Rawan turun kasta, Persela wajib banyak berdoa
A
A
A
Sindonews.com - Memperoleh satu angka dari kandang Persiram Raja Ampat dan Persidafon Dafonsoro, membuat posisi Persela Lamongan semakin tidak aman. Jika tidak mampu memanfaatkan tiga pertandingan sisa di Indonesia Super league (ISL), maka bisa saja Persela menjadi tim papan bawah.
Satu angka dari Papua tak banyak menolong Persela di papan klasemen karena terpaku di urutan 12 dengan 35 angka. Alih-alih ingin mengejar posisi 10 besar, Persela justru berpotensi merosot. Itu karena tim berjuluk Laskar Angling Dharma memainkan laga lebih banyak dibanding pesaing di bawahnya.
Tim kesayangan LA Mania sudah memainkan 31 pertandingan, selisih tiga pertandingan dengan pesaing di bawahnya, Persija Jakarta, yang baru memainkan 28 laga dengan 32 poin. Klub lain yang berpotensi mendongkel posisi Persela adalah Persita Tangerang dan Persiwa Wamena yang baru memainkan 29 laga dengan poin masing-masing 31 dan 30.
Melihat angka-angka itu, kemungkinan terburuk masih bisa menghampiri Persela. Jika tim-tim di bawah klub kebanggaan Kota Soto ini diasumsikan bisa memanfaatkan pertandingan sisa atau meraih angka penuh, maka Persela bukan mustahil masuk zona berbahaya.
Praktis, saat ini tim Biru Laut tak hanya dituntut meraup poin mutlak di tiga laga sisa lawan Persipura Jayapura, Persiwa Wamena dan Persepam Madura United. Lebih dari itu, Persela juga harus banyak berdoa agar pesaing di bawahnya tak sampai meraih hasil maksimal dan berpotensi mengangkangi.
"Jujur saja posisi Persela semakin sulit setelah gagal menang di Papua. Kami membutuhkan tambahan banyak angka untuk membuat posisi tim nyaman, tapi semua di luar perkiraan. Sekarang yang harus kami lakukan adalah memanfaatkan tiga pertandingan sisa sebaik mungkin," cetus Manajer Persela Debby Kurniawan.
Dia mengakui ada beberapa hal yang menjadi penghambat tim untuk mendapatkan hasil terbaik. Selain kurang bugarnya sejumlah pemain seperti Samsul Arif dan Gustavo Lopez, situasi pertandingan di Papua menurutnya sangat sulit untuk mendatangkan angka sesuai target.
Pekan-pekan terakhir ISL menjadi sangat mendebarkan bagi publik bola Lamnongan. Masih terbayang jelas bagaimana Persela gagal memetik kemenangan karena penalti beruntun dalam tiga laga terakhir. Dua penalti di Palembang, satu di Persiram, dua lagi saat menghadapi Persidafon.
Namun, walau keputusan lima penalti dalam tiga pertandingan itu terlihat janggal, tidak ada statement agresif dari Persela soal kualitas sang pengadil di lapangan. Kekecewaan Persela terbilang masih wajar dan tidak sampai melayangkan protes resmi ke PSSI.
Sementara, peluang di tiga pertandingan sisa yang dimiliki Persela juga bukan perkara muda. Dua pertandingan kandang bakal menghadirkan lawan Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena. Persipura sudah di ambang juara, sedangkan Persiwa juga tengah ngotot menyelamatkan diri dari zona merah.
Satu pertandingan lagi harus dilakoni di markas Persepam Madura United. Walau pada awal ISL lalu Persepam dihajar 4-0 di Lamongan, untuk sekarang ini tak ada yang bisa menjamin Persela bisa mudah menaklukkan tim debutan asal Pulau Garam itu.
Satu angka dari Papua tak banyak menolong Persela di papan klasemen karena terpaku di urutan 12 dengan 35 angka. Alih-alih ingin mengejar posisi 10 besar, Persela justru berpotensi merosot. Itu karena tim berjuluk Laskar Angling Dharma memainkan laga lebih banyak dibanding pesaing di bawahnya.
Tim kesayangan LA Mania sudah memainkan 31 pertandingan, selisih tiga pertandingan dengan pesaing di bawahnya, Persija Jakarta, yang baru memainkan 28 laga dengan 32 poin. Klub lain yang berpotensi mendongkel posisi Persela adalah Persita Tangerang dan Persiwa Wamena yang baru memainkan 29 laga dengan poin masing-masing 31 dan 30.
Melihat angka-angka itu, kemungkinan terburuk masih bisa menghampiri Persela. Jika tim-tim di bawah klub kebanggaan Kota Soto ini diasumsikan bisa memanfaatkan pertandingan sisa atau meraih angka penuh, maka Persela bukan mustahil masuk zona berbahaya.
Praktis, saat ini tim Biru Laut tak hanya dituntut meraup poin mutlak di tiga laga sisa lawan Persipura Jayapura, Persiwa Wamena dan Persepam Madura United. Lebih dari itu, Persela juga harus banyak berdoa agar pesaing di bawahnya tak sampai meraih hasil maksimal dan berpotensi mengangkangi.
"Jujur saja posisi Persela semakin sulit setelah gagal menang di Papua. Kami membutuhkan tambahan banyak angka untuk membuat posisi tim nyaman, tapi semua di luar perkiraan. Sekarang yang harus kami lakukan adalah memanfaatkan tiga pertandingan sisa sebaik mungkin," cetus Manajer Persela Debby Kurniawan.
Dia mengakui ada beberapa hal yang menjadi penghambat tim untuk mendapatkan hasil terbaik. Selain kurang bugarnya sejumlah pemain seperti Samsul Arif dan Gustavo Lopez, situasi pertandingan di Papua menurutnya sangat sulit untuk mendatangkan angka sesuai target.
Pekan-pekan terakhir ISL menjadi sangat mendebarkan bagi publik bola Lamnongan. Masih terbayang jelas bagaimana Persela gagal memetik kemenangan karena penalti beruntun dalam tiga laga terakhir. Dua penalti di Palembang, satu di Persiram, dua lagi saat menghadapi Persidafon.
Namun, walau keputusan lima penalti dalam tiga pertandingan itu terlihat janggal, tidak ada statement agresif dari Persela soal kualitas sang pengadil di lapangan. Kekecewaan Persela terbilang masih wajar dan tidak sampai melayangkan protes resmi ke PSSI.
Sementara, peluang di tiga pertandingan sisa yang dimiliki Persela juga bukan perkara muda. Dua pertandingan kandang bakal menghadirkan lawan Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena. Persipura sudah di ambang juara, sedangkan Persiwa juga tengah ngotot menyelamatkan diri dari zona merah.
Satu pertandingan lagi harus dilakoni di markas Persepam Madura United. Walau pada awal ISL lalu Persepam dihajar 4-0 di Lamongan, untuk sekarang ini tak ada yang bisa menjamin Persela bisa mudah menaklukkan tim debutan asal Pulau Garam itu.
(aww)