Meski IOC Ngotot, Desakan Tunda Olimpiade 2020 Terus Menggema
A
A
A
ATHENA - Kengototan Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk tetap menggelar Olimpiade 2020 Tokyo ternyata terus mendapatkan desakan. Kali ini Kroasia dan Serbia kompak menyuarakan agar pesta olahraga empat tahunan itu ditunda karena pandemi virus corona.
Dua negara Eropa Timur ini jadi negara kesekian setelah sebelumnya Spanyol, Brasil dan Norwegia. Tak hanya itu beberapa cabang olahraga seperti renang dan atletik pun meminta IOC dan pemerintah Jepang memperhitungan dampak yang ditimbulkan kalau ngotot menggelar olimpiade. (Baca juga : Lagi, Desakan Muncul dari Norwegia Agar Olimpiade 2020 Ditunda )
Sebelumnya, Presiden IOC Thomas Bach bersikeras olimpiade akan berjalan sesuai rencana. Menurutnya, mengubah jadwal pertandingan olimpiade bukanlah hal mudah. Semuanya membutuhkan perencanaan dan informasi yang cermat. (Baca juga : Bebal, Olimpiade Tokyo 2020 Tetap Digelar, Bach: Ini Bukan Sepak Bola )
"Pertandingan Olimpiade tidak dapat digerakkan seperti pertandingan sepak bola Sabtu depan," katanya kepada penyiar SWR Jerman seperti dikutip Reuters, Minggu (22/3).
"Ini adalah tugas yang rumit dan Anda hanya dapat bertindak secara bertanggung jawab ketika Anda memiliki dasar pengambilan keputusan yang jelas. Pembatalan olimpiade akan menjadi solusi yang paling tidak adil. Pembatalan akan menghancurkan impian olimpiade bagi 11.000 atlet dari 206 komite olimpiade," kata Bach.
Namun Kroasia dan Serbia tidak merasa terwakili dengan pendapat Bach tersebut. "Jepang memang telah menginvestasikan banyak sumber daya ke dalam olimpiade dan mereka bersikeras harus dilanjutkan. Tapi itu bertentangan dengan akal sehat dan kami tidak dapat mendukungnya karena kehidupan manusia yang diutamakan," kata ketua Komite Olimpiade Serbia Vanja Udovicic.
Hal yang sama disampaikan Ketua Olimpiade Kroasia Zlatko Matesa. "Tidak mungkin melanjutkan olimpiade dalam kondisi saat ini. Tidak ada yang ingin olimpiade ditunda tetapi saya pikir kami dekat dengan skenario seperti itu karena tampaknya menjadi satu-satunya pilihan. Olahraga telah berhenti di seluruh Eropa dan tidak ada yang tahu kapan itu akan dilanjutkan," kata Matesa.
"Olahraga bukan masalah sekarang karena persaingan menjadi tidak mungkin. Saya percaya tidak mungkin bagi olimpiade untuk berjalan sesuai jadwal dan menurut saya mereka harus dan akan ditunda selama beberapa bulan. Ini bukan penundaan dramatis."
Bisa dimaklumi desakan penundaan olimpiade ini. Sebab, banyak atlet di belahan dunia tak bisa berlatih karena beberapa fasilitas latihan ditutup. Selain itu, tak sedikit ajang kualifikasi yang ditunda atau dibatalkan.
Dua negara Eropa Timur ini jadi negara kesekian setelah sebelumnya Spanyol, Brasil dan Norwegia. Tak hanya itu beberapa cabang olahraga seperti renang dan atletik pun meminta IOC dan pemerintah Jepang memperhitungan dampak yang ditimbulkan kalau ngotot menggelar olimpiade. (Baca juga : Lagi, Desakan Muncul dari Norwegia Agar Olimpiade 2020 Ditunda )
Sebelumnya, Presiden IOC Thomas Bach bersikeras olimpiade akan berjalan sesuai rencana. Menurutnya, mengubah jadwal pertandingan olimpiade bukanlah hal mudah. Semuanya membutuhkan perencanaan dan informasi yang cermat. (Baca juga : Bebal, Olimpiade Tokyo 2020 Tetap Digelar, Bach: Ini Bukan Sepak Bola )
"Pertandingan Olimpiade tidak dapat digerakkan seperti pertandingan sepak bola Sabtu depan," katanya kepada penyiar SWR Jerman seperti dikutip Reuters, Minggu (22/3).
"Ini adalah tugas yang rumit dan Anda hanya dapat bertindak secara bertanggung jawab ketika Anda memiliki dasar pengambilan keputusan yang jelas. Pembatalan olimpiade akan menjadi solusi yang paling tidak adil. Pembatalan akan menghancurkan impian olimpiade bagi 11.000 atlet dari 206 komite olimpiade," kata Bach.
Namun Kroasia dan Serbia tidak merasa terwakili dengan pendapat Bach tersebut. "Jepang memang telah menginvestasikan banyak sumber daya ke dalam olimpiade dan mereka bersikeras harus dilanjutkan. Tapi itu bertentangan dengan akal sehat dan kami tidak dapat mendukungnya karena kehidupan manusia yang diutamakan," kata ketua Komite Olimpiade Serbia Vanja Udovicic.
Hal yang sama disampaikan Ketua Olimpiade Kroasia Zlatko Matesa. "Tidak mungkin melanjutkan olimpiade dalam kondisi saat ini. Tidak ada yang ingin olimpiade ditunda tetapi saya pikir kami dekat dengan skenario seperti itu karena tampaknya menjadi satu-satunya pilihan. Olahraga telah berhenti di seluruh Eropa dan tidak ada yang tahu kapan itu akan dilanjutkan," kata Matesa.
"Olahraga bukan masalah sekarang karena persaingan menjadi tidak mungkin. Saya percaya tidak mungkin bagi olimpiade untuk berjalan sesuai jadwal dan menurut saya mereka harus dan akan ditunda selama beberapa bulan. Ini bukan penundaan dramatis."
Bisa dimaklumi desakan penundaan olimpiade ini. Sebab, banyak atlet di belahan dunia tak bisa berlatih karena beberapa fasilitas latihan ditutup. Selain itu, tak sedikit ajang kualifikasi yang ditunda atau dibatalkan.
(bbk)