Bertetangga, nasib dua Joko sama
A
A
A
Sindonews.com - Dua klub bertetangga, Persela Lamongan dan Persegres Gresik, terbilang kompak musim ini. Di sejumlah aspek, keduanya menapaki perjalanan di Indonesian Super League (ISL) dengan nyaris sama.
Kesamaan pertama tentu saja julukan klub yang ada unsur ’Joko’, yakni Joko Tingkir dan Joko Samudro. Target dua Joko ini sama persis di kompetisi ISL 2013. Baik Persela maupun Persegres musim ini sama-sama menginginkan posisi bergengsi di klasemen akhir nanti. Kebetulan, proses menuju misi tersebut dipenuhi bebatuan tajam. Persela dan Persegres sama-sama goyah di pekan-pekan awal ISL.
Klimaks dari episode buruk juga serupa, yakni pemecatan pelatih. Gomes de Oliviera dilepas Persela dan Suharno didepak Persegres pada pekan yang sama. Kini, klub yang berdampingan dari sisi geografis tersebut juga berada di papan tengah dan hanya selisih satu angka.
Kesamaan nasib Persela-Persegres semakin kental karena keduanya masih percaya ditangani caretaker atau pelatih sementara. Cukup? Masih ada lagi. Baik Persela dan Persegres sama-sama belum berencana menghadirkan pelatih anyar.
Persela mungkin lebih beruntung karena pelatih caretaker Didik Ludiyanto sudah memberikan dua kemenangan dan satu kekalahan. Sangat beralasan jika manajemen masih percaya pada asisten pelatih ini walau secara lisensi kepelatihan sebenarnya belum memenuhi syarat.
''Kami belum berpikir mengganti pelatih dalam waktu dekat. Sementara ini Didik masih kami anggap mampu mengangkat moral dan menjaga konsistensi tim. Tapi dia tidak bisa selamanya menjadi pelatih karena lisensinya belum memenuhi syarat ISL,” jelas Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi.
Dia juga belum bisa menjawab pasti kapan manajemen bakal mencari pelatih baru untuk menggantikan Gomes de Oliviera. Baginya, jika melihat progres Laskar Joko Tingkir setelah ditinggal Gomes, kebutuhan terhadap pelatih baru belum mencapai level krusial.
Didik sudah mempersembahkan kemenangan atas Mitra Kukar dan Persija Jakarta, walau terpeleset di kandang PSPS Pekanbaru. Catatan Didik itu sebenarnya jauh lebih baik dibandingkan duet caretaker Khusaeri dan Suwandi HS di Gresik United.
Dari tiga pertandingan sejak ditinggal Suharno, Khusaeri-Suwandi HS hanya mendapatkan satu angka. Setelah dihajar Sriwijaya FC dan Arema Cronous, Laskar Joko Samudro mulai bangkit dengan mendapatkan hasil imbang alias satu angka di kandang Persita Tangerang.
Situasi di Persegres sebenarnya lebih darurat untuk mencari pelatih anyar. Namun, manajemen ternyata sangat santai dan masih percaya penuh kepada Khusaeri-Suwandi HS. Tak seperti Persela yang sepi rumor pelatih anyar, tim kuning sebenarnya sudah sempat dihubung-hubungkan dengan sejumlah nama.
Peter Butler dan Nil Maizar sempat muncul ke permukaan sebagai kandidat arsitek Persegres. ''Kami belum melakukan kesepakatan apa pun dengan pelatih baru. Sementara kami maksimalkan Khusaeri dan Suwandi HS. Kami masih yakin tim bisa bangkit,” jelas Manajer Persegres Thoriq Majiddanor.
Tantangan yang dihadapi Persegres terus membesar, karena akhir bulan ini harus meladeni Persib Bandung. Kendati tidak ada yang bisa menjamin tim sudah pulih alias bangkit dari keterpurukan, Laskar Joko Samudro belum memilih opsi merekrut pelatih baru.
Kesamaan pertama tentu saja julukan klub yang ada unsur ’Joko’, yakni Joko Tingkir dan Joko Samudro. Target dua Joko ini sama persis di kompetisi ISL 2013. Baik Persela maupun Persegres musim ini sama-sama menginginkan posisi bergengsi di klasemen akhir nanti. Kebetulan, proses menuju misi tersebut dipenuhi bebatuan tajam. Persela dan Persegres sama-sama goyah di pekan-pekan awal ISL.
Klimaks dari episode buruk juga serupa, yakni pemecatan pelatih. Gomes de Oliviera dilepas Persela dan Suharno didepak Persegres pada pekan yang sama. Kini, klub yang berdampingan dari sisi geografis tersebut juga berada di papan tengah dan hanya selisih satu angka.
Kesamaan nasib Persela-Persegres semakin kental karena keduanya masih percaya ditangani caretaker atau pelatih sementara. Cukup? Masih ada lagi. Baik Persela dan Persegres sama-sama belum berencana menghadirkan pelatih anyar.
Persela mungkin lebih beruntung karena pelatih caretaker Didik Ludiyanto sudah memberikan dua kemenangan dan satu kekalahan. Sangat beralasan jika manajemen masih percaya pada asisten pelatih ini walau secara lisensi kepelatihan sebenarnya belum memenuhi syarat.
''Kami belum berpikir mengganti pelatih dalam waktu dekat. Sementara ini Didik masih kami anggap mampu mengangkat moral dan menjaga konsistensi tim. Tapi dia tidak bisa selamanya menjadi pelatih karena lisensinya belum memenuhi syarat ISL,” jelas Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi.
Dia juga belum bisa menjawab pasti kapan manajemen bakal mencari pelatih baru untuk menggantikan Gomes de Oliviera. Baginya, jika melihat progres Laskar Joko Tingkir setelah ditinggal Gomes, kebutuhan terhadap pelatih baru belum mencapai level krusial.
Didik sudah mempersembahkan kemenangan atas Mitra Kukar dan Persija Jakarta, walau terpeleset di kandang PSPS Pekanbaru. Catatan Didik itu sebenarnya jauh lebih baik dibandingkan duet caretaker Khusaeri dan Suwandi HS di Gresik United.
Dari tiga pertandingan sejak ditinggal Suharno, Khusaeri-Suwandi HS hanya mendapatkan satu angka. Setelah dihajar Sriwijaya FC dan Arema Cronous, Laskar Joko Samudro mulai bangkit dengan mendapatkan hasil imbang alias satu angka di kandang Persita Tangerang.
Situasi di Persegres sebenarnya lebih darurat untuk mencari pelatih anyar. Namun, manajemen ternyata sangat santai dan masih percaya penuh kepada Khusaeri-Suwandi HS. Tak seperti Persela yang sepi rumor pelatih anyar, tim kuning sebenarnya sudah sempat dihubung-hubungkan dengan sejumlah nama.
Peter Butler dan Nil Maizar sempat muncul ke permukaan sebagai kandidat arsitek Persegres. ''Kami belum melakukan kesepakatan apa pun dengan pelatih baru. Sementara kami maksimalkan Khusaeri dan Suwandi HS. Kami masih yakin tim bisa bangkit,” jelas Manajer Persegres Thoriq Majiddanor.
Tantangan yang dihadapi Persegres terus membesar, karena akhir bulan ini harus meladeni Persib Bandung. Kendati tidak ada yang bisa menjamin tim sudah pulih alias bangkit dari keterpurukan, Laskar Joko Samudro belum memilih opsi merekrut pelatih baru.
(aww)