Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda, Asa Atlet Terjaga untuk Berlaga
A
A
A
TOKYO - Penundaan Olimpiade 2020 Tokyo disambut hangat para atlet di seluruh dunia. Alasannya, penangguhan pesta olahraga terbesar sejagat tersebut hingga musim panas 2021 mendatang memberikan kesempatan atlet untuk mempersiapkan diri lebih baik.
Olimpiade 2020 terpaksa ditunda lantaran wabah virus corona tidak kunjung mereda, khususnya di Jepang. Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Pemerintah Jepang mengumumkan Olimpiade akan berlangsung pada musim panas 2021.
Kondisi ini tentu membuat para atlet untuk sementara bisa bersantai dan menghentikan latihan agar lebih mewaspadai virus corona. Tidak hanya itu, penangguhan Olimpiade setidaknya 16 bulan ke depan membuat atlet mengaku senang, termasuk perenang asal Italia Federica Pellegrini.
Dia mengaku selama ini tidak memiliki waktu yang cukup untuk latihan mengingat negaranya sedang diisolasi menyusul pandemi virus corona yang sangat parah di Negeri Piza tersebut.
Namun, Pellegrini, yang akan menginjak usia 32 tahun pada 2021, tetap berharap bisa tampil di Olimpiade kelimanya di Tokyo nanti. Pemegang rekor dunia nomor 200 meter gaya bebas putri ini akan berusaha menjaga kebugarannya dan mempersiapkan diri lebih baik, meski tempat tinggalnya menjadi salah satu daerah paling terpukul di Italia utara dalam hal jumlah kasus virus corona.
“Saya akan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Sekarang ini hanya tentang memprogram ulang semuanya, seperti yang akan kami lakukan tahun ini. Mari berharap tubuh saya dapat bertahan selama satu tahun lagi,” kata Pellegrini, dilansir 971theticket.
Begitu juga dengan pengoleksi lima medali emas Olimpiade Katie Ledecky. Perenang asal Amerika Serikat (AS) yang menjadi salah satu favorit di Olimpiade Tokyo itu mengatakan penundaan ini sangat berarti bagi atlet di seluruh dunia. Ini memberikan kesempatan mereka lebih fokus meningkatkan kesehatan menghadapi wabah corona.
“Ketika berdiri bersama untuk menghadapi tantangan hari ini, kita dapat bermimpi tentang Olimpiade di negara yang indah. Sekarang waktunya mendukung semua yang bekerja untuk menyembuhkan orang sakit dan menjaga kita semua tetap sehat,” tulis Ledecky, di akun Twitter-nya.
Penundaan Olimpiade membuat tekanan para atlet sedikit berkurang karena minimnya fasilitas yang ditutup karena pandemi. Padahal, perwakilan atlet sudah memperingatkan bahwa Olimpiade 2020 memiliki prospek yang sangat berbahaya dari segi kesehatan dan kenyamanan. Pasalnya, mereka tidak memiliki waktu untuk menjalani latihan.
“Bagi kami sebagai atlet, ketidakpastian akhirnya berakhir. Dalam beberapa pekan terakhir pelatihan normal tidak mungkin dan itu adalah situasi yang sangat menegangkan. Sekarang kita akhirnya bisa berkonsentrasi untuk melewati krisis ini dan melakukan keadilan untuk tanggung jawab sosial kita,” kata atlet triatlon Jerman Lena Meissner.
Sampai saat ini baru 57% atlet yang sudah mendapatkan tempat atau lolos kualifikasi untuk Olimpiade sebelum korona mulai memengaruhi olahraga di seluruh dunia. Federasi angkat besi AS yang menyerukan IOC untuk menjamin tempat bagi atlet yang sudah memenuhi syarat.
“Untuk atlet peringkat kami, ini adalah satu-satunya penyebab stres terbesar. Ketakutan mereka mungkin harus berjuang lagi untuk apa yang telah mereka dapatkan,” kata CEO Angkat Besi AS Phil Andrews. (Raikhul Amar)
Olimpiade 2020 terpaksa ditunda lantaran wabah virus corona tidak kunjung mereda, khususnya di Jepang. Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Pemerintah Jepang mengumumkan Olimpiade akan berlangsung pada musim panas 2021.
Kondisi ini tentu membuat para atlet untuk sementara bisa bersantai dan menghentikan latihan agar lebih mewaspadai virus corona. Tidak hanya itu, penangguhan Olimpiade setidaknya 16 bulan ke depan membuat atlet mengaku senang, termasuk perenang asal Italia Federica Pellegrini.
Dia mengaku selama ini tidak memiliki waktu yang cukup untuk latihan mengingat negaranya sedang diisolasi menyusul pandemi virus corona yang sangat parah di Negeri Piza tersebut.
Namun, Pellegrini, yang akan menginjak usia 32 tahun pada 2021, tetap berharap bisa tampil di Olimpiade kelimanya di Tokyo nanti. Pemegang rekor dunia nomor 200 meter gaya bebas putri ini akan berusaha menjaga kebugarannya dan mempersiapkan diri lebih baik, meski tempat tinggalnya menjadi salah satu daerah paling terpukul di Italia utara dalam hal jumlah kasus virus corona.
“Saya akan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Sekarang ini hanya tentang memprogram ulang semuanya, seperti yang akan kami lakukan tahun ini. Mari berharap tubuh saya dapat bertahan selama satu tahun lagi,” kata Pellegrini, dilansir 971theticket.
Begitu juga dengan pengoleksi lima medali emas Olimpiade Katie Ledecky. Perenang asal Amerika Serikat (AS) yang menjadi salah satu favorit di Olimpiade Tokyo itu mengatakan penundaan ini sangat berarti bagi atlet di seluruh dunia. Ini memberikan kesempatan mereka lebih fokus meningkatkan kesehatan menghadapi wabah corona.
“Ketika berdiri bersama untuk menghadapi tantangan hari ini, kita dapat bermimpi tentang Olimpiade di negara yang indah. Sekarang waktunya mendukung semua yang bekerja untuk menyembuhkan orang sakit dan menjaga kita semua tetap sehat,” tulis Ledecky, di akun Twitter-nya.
Penundaan Olimpiade membuat tekanan para atlet sedikit berkurang karena minimnya fasilitas yang ditutup karena pandemi. Padahal, perwakilan atlet sudah memperingatkan bahwa Olimpiade 2020 memiliki prospek yang sangat berbahaya dari segi kesehatan dan kenyamanan. Pasalnya, mereka tidak memiliki waktu untuk menjalani latihan.
“Bagi kami sebagai atlet, ketidakpastian akhirnya berakhir. Dalam beberapa pekan terakhir pelatihan normal tidak mungkin dan itu adalah situasi yang sangat menegangkan. Sekarang kita akhirnya bisa berkonsentrasi untuk melewati krisis ini dan melakukan keadilan untuk tanggung jawab sosial kita,” kata atlet triatlon Jerman Lena Meissner.
Sampai saat ini baru 57% atlet yang sudah mendapatkan tempat atau lolos kualifikasi untuk Olimpiade sebelum korona mulai memengaruhi olahraga di seluruh dunia. Federasi angkat besi AS yang menyerukan IOC untuk menjamin tempat bagi atlet yang sudah memenuhi syarat.
“Untuk atlet peringkat kami, ini adalah satu-satunya penyebab stres terbesar. Ketakutan mereka mungkin harus berjuang lagi untuk apa yang telah mereka dapatkan,” kata CEO Angkat Besi AS Phil Andrews. (Raikhul Amar)
(ysw)