Kakak lebih perkasa dalam derby Bandung
A
A
A
Sindonews.com - Pelita Bandung Raya belum mampu menandingi kehebatan sang kakak Persib saat melakoni partai derby di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, petang tadi. Meski bertindak sebagai tuan rumah, The Boys Are Back menyerah dengan skor 1-3.
Tiga gol Maung Bandung masing-masing dilesakkan Herman Dzumafo, Sergio van Dijk, dan Abanda Herman. Sementara gol semata wayang Pelita Bandung Raya (PBR) diciptakan pemain belakang, Mijo Dadic.
Perbedaan kelas antara kedua kesebelasan sangat terlihat di pertandingan kemarin. Persib sebagai saudara tua tampil dominan sejak menit awal pertandingan. Bahkan, Maung Bandung sudah mengungguli PBR ketika laga baru berjalan empat menit.
Berawal dari pergerakan Supardi di sektor sayap kanan, pemain bernomor punggung 22 ini melepaskan umpan lambung tepan ke mulut gawang. Herman Dzumafo yang lepas dari kawalan para pemain belakang PBR langsung menyambut dengan sundulan. Arah bola yang tak terduga membuat kiper PBR Edi Kurnia mati langkah, gol pertama tercipta.
Kondisi menjadi semakin sulit bagi The Boys Are Back saat Maung Bandung menggandakan keunggulan. Berawal dari tendangan penjuru, sundulan Dzumafo kembali mengancam gawang PBR. Meski berhasil diblok Edi Kurnia, bola justru berubah liar dan menciptakan kemelut di area penalti. Di saat yang sama, positioning yang tepat membuat Sergio berhasil menjangkau bola dan menceploskannya ke jala PBR.
Meski permainan didominasi Maung Bandung, bukan berarti PBR tidak melakukan perlawanan. Beberapa tekanan yang dikomando Eka Ramdani berhasil mengancam gawang Persib yang dijaga I Made Wirawan. Umpan-umpan lambungnya ke kaki Gaston membuat para pemain belakang Persib harus jatuh bangun membendung tekanan.
Tidak puas dengan serangan yang diperagakan anak asuhnya, Pelatih PBR Daniel Darko Janackovic melakukan pergantian di sektor sayap kanan. Pada menit 37, gelandang Asep Ato keluar untuk diganti pemain muda lainnya, Rendi Saputra.
Hingga pertengahan babak pertama, performa Asep memang terus dikurung bek kiri Persib Tony Sucipto. Belum lagi posisi Sergio yang juga digeser lebih ke kiri, membuat Asep hampir selalu kalah duel dengan dua pemain bertitel Bintang tersebut.
Meski sokongan dari lini sayap terbilang minim, beberapa kali aksi striker Gaston Castano mampu mengancam gawang Persib. Kedua bek tengah Maung Bandung, Abanda Herman dan Naser al Sebai pun dengan setia mengapit pergerakan pemain asal Argentina ini. Bahkan di akhir babak kedua Naser harus mendapat kartu kuning karena mengganjal Gaston. Hingga turun minum, skor tetap 0-2 untuk keunggulan Persib.
Memasuki babak kedua, Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman tidak melakukan berombakan pada skuadnya. Sedangkan Eka Ramdani dkk memilih untuk mengubah skema permainan mereka ke umpan satu dua dengan tempo cepat. Langkah ini terbukti efektif, serangan ke lini pertahanan Persib lebih sering terjadi.
Namun kalah pengalaman membuat dominasi PBR tidak bertahan lama. Justru Atep dkk kembali memegang kendali. Maung Bandung sebenarnya mampu memperlebar jarak skor jika Sergio pada menit 54 disahkan wasit. Namun pemain naturalisasi itu dinyatakan dalam posisi offside saat menyundul umpan silang dari Kenji Adachihara.
Gol untuk PBR baru tercipta pada menit 61. Berawal dari tendangan sudut, bek Mijo Dadik tanpa pengawalan menerobos kotak penalti dan menyundul bola dengan keras hingga gagal diantisipasi Made Wirawan. Skor berubah 1-2. Namun kedudukan tersebut hanya bertahan delapan menit. Umpan dari tendangan bebas Atep berhasil dikonversi Abanda Herman menjadi gol melalui sundulannya.
