Hadapi Kenya, Ini Jadi Kesempatan Terakhir Tim Piala Davis Indonesia

Jum'at, 06 Maret 2020 - 12:15 WIB
Hadapi Kenya, Ini Jadi...
Hadapi Kenya, Ini Jadi Kesempatan Terakhir Tim Piala Davis Indonesia
A A A
JAKARTA - Tim Davis Indonesia bakal berjuang habis-habisan untuk mengalahkan Kenya pada babak play-off Grup Dunia II di Gelora Bung Karno Tenis Stadium, 6–7 Maret 2020 ini. Melawan Kenya merupakan kesempatan terakhir tetap bertahan di zona tersebut.

Pada laga nanti, Indonesia akan kembali mengandalkan petenis terbaiknya, Christopher Rungkat, yang akan menghadapi wakil Kenya Sheil Kotecha di pertandingan pertama. Bagi Christo, ini merupakan permainan yang ke-23 kalinya tampil di Piala Davis. Namun, dia mengakui harus berhati-hati karena masih buta kekuatan lawan.

Christo mengaku sudah melihat dan intip-intip permainan lawan dan melihat bagaimana cara mereka latihan serta gaya permainannya seperti apa. “Saya rada buta dengan susunan pemainnya dan kekuatan lawan. Jadi, saya lihat satu, dua pemain. Tapi, saya merasa bisa (menang)," kata Christo.

Selain mewaspadai kekuatan lawan, petenis berusia 30 tahun ini juga harus kembali beradaptasi dengan lapangan karena sudah lama tidak bermain di GBK Tennis Stadium. Christo sudah menjalani latihan lebih dari sepekan dan merasa dalam kondisi fisik yang fit dan siap bermain di pertandingan nanti.

"Saya sudah sepekan terakhir latihan dan sudah beradaptasi dengan lapangan serta cuacanya karena sudah lama. Jadi, perlu waktu lebih lama dari yang saya perkirakan. Sampai saat ini saya merasa oke. Sehari sebelum bertanding sudah merasa fit dan siap bermain," ucap Christo.

Bukan hanya bermain tunggal, Christo juga siap jika diturunkan bermain ganda. Apalagi, petenis kelahiran 14 Januari 1990 ini memang tengah fokus bermain ganda dalam kariernya. Bahkan, dia juga baru meraih gelar ATP pertamanya pada nomor ganda di Maharashtra Open, India, awal Februari lalu.

Namun, kondisi apakah dirinya bermain di ganda atau tidak, tergantung kapten tim Indonesia Febi Widhiyanto. Selain itu, Indonesia akan memecahkan David Agung Susanto yang akan bermain di tunggal kedua menghadapi Ismael Changawa Ruwa Mzai.

Meski belum pernah bertemu, David yakin bisa mengatasi lawannya dengan baik. Apalagi, petenis berusia 28 tahun itu berada dalam kondisi siap tempur dan menghindarkan Indonesia terdegradasi ke Grup Dunia Zona III.

Manajer tim Davis Indonesia Budi Martono mengakui kekuatan timnya dengan Kenya cukup berimbang dari segi peringkat pemain. Tapi, dia sangat yakin kesempatan memenangkan. Pertandingan lebih besar. Pasalnya, pasukan Merah Putih akan bermain di hadapan pendukung sendiri.

Apalagi, Christo bakal memberikan perbedaan untuk membawa tim meraih kemenangan. "Jika melihat dari sisi single, peringkatnya berimbang. Seribu semua. Tapi, mereka sedikit lebih baik. Jadi, kami butuh banget dukungan," ujar Budi.

Menjadi tuan rumah, dianggap Budi, sebagai keuntungan tersendiri. “Mereka jatuhnya lebih banyak ke clay. Ini kan hard court. Jadi, dua poin itu dan pemain kita dengan kondisi yang sangat ingin bermain untuk negara. Berbeda kalau untuk pribadi. Seperti Christo tahun lalu. Nah sekarang ini mereka sangat bersemangat untuk membela Merah Putih," paparnya.

Kapten tim Davis Kenya Rosemary Owino mengatakan siap memberikan perlawanan kepada tim tuan rumah. Apalagi, ini merupakan pertama kali timnya bertemu Indonesia di Piala Davis. "Indonesia punya tim yang kuat. Kalau dari peringkat, kami lebih tinggi. Tapi, kami di sini ingin bertarung. Di hari H, kami akan bermain dan hasilnya kita lihat nanti," ungkapnya. (Raikhul Amar)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1544 seconds (0.1#10.140)