Empat keputusan terbaik di balik kebangkitan Persik

Selasa, 17 September 2013 - 17:42 WIB
Empat keputusan terbaik di balik kebangkitan Persik
Empat keputusan terbaik di balik kebangkitan Persik
A A A
Sindonews.com - Persik Kediri memang gagal mengangkat trofi Divisi Utama Liga Indonesia musim 2013. Pasukan Macan Putih hanya kebagian posisi ketiga.Tapi bukan itu yang menjadi impian utama bagi Persik.

Pasalnya, promosi ke Indonesia Super League (ISL) sesungguhnya adalah impian utama tim berjuluk Macan Putih. Bagaimana euforia suporter Persikmania menyambut timnya bak juara, menjadi bukti bahwa promosi menjadi hal terpenting saat ini. Paling tidak Persik tidak lagi minder sebagai tim kasta kedua setelah sempat merajai kompetisi Indonesia di medio 2003 dan 2006, serta pernah tampil di Liga Champion Asia.
Dua kali percobaan kembali ke kasta tertinggi pada musim 2010-2011 dan 2011-2012 gagal walau mendatangkan pelatih berpengalaman seperti Jaya Hartono dan Joko Malis. Justru pelatih muda sekaligus legenda Persik Aris Budi Sulistyo yang mendatangkan keberuntungan.

Perjalanan Macan Putih untuk kembali ke level tertinggi memang jatuh bangun dan bahkan harus berdarah-darah. Krisis finansial, terjerat hutang, hingga ketidakpastian masa depan klub pernah dialami klub asal Kota Tahu. Namun akhirnya semua itu dilewati dengan hasil akhir yang manis.

Kesuksesan Persik dalam menembus ISL dipengaruhi beberapa aspek dan keputusan penting dalam setahun terakhir. Tanpa keputusan-keputusan tersebut, mungkin Persik Kediri masih berada di level kedua kompetisi Indonesia. Lantas, apa saja keputusan penting itu?

1. Kembali ke Divisi Utama PT LI
Keputusan paling menentukan Persik Kediri adalah memututskan kembali ke Divisi Utama milik PT Liga Indonesia (LI). Pengalaman semusim bersama Divisi Utama PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) Persik justru terjerembab dalam jurang kemiskinan. Krisis finansial tanpa adanya sponsor, hingga nyaris membuat tim menjadi dua.

Kalaupun Persik tetap di Divisi Utama PT LPIS dan bermain bagus, belum tentu lolos ke ISL musim depan karena nyatanya yang mendapatkan jatah hanya tim promosi dari Divisi Utama PT LI. Jadi bisa dibilang keputusan banting stir ini menjadi langkah krusial. Karena dalam prosesnya, kekuasaan PT LPIS sendiri sudah habis.

2. Meyakinkan Gudang Garam
Pendanaan menjadi faktor penting dan sudah terbukti nyata menjadi nyawa bagi Macan Putih. Setelah sebelumnya dicerai PT Gudang Garam dan mengalami krisis finansial hebat, musim ini Persik melenggang dengan gagah dan sama sekali tidak mengalami keterlambatan gaji pemain seperti musim sebelumnya.

Keberhasilan meyakinkan Gudang Garam hingga mau kembali membantu finansial Persik merupakan langkah tak kalah penting. Tanpa sokongan produsen rokok raksasa itu mungkin tim ungu tak ubahnya musim lalu yang hanya mengandalkan dana dari mereka yang peduli.

3. Menarik Pemain Berpengalaman
Kiprah tim Persik sangat ditentukan oleh kematangan dalam bermain. Sepanjang kompetisi hanya dua kali menelan kekalahan. Itu terkait erat dengan keputusan menarik kembali pemain senior macam Harianto, Khusnul Yuli, Suswanto, Tito Purnomo, serta kiper Wahyudi.

Tak boleh dilupakan pula bertahannya pemain gaek ,Oliver Makor yang malah menjadi top scorer Divisi Utama dengan 18 gol. Pelatih Persik Aris Budi Prasetyo sangat percaya legiun kawakan tersebut secara mental bisa membantu timnya, dan memang pemain-pemain itu masih menjadi kekuatan utama. Pemain seperti Tamsil Sijaya dan Rendy Syahputra yang sempat geser ke Persibo Bojonegoro, juga dipanggil kembali untuk melengkapi tim.

4. Perekrutan Aris Budi Sulistyo.
Banyak orang yang menyebut Aris beruntung karena datang ke Persik dengan situasi tim yang sudah relatif stabil. Tapi melihat perjalanan dia selama di Divisi Utama, tak sepenuhnya bermuara pada keberuntungan. Dia pelatih muda yang memiliki prospek, terutama dengan kejeliannya melihat potensi pemain.

Pelatih yang masih memiliki ambisi segar untuk membuktikan kapasitasnya, dibanding pelatih mapan. Aris juga bisa nyaman karena pemain senior yang ada sekarang dulunya pernah menjadi rekan satu tim sebelum dia pensiun. Di sebelahnya ada asisten pelatih muda yang tahu pasti karakter Persik yakni Musikan
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0725 seconds (0.1#10.140)
pixels