Belum putus asa, PBR menambah amunisi di lini depan untuk meningkatkan serangan. Gelandang M Arsyad ditarik keluar untuk digantikan striker Iman Faturrahman. Sebaliknya, Persib memilih mempertahankan keunggulan mereka di dua puluh menit terakhir jalannya pertandingan.
Pelatih Djadjang Nurdjaman memperkuat lini tengah dengan mengeluarkan Dzumafo untuk digantikan Mbida Messi. Sesaat kemudian, gelandang bertahan Asri Akbar juga masuk mengganti pemain sayap M Ridwan.
Maung Bandung yang lebih konsen ke lini tengah dan pertahanan, membuat PBR leluasa melancarkan serangan. Bahkan sepuluh menit terakhir, Sergio dkk tampak memperlambat tempo pertandingan. Namun, sejumlah peluang yang diperoleh Eka Ramdani dkk gagal membuahkan gol. Pertandingan pun usai dengan skor 1-3 untuk kemenangan Persib.
Menanggapi hasil ini, Djadjang Nurjaman memberi apresiasi pada para pemain Persib yang telah berusaha maksimal.
''Saya ucapkan selamat kepada para pemain, ini memang hasil yang kami harapkan. Di mana pun, derby selalu mengandung gengsi. Dan semua pemain kami sudah melakukan yang terbaik di pertandingan ini hingga bisa menang, apalagi kemenangan ini berdekatan dengan ulang tahun Persib,” kata pelatih yang akrab disapa Djanur tersebut.
Sementara itu, Darko mengaku sudah memprediksi kekalahan timnya. Dia mengatakan, perbedaan komposisi pemain menjadi faktor utama hasil pertandingan ini.
''Kami didominasi pemain dengan usia belasan tahun, dan mereka sudah berusaha keras. Belum lagi persiapan tim yang hanya dua hari dengan satu kali latihan. Yang paling penting bagi saya, pertandingan ini sudah menjadi tontonan menarik bagi masyarakat sepakbola nasional. Dan menurut saya, derby Bandung bisa menjadi contoh derby di kota-kota lain,” ujarnya.
Tiga gol Maung Bandung masing-masing dilesakkan Herman Dzumafo, Sergio van Dijk, dan Abanda Herman. Sementara gol semata wayang Pelita Bandung Raya (PBR) diciptakan pemain belakang, Mijo Dadic.
Perbedaan kelas antara kedua kesebelasan sangat terlihat di pertandingan kemarin. Persib sebagai saudara tua tampil dominan sejak menit awal pertandingan. Bahkan, Maung Bandung sudah mengungguli PBR ketika laga baru berjalan empat menit.
Berawal dari pergerakan Supardi di sektor sayap kanan, pemain bernomor punggung 22 ini melepaskan umpan lambung tepan ke mulut gawang. Herman Dzumafo yang lepas dari kawalan para pemain belakang PBR langsung menyambut dengan sundulan. Arah bola yang tak terduga membuat kiper PBR Edi Kurnia mati langkah, gol pertama tercipta.
Kondisi menjadi semakin sulit bagi The Boys Are Back saat Maung Bandung menggandakan keunggulan. Berawal dari tendangan penjuru, sundulan Dzumafo kembali mengancam gawang PBR. Meski berhasil diblok Edi Kurnia, bola justru berubah liar dan menciptakan kemelut di area penalti. Di saat yang sama, positioning yang tepat membuat Sergio berhasil menjangkau bola dan menceploskannya ke jala PBR.
Meski permainan didominasi Maung Bandung, bukan berarti PBR tidak melakukan perlawanan. Beberapa tekanan yang dikomando Eka Ramdani berhasil mengancam gawang Persib yang dijaga I Made Wirawan. Umpan-umpan lambungnya ke kaki Gaston membuat para pemain belakang Persib harus jatuh bangun membendung tekanan.
Tidak puas dengan serangan yang diperagakan anak asuhnya, Pelatih PBR Daniel Darko Janackovic melakukan pergantian di sektor sayap kanan. Pada menit 37, gelandang Asep Ato keluar untuk diganti pemain muda lainnya, Rendi Saputra.
