Adu jurus Kas Hartadi versus Widodo
A
A
A
Sindonews.com - Nama Kas Hartadi dan Widodo Cahyono Putra (WCP) memang tak asing lagi dalam lembaran sepak bola Indonesia. Kedua figur itu sama-sama pernah mengenakan seragam tim nasional Indonesia di era masing-masing.
Kas Hartadi menjadi penggawa Timnas Merah Putih hanya dari rentang 1987-1991, namun mendonasikan medali emas pada SEA Games 1991, sedangkan WCP berseragam Merah Putih dari tahun 1991-1999, tapi hanya mendapatkan penghargaan pribadi, yakni sebagai pencetak gol terbaik pada Piala Asia 1996 di Kuwait.
Uniknya, usia dari kedua nakhoda ini tak berbeda jauh, Kas Hartadi lahir pada 6 Desember 1970 dan WCP pada tanggal 8 November 1970 atau keduanya masih berusia 40 tahun.
Pada putaran pertama lalu atau saat Sriwijaya FC (SFC) tandang ke markas Gresik United, hanya saja WCP belum menjadi bagian dariLaskar Joko Samudro-julukan Gresik. Mungkin pertemuan mereka kali ini bisa dijadikan pertemuan yang sangat jarang terjadi.
Sama-sama mengusung gaya sepak bola modern, yang mengedepankan konsisitensi dan disiplin posisi, skema Kas Hartadi dan WCP akan di uji di Stadion Gelora Sriwijaya selama 90 menit.
''Ada empat hal yang perlu dicatat pemain, yakni motivasi, disiplin posisi, konsisten dalam menjalan strategi dan kebersamaan. Ini yang menjadi kunci dari modal Persegres hingga saat ini,”ucap Widodo, usai memimpin anak asuhnya menjajal rumput Gelora Sriwijaya.
Terhadap bagaimana SFC bersama Kas Hartadi, WCP tak mau berkomentar apa pun. Menurutnya, apa yang telah dilakukan Kas Hartadi untuk Laskar Wong Kito sudah sangat baik dan masih berada di papan atas. ''Saya tidak ingin melihat bagaimana SFC kalah, tapi saya selalu mencermati bagaimana mereka bisa memenangkan pertandingan tandang,” sambungnya.
Sementara Kas Hartadi pun demikian, dirinya memang melihat ada perubahan sejak WCP menjadi juru racik Laskar Joko Samudro. Ada yang tak mampu dilakukannya, tapi bisa dilakukan WCP.
''Mereka bisa menahan imbang di kandang Arema, bukan pekerjaan mudah. Bahkan mereka juga mengalahkan Persib, perubahan seperti itu yang harus saya lihat. Walaupun memang ada perubahan dalam tubuh tim, tapi tetap saja peran pelatih sangat besar,” ujar pria yang pernah dijuluki Si Kijang Dari Solo ini.
Ada yang lebih membuat persaingan kedua pelatih muda ini akan teruji, yakni skema 4-2-3-1 yang akan dipakai keduanya. Sama-sama ingin memaksimalkan serangan balik dan lebih mengandalkan dua sayap, juga sama-sama menginstruksikan transisi bertahan dan menyerang saat tim mereka tertekan.
Kas Hartadi menjadi penggawa Timnas Merah Putih hanya dari rentang 1987-1991, namun mendonasikan medali emas pada SEA Games 1991, sedangkan WCP berseragam Merah Putih dari tahun 1991-1999, tapi hanya mendapatkan penghargaan pribadi, yakni sebagai pencetak gol terbaik pada Piala Asia 1996 di Kuwait.
Uniknya, usia dari kedua nakhoda ini tak berbeda jauh, Kas Hartadi lahir pada 6 Desember 1970 dan WCP pada tanggal 8 November 1970 atau keduanya masih berusia 40 tahun.
Pada putaran pertama lalu atau saat Sriwijaya FC (SFC) tandang ke markas Gresik United, hanya saja WCP belum menjadi bagian dariLaskar Joko Samudro-julukan Gresik. Mungkin pertemuan mereka kali ini bisa dijadikan pertemuan yang sangat jarang terjadi.
Sama-sama mengusung gaya sepak bola modern, yang mengedepankan konsisitensi dan disiplin posisi, skema Kas Hartadi dan WCP akan di uji di Stadion Gelora Sriwijaya selama 90 menit.
''Ada empat hal yang perlu dicatat pemain, yakni motivasi, disiplin posisi, konsisten dalam menjalan strategi dan kebersamaan. Ini yang menjadi kunci dari modal Persegres hingga saat ini,”ucap Widodo, usai memimpin anak asuhnya menjajal rumput Gelora Sriwijaya.
Terhadap bagaimana SFC bersama Kas Hartadi, WCP tak mau berkomentar apa pun. Menurutnya, apa yang telah dilakukan Kas Hartadi untuk Laskar Wong Kito sudah sangat baik dan masih berada di papan atas. ''Saya tidak ingin melihat bagaimana SFC kalah, tapi saya selalu mencermati bagaimana mereka bisa memenangkan pertandingan tandang,” sambungnya.
Sementara Kas Hartadi pun demikian, dirinya memang melihat ada perubahan sejak WCP menjadi juru racik Laskar Joko Samudro. Ada yang tak mampu dilakukannya, tapi bisa dilakukan WCP.
''Mereka bisa menahan imbang di kandang Arema, bukan pekerjaan mudah. Bahkan mereka juga mengalahkan Persib, perubahan seperti itu yang harus saya lihat. Walaupun memang ada perubahan dalam tubuh tim, tapi tetap saja peran pelatih sangat besar,” ujar pria yang pernah dijuluki Si Kijang Dari Solo ini.
Ada yang lebih membuat persaingan kedua pelatih muda ini akan teruji, yakni skema 4-2-3-1 yang akan dipakai keduanya. Sama-sama ingin memaksimalkan serangan balik dan lebih mengandalkan dua sayap, juga sama-sama menginstruksikan transisi bertahan dan menyerang saat tim mereka tertekan.
(aww)