbagai hal (fisik, risiko cedera, dan tidak memiliki motivasi), maka Honda hanya bisa memenuhi keinginannya dan mengakhiri kerja sama.
"Awalnya itu bukan niat kami. Tetapi jika seseorang tidak lagi ingin mengendarai motor apa yang dapat Anda lakukan? Perusahaan seperti Honda tidak akan pernah memaksa pembalap untuk membalap jika dia tidak mau. Itu sebabnya, kami sepakat di Valencia dan membatalkan kontrak untuk 2020. Pada saat itu, niat jelas Jorge adalah untuk mengakhiri kariernya. Itu sebabnya dia mengadakan konferensi pers," ungkap Puig seperti dikutip dari Speedweek, Kamis (13/2/2020).
"Tapi kemudian dia memutuskan untuk melanjutkan karena suatu alasan. Dari sudut pandang Honda, kita hanya dapat menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kehendaknya untuk melakukan apa yang mereka inginkan dengan hidup mereka. Kami menghargai itu. Ketika Jorge berubah pikiran dan mengambil kesempatan baru ini, kami bahagia untuknya."
Puig menekankan selama setahun menghabiskan kolaborasi dengan Lorenzo, Honda berusaha semaksimal mungkin untuk mendukungnya. Mungkin usaha itu tidak memberikan pengaruh yang besar baginya. Intinya, tim tidak bisa memenuhi harapannya, tetapi pihaknya tidak ingin menyalahkan diri sendiri karena semua insinyur Honda dan semua anggota tim mencoba yang terbaik.
"Itu tidak cukup, tetapi kami mencoba. Kemudian dia ingin pergi dan kami setuju. Dia bersyukur dan mengucapkan selamat tinggal kepada kami dengan cara yang benar. Apa yang Jorge putuskan sesudahnya dihormati oleh Honda. Kami berharap dia akan bahagia dalam hidupnya lagi," pungkas Puig.
(mir)