BLI dan Persis tutup mata nasib Mendieta

Selasa, 04 Desember 2012 - 23:28 WIB
BLI dan Persis tutup mata nasib Mendieta
BLI dan Persis tutup mata nasib Mendieta
A A A
Sindonews.com - Meninggalnya mantan pemain Persis Solo versi PT Liga Indonesia, Diego Mendieta, direspons para koleganya. Bagi pemain Persiku Kudus, Alejandro Tobar, meninggalnya Diego Mendieta merupakan sebuah kehilangan yang besar.

Dia mengaku sangat sedih karena kepergian Diego masih menyisakan sejumlah permasalahan yang belum terselesaikan. Salah satunya adalah belum dilunasinya tunggakan gaji Diego Mendieta selama empat bulan oleh klub.

Menurut Tobar, Mendieta seolah sendirian ketika harus berjuang melawan penyakit yang dideritanya. PT Badan Liga Indonesia (BLI) selaku penyelenggara kompetisi maupun klub Persis Solo seakan menutup mata dengan sakit yang diderita rekan senegaranya itu. Bahkan, dikatakan Tobar, Diego itu masih menanggung utang hingga sekitar Rp160 juta untuk menutup biaya perawatannya.

Pada awal November lalu, Diego sempat dirawat di RSI Yarsis Solo. Saat itu Diego didiagnosis menderita Tifus dan dirawat hingga sepekan. "Diego saat itu minta pindah karena biaya pengobatan di sana sangat mahal dan dia tidak kuat membayarnya," ungkap Tobar.

Tak sampai sepekan pulang dari rumah sakit, Diego kembali dirawat di rumah sakit RS PKU Muhammadiyah Solo selama sepekan sebelum dirujuk ke RSUD Dr Moewardi. Dirinya pun berusaha memohon bantuan ke PT BLI dan dari pihak PT BLI sudah menyatakan akan membantu. "Tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya. Sekarang Diego sudah tidak ada,” ungkapnya.

Dirinya menyayangkan lambannya penanganan dari PT BLI dalam memberikan perhatian kepada sahabatnya yang sedang sakit di Solo. "Sekarang Mendieta sudah tidak ada, mereka baru ingat. Saat dia masih ada dan sakit, mereka (PT BLI) ke mana?" tegasnya. Kini, yang terpenting baginya, jenazah Mendieta segera bisa dipulangkan ke Paraguay.

Tapi untuk memulangkan jenazah sahabatnya itu, ternyata bukan perkara mudah. Proses pemulangan jenazah Mendieta saat ini terkendala masalah administrasi kenegaraan. "Kedutaan Paraguay di Indonesia baru setahun ada. Hanya ada dua petugas, satu sedang di Paraguay, yang satu lagi di Jakarta sendirian. Jadi tidak bisa ke sini," katanya.

Sementara Puji Widodo, rekan tandemnya di Persis, mengaku sempat menjenguk rekannya tersebut sebelum meninggal. "Dia bilang, dia ingin cepat sembuh dan main berduet lagi dengan saya," akunya. Dia menilai, sosok Mendieta merupakan seorang pribadi yang baik dan bisa diajak kerjasama baik di dalam maupun di luar lapangan.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4951 seconds (0.1#10.140)