Kisah Clemente Russo, Polisi Italia Penghancur Wilder dan Usyk
A
A
A
Clemente Russo. Nama petinju yang juga seorang polisi di Italia, tercatat sebagai orang yang pernah menghancurkan asa Deontay Wilder dan Oleksandr Usyk di ring tinju. Cerita itu terjadi saat Russo menjadi kekuatan menakutkan di ring amatir. Padahal, Russo dikenal tidak memiliki pukulan mematikan.
Saat ini, nama Russo tenggelam. Sebaliknya, Wilder dan Usyk menjelema menjadi raksasa Kelas Berat yang menakutkan. Nama Russo kembali diungkit publik tinju pro di Inggris. "Bagaimana orang ini mendapatkan kemenangan?."
Russo yang berusia 37 tahun, tidak pernah menjadi petinju profesional tetapi memenangkan dua medali perak Olimpiade, medali emas kejuaraan dunia tinju amatir AIBA edisi 2007 dan 2013 serta turnamen tinju Series dunia pada 2012.
Sosok Russo tetap menjadi teka-teki karena kemampuannya tidak hebat secara teknis dan tidak terlalu teruji. Tetapi Russo adalah seorang Olympian yang sukses?
Menelusuri jejak Russo, dia berkompetisi di empat Olimpiade (dan masih punya waktu untuk membuatnya lima), memenangkan dua medali perak. Pada 2004, Russo kalah dari Andre Ward, juara pound-for-pound hebat masa depan.
Beijing 2008 adalah puncak karirnya - ia mengungguli Deontay Wilder dari Amerika Serikat dan Oleksandr Usyk asal Ukraina di Kelas Berat Super (setara dengan Kelas Penjelajah di pertandingan pro) tetapi kalah di final melawan Rakhim Chakhkiev dari Rusia. Wilder kebagian perunggu.
Kekalahan itu membuat Wilder terpukul. "Hati saya hancur di Olimpiade. Anda dapat berlatih selama empat tahun, tetapi ketika Anda mendapatkan momen besar, nasib Anda tidak terletak di tangan Anda,"kata Wilder kepada Sky Sports.
Pada 2012 ,Usyk membalas dendam dan mengalahkan Russo di pertandingan perebutan medali emas. Usyk juga mengalahkan Artur Beterbiev, pesaing Kelas Berat lainnya. Di Olimpiade Rio 2016, Russo kalah di perempat final kepada Evgeny Tishchenko dari Rusia. "Apa yang dia kuasai? Kamu tidak bisa meletakkan jarimu pada apa pun ..."
Russo mengalahkan Danny Price dari Inggris pada tahun 2007 di Chicago pada putaran pertama kejuaraan amatir dunia, yang akhirnya dimenangkannya. "Secara teknis dia tidak pernah hebat atau bagus untuk ditonton, dia hanya efektif pada apa yang dia lakukan," kata Price kepada Sky Sports.
"Dia sulit dipukul. Dia jauh lebih kecil yang sulit dan dia tubuhnya lebih rendah sehingga Anda selalu menekan. Tapi dia punya refleks cepat, memukul dengan hook kuat.’’
"Dia tidak memukul dengan keras. Dia hanya canggung dan melepaskan pukulan dari sudut yang berbeda. Di amatir, semua orang sama-sama berpendidikan bagus tapi dia tidak, dia tidak ortodoks. Kamu tidak akan pernah bisa mendapatkan ritme melawannya karena dia akan selalu mengacaukan pertarungan. Itu sulit.’’
Jadi, apakah Price terkejut melihat saingan lamanya, Russo, terus mengungguli Wilder dan Usyk? "Tidak juga - Wilder tidak pernah menjadi petinju yang baik, dia hanya beruntung. Usyk adalah petinju yang jauh lebih baik tetapi jika Anda tidak dapat mengenai sesuatu, itu sulit.’’
"Aku bisa mengerti mengapa Russo mengalahkan Wilder. Russo akan mengalahkannya 10 kali dari 10 sebagai seorang amatir."
Apakah Russo akan menjadi pro petinju yang sukses?
"Dia sudah sejauh ini belum ketahuan," kata Price. "Karena dia tidak memukul terlalu keras. Tapi itu tidak adil untuk mengatakan karena banyak amatir yang baik tidak menjadikannya sebagai pro. Mereka adalah permainan yang sama sekali berbeda sehingga tergantung bagaimana dia akan beradaptasi. Russo memiliki sejarah Olimpiade."
Apa yang akan terjadi di masa depan untuk Russo?
