Sama-sama takut klaim menang
A
A
A
Sindonews.com - Pertempuran Arema Cronous dengan Sriwijaya FC (SFC) pada pekan kesembilan Indonesia Super League di Stadion Kanjuruhan, Malang, menjadi laga ketiga bagi kedua tim. Kendati pada dua pertandingan sebelumnya, baik Laskar Wong Kito maupun Singo Edan-julukan Arema, belum menemukan skema ideal.
Namun, secara head to head masing-masing nakhoda telah mengenal gaya permainan lawannya.Saat pertemuan pertama pada laga uji coba di Stadion Kanjuruhan, Rahmad Darmawan berhasil menundukkan pasukan Kas Hartadi dengan skor tipis 1-0.
Gol yang dihasilkan Arema tersebut juga dari titik putih atau penalti, bukan dari skema play on. Kas Hartadi tadipun berhasil membalas kekalahan uji coba tersebut, pada semifinal ajang Inter Island Cup 2012 lalu. Walaupun kemenangan itu harus didapat SFC lewat adu penalti.
Ini menggambarkan, bahwa tim bertabur bintang dalam tubuh Arema masih sulit untuk mengalahkan tim juara bertahan SFC. Kendati materi pemain yang dimiliki Laskar Wong Kito jauh berbeda dengan saat mereka menjadi juara.
Pelatih kepala SFC Kas Hartadi, menyadari kalau untuk menghadapi tim seperti Arema, dirinya harus lebih jeli dan tenang untuk menurunkan siapa-siapa pemain, yang pantas di pasang saat kickoff dimulai.
''Kami pernah dua kali bertemu sebelum kompetisi. Tapi itu bukan jaminan bagi SFC atau Arema untuk memenangkan pertandingan. Khusus untuk SFC, saya mungkin tidak akan terburu-buru memutuskan siapa pemain yang akan diturunkan,” ujarnya.
Mantan asisten Ivan Venkov Kolev itu menuturkan, kekuatan Arema lebih terlihat pada sektor tengah dan depan. Karena, Rahmad Darmawan memiliki Egi Melgiansyah di tengah, yang selalu rajin mengalirkan bola pada Keith Kayamba Gumbs, Alberto Goncalves, Christian Gonzales, atau Greg Nwokolo.
''Tidak ada perubahan besar pada permainan mereka (Arema), mungkin hanya Thierry Gatuessy yang di geser ke wingback kiri. Hanya saja, saya harus mempressing ketat lini tengah mereka. Tapi kami harus melakukan itu dengan tenang dan disiplin selama 90 menit,” sambungnya.
Uniknya, apa yang ingin diterapkan Kas Hartadi ke Arema, sama dengan apa yang harus dilakukan Rahmad Darmawan kepada SFC. Menurut RD-panggilan Rahmad Darmawan, SFC memiliki banyak pilihan untuk menempatkan pemain di sektor tengah dan depan.
''Saya hanya melihat bagaimana produktivitas gol yang sudah dihasilkan SFC dan mereka mampu mencetak 14 gol dari tujuh pertandingan. Artinya, kerja pemain depan dan tengah mereka efektif,” ungkap RD saat dihubungi SINDO.
RD juga yang pernah memberikan double winner untuk Laskar Wong Kito pada musim 2007 lalu menuturkan, meskipun SFC sudah ditinggal pemain-pemain bintang mereka, tapi SFC tetap sebagai tim yang bermental juara.
''Mereka (SFC) selalu tampil dengan banyak kejutan-kejutan. Walau tanpa banyak pemain yang bersama di musim lalu, tapi pergerakan pemain di sektor tengah dan kedua wingback sangat berbahaya. Mahyadi, Taufik Kasrun, Fandy Mochtar dan di tengah ada Ponaryo, bisa menjadi ancaman bagi kami. Mereka juga memiliki Hilton, Boakay Eddy Foday, dan Fakhrudin, itu juga harus kami waspadai,” pungkasnya.
Namun, secara head to head masing-masing nakhoda telah mengenal gaya permainan lawannya.Saat pertemuan pertama pada laga uji coba di Stadion Kanjuruhan, Rahmad Darmawan berhasil menundukkan pasukan Kas Hartadi dengan skor tipis 1-0.
Gol yang dihasilkan Arema tersebut juga dari titik putih atau penalti, bukan dari skema play on. Kas Hartadi tadipun berhasil membalas kekalahan uji coba tersebut, pada semifinal ajang Inter Island Cup 2012 lalu. Walaupun kemenangan itu harus didapat SFC lewat adu penalti.
Ini menggambarkan, bahwa tim bertabur bintang dalam tubuh Arema masih sulit untuk mengalahkan tim juara bertahan SFC. Kendati materi pemain yang dimiliki Laskar Wong Kito jauh berbeda dengan saat mereka menjadi juara.
Pelatih kepala SFC Kas Hartadi, menyadari kalau untuk menghadapi tim seperti Arema, dirinya harus lebih jeli dan tenang untuk menurunkan siapa-siapa pemain, yang pantas di pasang saat kickoff dimulai.
''Kami pernah dua kali bertemu sebelum kompetisi. Tapi itu bukan jaminan bagi SFC atau Arema untuk memenangkan pertandingan. Khusus untuk SFC, saya mungkin tidak akan terburu-buru memutuskan siapa pemain yang akan diturunkan,” ujarnya.
Mantan asisten Ivan Venkov Kolev itu menuturkan, kekuatan Arema lebih terlihat pada sektor tengah dan depan. Karena, Rahmad Darmawan memiliki Egi Melgiansyah di tengah, yang selalu rajin mengalirkan bola pada Keith Kayamba Gumbs, Alberto Goncalves, Christian Gonzales, atau Greg Nwokolo.
''Tidak ada perubahan besar pada permainan mereka (Arema), mungkin hanya Thierry Gatuessy yang di geser ke wingback kiri. Hanya saja, saya harus mempressing ketat lini tengah mereka. Tapi kami harus melakukan itu dengan tenang dan disiplin selama 90 menit,” sambungnya.
Uniknya, apa yang ingin diterapkan Kas Hartadi ke Arema, sama dengan apa yang harus dilakukan Rahmad Darmawan kepada SFC. Menurut RD-panggilan Rahmad Darmawan, SFC memiliki banyak pilihan untuk menempatkan pemain di sektor tengah dan depan.
''Saya hanya melihat bagaimana produktivitas gol yang sudah dihasilkan SFC dan mereka mampu mencetak 14 gol dari tujuh pertandingan. Artinya, kerja pemain depan dan tengah mereka efektif,” ungkap RD saat dihubungi SINDO.
RD juga yang pernah memberikan double winner untuk Laskar Wong Kito pada musim 2007 lalu menuturkan, meskipun SFC sudah ditinggal pemain-pemain bintang mereka, tapi SFC tetap sebagai tim yang bermental juara.
''Mereka (SFC) selalu tampil dengan banyak kejutan-kejutan. Walau tanpa banyak pemain yang bersama di musim lalu, tapi pergerakan pemain di sektor tengah dan kedua wingback sangat berbahaya. Mahyadi, Taufik Kasrun, Fandy Mochtar dan di tengah ada Ponaryo, bisa menjadi ancaman bagi kami. Mereka juga memiliki Hilton, Boakay Eddy Foday, dan Fakhrudin, itu juga harus kami waspadai,” pungkasnya.
(aww)