Demi gaji, pemain Persis berat hati terima terminasi

Jum'at, 31 Agustus 2012 - 05:24 WIB
Demi gaji, pemain Persis berat hati terima terminasi
Demi gaji, pemain Persis berat hati terima terminasi
A A A
Sindonews.com - Sejumlah pemain Persis Solo versi LPIS terpaksa menerima opsi terminasi yang ditawarkan konsorsium PT Mitra Bola Indonesia (MBI). Jika pemain sepakat menerima terminasi atau penghentian kontrak sebelum kontrak berakhir, mereka akan menerima dua bulan gaji untuk April dan Mei.

Pembayaran dua bulan gaji tersebut sekaligus sebagai tanda penghentian kontrak antara pemain dengan konsorsium, meski dalam draft kontrak seharusnya berakhir September mendatang. Salah satu pemain yang terpaksa menerima opsi tersebut adalah Ferry Anto.

Striker kelahiran Sukoharjo 12 Februari 1985 itu mengaku sudah lelah menunggu pembayaran gaji yang tak kunjung diberikan. "Saya dan mungkin pemain lainnya sudah lelah soal keterlambatan gaji. Saya akhirnya menerima opsi tersebut meski dengan berat hati," katanya.

Selain sudah lelah menunggu, pemain bernomor punggung 17 ini mengungkapkan sangat membutuhkan uang untuk menopang kebutuhan hidup keluarganya. Dia juga mengungapkan, dengan keputusannya yang diambilnya itu, bisa dijadikan pelajaran berharga khususnya untuk dirinya sendiri. "Keputusan sudah saya ambil. Saya harus belajar ikhlas," imbuhnya.

Skuad Persis Solo selama mengarungi kompetisi Divisi Utama LPIS yang berakhir Juni, baru digaji secara penuh sampai Maret. Mereka yang sudah menerima opsi terminasi itu, akan mendapatkan gajinya selama dua bulan yakni April dan Mei.

Otomatis gaji yang masih tertunggak terhitung sejak Juni sampai berakhirnya kontrak berakhir September-Oktober harus rela tidak dibayarkan gajinya. Sebenarnya, CEO PT Solo Indo Mandiri Profesional (SIMP) Persis Solo Kesit B. Handoyo memberikan dua pilihan terhadap kebijakan terminasi tersebut.

Pemain boleh menerima atau menolak. Pemain yang menerima terminasi langsung bisa diurus proses pembayaran gajinya. "Bagi pemain yang setuju terminasi, langsung kita urus pembayarannya (gaji)," kata Kesit.

Lantas bagaimana dengan pemain yang menolak. Kesit menegaskan, tetap menjembataninya yakni dengan menyampaikan keluhan pemain kepada konsorsium beserta alasannya. "Kita akan sampaikan keluhan pemain yang menolak, dan kita tunggu jawaban dari konsorsium. Namun yang jelas keputusan tetap berada di konsorsium karena yang tahu persis kondisi keuangan saat ini," ungkapnya.

Opsi terminasi dari konsorsium mendapat komentar beragam dari para suporter Persis yang tergabung dalam Pasoepati. Namun, sebagian besar kalangan Pasoepati menyebut konsorsium tidak profesional dalam menopang finansial tim sepak bola yang berada di bawah naungannya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7317 seconds (0.1#10.140)