Dia masih berusaha untuk lolos ke Olimpiade kelimanya, yang telah dijadwalkan ulang untuk 2021. Tapi, bulan lalu di London, ia gagal menunjukkan kemampuannya saat melawan Frazer Clarke dari Inggris dengan alasan "pencernaan yang buruk". Russo diperkirakan memiliki satu kesempatan lagi untuk lolos ke Olimpiade Tokyo di mana ia akan berusia 39 tahun.
Saat ini, nama Russo tenggelam. Sebaliknya, Wilder dan Usyk menjelema menjadi raksasa Kelas Berat yang menakutkan. Nama Russo kembali diungkit publik tinju pro di Inggris. "Bagaimana orang ini mendapatkan kemenangan?."
Russo yang berusia 37 tahun, tidak pernah menjadi petinju profesional tetapi memenangkan dua medali perak Olimpiade, medali emas kejuaraan dunia tinju amatir AIBA edisi 2007 dan 2013 serta turnamen tinju Series dunia pada 2012.
Sosok Russo tetap menjadi teka-teki karena kemampuannya tidak hebat secara teknis dan tidak terlalu teruji. Tetapi Russo adalah seorang Olympian yang sukses?
Menelusuri jejak Russo, dia berkompetisi di empat Olimpiade (dan masih punya waktu untuk membuatnya lima), memenangkan dua medali perak. Pada 2004, Russo kalah dari Andre Ward, juara pound-for-pound hebat masa depan.
Beijing 2008 adalah puncak karirnya - ia mengungguli Deontay Wilder dari Amerika Serikat dan Oleksandr Usyk asal Ukraina di Kelas Berat Super (setara dengan Kelas Penjelajah di pertandingan pro) tetapi kalah di final melawan Rakhim Chakhkiev dari Rusia. Wilder kebagian perunggu.
Kekalahan itu membuat Wilder terpukul. "Hati saya hancur di Olimpiade. Anda dapat berlatih selama empat tahun, tetapi ketika Anda mendapatkan momen besar, nasib Anda tidak terletak di tangan Anda,"kata Wilder kepada Sky Sports.
Pada 2012 ,Usyk membalas dendam dan mengalahkan Russo di pertandingan perebutan medali emas. Usyk juga mengalahkan Artur Beterbiev, pesaing Kelas Berat lainnya. Di Olimpiade Rio 2016, Russo kalah di perempat final kepada Evgeny Tishchenko dari Rusia. "Apa yang dia kuasai? Kamu tidak bisa meletakkan jarimu pada apa pun ..."
Russo mengalahkan Danny Price dari Inggris pada tahun 2007 di Chicago pada putaran pertama kejuaraan amatir dunia, yang akhirnya dimenangkannya. "Secara teknis dia tidak pernah hebat atau bagus untuk ditonton, dia hanya efektif pada apa yang dia lakukan," kata Price kepada Sky Sports.
"Dia sulit dipukul. Dia jauh lebih kecil yang sulit dan dia tubuhnya lebih rendah sehingga Anda selalu menekan. Tapi dia punya refleks cepat, memukul dengan hook kuat.’’
"Dia tidak memukul dengan keras. Dia hanya canggung dan melepaskan pukulan dari sudut yang berbeda. Di amatir, semua orang sama-sama berpendidikan bagus tapi dia tidak, dia tidak ortodoks. Kamu tidak akan pernah bisa mendapatkan ritme melawannya karena dia akan selalu mengacaukan pertarungan. Itu sulit.’’
Jadi, apakah Price terkejut melihat saingan lamanya, Russo, terus mengungguli Wilder dan Usyk? "Tidak juga - Wilder tidak pernah menjadi petinju yang baik, dia hanya beruntung. Usyk adalah petinju yang jauh lebih baik tetapi jika Anda tidak dapat mengenai sesuatu, itu sulit.’’
"Aku bisa mengerti mengapa Russo mengalahkan Wilder. Russo akan mengalahkannya 10 kali dari 10 sebagai seorang amatir."
Apakah Russo akan menjadi pro petinju yang sukses?
"Dia sudah sejauh ini belum ketahuan," kata Price. "Karena dia tidak memukul terlalu keras. Tapi itu tidak adil untuk mengatakan karena banyak amatir yang baik tidak menjadikannya sebagai pro. Mereka adalah permainan yang sama sekali berbeda sehingga tergantung bagaimana dia akan beradaptasi. Russo memiliki sejarah Olimpiade."
Apa yang akan terjadi di masa depan untuk Russo?
Dia masih berusaha untuk lolos ke Olimpiade kelimanya, yang telah dijadwalkan ulang untuk 2021. Tapi, bulan lalu di London, ia gagal menunjukkan kemampuannya saat melawan Frazer Clarke dari Inggris dengan alasan "pencernaan yang buruk". Russo diperkirakan memiliki satu kesempatan lagi untuk lolos ke Olimpiade Tokyo di mana ia akan berusia 39 tahun.
(aww)