Hingga pertengahan babak pertama, performa Asep memang terus dikurung bek kiri Persib Tony Sucipto. Belum lagi posisi Sergio yang juga digeser lebih ke kiri, membuat Asep hampir selalu kalah duel dengan dua pemain bertitel Bintang tersebut.
Meski sokongan dari lini sayap terbilang minim, beberapa kali aksi striker Gaston Castano mampu mengancam gawang Persib. Kedua bek tengah Maung Bandung, Abanda Herman dan Naser al Sebai pun dengan setia mengapit pergerakan pemain asal Argentina ini. Bahkan di akhir babak kedua Naser harus mendapat kartu kuning karena mengganjal Gaston. Hingga turun minum, skor tetap 0-2 untuk keunggulan Persib.
Memasuki babak kedua, Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman tidak melakukan berombakan pada skuadnya. Sedangkan Eka Ramdani dkk memilih untuk mengubah skema permainan mereka ke umpan satu dua dengan tempo cepat. Langkah ini terbukti efektif, serangan ke lini pertahanan Persib lebih sering terjadi.
Namun kalah pengalaman membuat dominasi PBR tidak bertahan lama. Justru Atep dkk kembali memegang kendali. Maung Bandung sebenarnya mampu memperlebar jarak skor jika Sergio pada menit 54 disahkan wasit. Namun pemain naturalisasi itu dinyatakan dalam posisi offside saat menyundul umpan silang dari Kenji Adachihara.
Gol untuk PBR baru tercipta pada menit 61. Berawal dari tendangan sudut, bek Mijo Dadik tanpa pengawalan menerobos kotak penalti dan menyundul bola dengan keras hingga gagal diantisipasi Made Wirawan. Skor berubah 1-2. Namun kedudukan tersebut hanya bertahan delapan menit. Umpan dari tendangan bebas Atep berhasil dikonversi Abanda Herman menjadi gol melalui sundulannya.
Belum putus asa, PBR menambah amunisi di lini depan untuk meningkatkan serangan. Gelandang M Arsyad ditarik keluar untuk digantikan striker Iman Faturrahman. Sebaliknya, Persib memilih mempertahankan keunggulan mereka di dua puluh menit terakhir jalannya pertandingan.
Pelatih Djadjang Nurdjaman memperkuat lini tengah dengan mengeluarkan Dzumafo untuk digantikan Mbida Messi. Sesaat kemudian, gelandang bertahan Asri Akbar juga masuk mengganti pemain sayap M Ridwan.
Maung Bandung yang lebih konsen ke lini tengah dan pertahanan, membuat PBR leluasa melancarkan serangan. Bahkan sepuluh menit terakhir, Sergio dkk tampak memperlambat tempo pertandingan. Namun, sejumlah peluang yang diperoleh Eka Ramdani dkk gagal membuahkan gol. Pertandingan pun usai dengan skor 1-3 untuk kemenangan Persib.
Menanggapi hasil ini, Djadjang Nurjaman memberi apresiasi pada para pemain Persib yang telah berusaha maksimal.
''Saya ucapkan selamat kepada para pemain, ini memang hasil yang kami harapkan. Di mana pun, derby selalu mengandung gengsi. Dan semua pemain kami sudah melakukan yang terbaik di pertandingan ini hingga bisa menang, apalagi kemenangan ini berdekatan dengan ulang tahun Persib,” kata pelatih yang akrab disapa Djanur tersebut.
Sementara itu, Darko mengaku sudah memprediksi kekalahan timnya. Dia mengatakan, perbedaan komposisi pemain menjadi faktor utama hasil pertandingan ini.
''Kami didominasi pemain dengan usia belasan tahun, dan mereka sudah berusaha keras. Belum lagi persiapan tim yang hanya dua hari dengan satu kali latihan. Yang paling penting bagi saya, pertandingan ini sudah menjadi tontonan menarik bagi masyarakat sepakbola nasional. Dan menurut saya, derby Bandung bisa menjadi contoh derby di kota-kota lain,” ujarnya.
(aww)