Penalti Gaston selamatkan The Boys Are Back
A
A
A
Sindonews.com - Pelita Bandung Raya (PBR) tidak mampu melanjutkan tren positif di kandang. Gaston Castano dkk harus puas bermain imbang 1-1 dengan tamunya, Mitra Kukar pada laga lanjutan Indonesia Super League (ISL) di Stadion Siliwangi, Bandung, Rabu sore (28/8).
The Boys Are Back tertinggal terlebih dahulu setelah Zulham Zamrun sukses merobek gawang PBR yang dijaga Tema Mursadat pada menit ke-25. Skor 0-1 untuk Naga Mekes bertahan hingga babak pertama berakhir.
Di babak kedua, PBR berusaha meningkatkan intensitas serangan ke jantungan pertahanan Mitra Kukar. Upaya tersebut membuahkan hasil setelah tim besutan pelatih Daniel Darko Janackovic tersebut mendapatkan hadiah penalti dari wasit menyusul handsball yang dilakukan bek kanan Mitra Kukar, Zulkifli Syukur.
Gaston Castano yang bertindak sebagai eksekutor mampu menunaikan tugasnya dengan baik. Tendangan striker asal Argentina tersebut yang mengarah ke pojok kanan bawah gawang kiper Samsidar dan meluncur deras untuk membuat skor menjadi imbang pada menit ke-60.
Dengan hasil ini PBR naik satu peringkat ke urutan 14 klasemen sementara menggeser Persiba Balikpapan. Meski nilai kedua tim sama, namun PBR lebih unggul agresivitas gol.
Untuk bisa mengamankan tiket bertahan di kompetisi ISL, PBR tidak boleh terpeleset di tiga laga tandang masing-masing menghadapi Persija Jakarta, 31 Agustus. Barito Putera, 11 September dan Persiba, 15 September.
''Kita semua tahu kalau Mitra Kukar itu kualitasnya berbeda dengan Persisam. Punya kualitas pemain yang berbeda dan postur tubuh yang ideal saat melakukan duel-duel di udara. Itu yang membuat kami kesulitan menghadapi mereka,” terang pelatih PBR, Daniel Darko Janackovic seusai laga.
Sementara itu, pelatih Mitra Kukar, Stefan Hansson mengaku kecewa oleh kepemimpinan wasit Prasetyo Hadi yang menurutnya sering merugikan kedua tim. Salah satunya adalah keputusan saat timnya diganjar hukuman penalti.
''Wasit di Indonesia sepertinya masih harus diedukasi. Kami lagi-lagi mengalami hal yang sama seperti saat melawan Sriwijaya FC. Mereka pikir ini (pertandingan sepak bola) adalah ‘fucking joke’. Mereka (wasit) tidak adil, tidak hanya kepada kami, juga kepada PBR,” ungkap Hansson dengan nada sedikit emosional.
Meski begitu Hansson mengungkapkan cukup puas meski timnya gagal mempertahankan keunggulan. ''Inginnya tiga poin dan kami hampir melakukannya. Tapi satu poin sudah cukup bagus,” tandasnya.
The Boys Are Back tertinggal terlebih dahulu setelah Zulham Zamrun sukses merobek gawang PBR yang dijaga Tema Mursadat pada menit ke-25. Skor 0-1 untuk Naga Mekes bertahan hingga babak pertama berakhir.
Di babak kedua, PBR berusaha meningkatkan intensitas serangan ke jantungan pertahanan Mitra Kukar. Upaya tersebut membuahkan hasil setelah tim besutan pelatih Daniel Darko Janackovic tersebut mendapatkan hadiah penalti dari wasit menyusul handsball yang dilakukan bek kanan Mitra Kukar, Zulkifli Syukur.
Gaston Castano yang bertindak sebagai eksekutor mampu menunaikan tugasnya dengan baik. Tendangan striker asal Argentina tersebut yang mengarah ke pojok kanan bawah gawang kiper Samsidar dan meluncur deras untuk membuat skor menjadi imbang pada menit ke-60.
Dengan hasil ini PBR naik satu peringkat ke urutan 14 klasemen sementara menggeser Persiba Balikpapan. Meski nilai kedua tim sama, namun PBR lebih unggul agresivitas gol.
Untuk bisa mengamankan tiket bertahan di kompetisi ISL, PBR tidak boleh terpeleset di tiga laga tandang masing-masing menghadapi Persija Jakarta, 31 Agustus. Barito Putera, 11 September dan Persiba, 15 September.
''Kita semua tahu kalau Mitra Kukar itu kualitasnya berbeda dengan Persisam. Punya kualitas pemain yang berbeda dan postur tubuh yang ideal saat melakukan duel-duel di udara. Itu yang membuat kami kesulitan menghadapi mereka,” terang pelatih PBR, Daniel Darko Janackovic seusai laga.
Sementara itu, pelatih Mitra Kukar, Stefan Hansson mengaku kecewa oleh kepemimpinan wasit Prasetyo Hadi yang menurutnya sering merugikan kedua tim. Salah satunya adalah keputusan saat timnya diganjar hukuman penalti.
''Wasit di Indonesia sepertinya masih harus diedukasi. Kami lagi-lagi mengalami hal yang sama seperti saat melawan Sriwijaya FC. Mereka pikir ini (pertandingan sepak bola) adalah ‘fucking joke’. Mereka (wasit) tidak adil, tidak hanya kepada kami, juga kepada PBR,” ungkap Hansson dengan nada sedikit emosional.
Meski begitu Hansson mengungkapkan cukup puas meski timnya gagal mempertahankan keunggulan. ''Inginnya tiga poin dan kami hampir melakukannya. Tapi satu poin sudah cukup bagus,” tandasnya.
(aww)