Klub Jatim boros pelatih
A
A
A
Sindonews.com - Pergantian pelatih menjadi fenomena yang cukup mencengangkan di klub-klub Indonesia Super League (ISL) Jawa Timur. Dalam dua musim terakhir, tercatat selalu ada klub yang melakukan pencopotan pelatih di pertengahan musim dengan alasan kurang memuaskan.
Keputusan mengganti pelatih dianggap sebagai solusi terbaik ketika tim dalam kondisi limbung. Musim ini saja ada tiga klub yang mengalami pergantian pelatih, yakni Persegres Gresik United, Persela Lamongan dan Persepam Madura United. Arema Cronous mungkin paling konsisten dengan Rahmad Darmawan.
Namun melihat musim lalu, Arema juga sempat mengalami boros pelatih ketika berjibaku menghindari degradasi. Hingga kini, Persegres masih mencatat rekor sebagai klub yang gemar berganti juru taktik. Di dua semusim terakhir, Persegres telah enam kali mempekerjakan pelatih.
Hobi tersebut tampaknya bakal berlanjut mengingat hingga kini belum ada tanda-tanda diperpanjangnya kontrak pelatih Widodo C Putro. Sedangkan pelatih asal Cilacap itu sendiri belum sepenuhnya yakin bakal dipertahankan untuk musim kompetisi 2013-2014.
“Sampai saat ini belum ada tanda-tanda (diperpanjangnya kontrak). Manajemen hanya mengucapkan terima kasih,” tutur Widodo C Putro. Pesimisme Widodo bisa berarti Persegres sangat mungkin mengambil opsi mencari pelatih baru walau manajemen sama sekali belum memberikan pernyataan resmi.
Di sini akan ditulis bagaimana jejak rekam klub-klub ISL Jawa Timur dalam dua musim terakhir, terutama terkait dengan bongkar-pasang posisi pelatih. Uniknya, tak semua klub yang telah berganti pelatih menemukan prestasi terbaik yang diangankan sebelumnya.
-Persegres Gresik United
Sejak bertarung di ISL 2011-2012, Persegres telah enam kali melakukan pergantian pelatih. Musim lalu, tiga pelatih sempat mampir di Stadion Petrokimia, yakni Freddy Mulli, Abdulrahman Gurning, serta Djoko Susilo. Pergantian tidak banyak memberikan imbas signifikan karena nyatanya Laskar Joko Samudro tetap mendekam di papan bawah walau selamat dari jeratan degradasi. Fenomena serupa terjadi di musim 2012-2013, lagi-lagi Persegres mengalami tiga kali perubahan terkait posisi juru ramu strategi. Suharno yang ditunjuk pada awal musim, akhirnya lengser di putaran pertama karena tim tak kunjung membaik dan tugasnya diteruskan caretaker Khusaeri. Setelah beberapa laga dilatih Khusaeri hingga jelang putaran dua ISL bergulir, Persegres selanjutnya mendatangkan Widodo C Putro yang bertahan hingga akhir musim. Enam kali berganti pelatih dalam dua musim menjadi rekor di ISL hingga kini.
-Arema Cronous
Arema Cronous musim ini cukup mantap dengan Rahmad Darmawan kendati hanya bercokol di posisi runner up ISL 2012-2013. Namun melihat perjalanan musim sebelumnya, Singo Edan juga sempat mengalami tiga kali pergantian pelatih. Di awal musim 2011-2012, klub pujaan Aremania mendatangkan Wolfgang Pikal, mantan asisten pelatih tim nasional (Timnas) Alfred Riedl. Ternyata hasil kerjanya tak sesuai selera Aremania dan dia harus meninggalkan Stadion Kanjuruhan. Tugas pengendali tim selanjutnya berpindah ke Joko Susilo, asisten pelatih yang dikenal loyal di Arema sejak menjadi pemain di era 90-an. Di tangan Joko, Arema tetap tak menunjukkan tanda-tanda bakal bangkit. Didatangkanlah penyelamat bernama Suharno dan ini keputusan tepat karena kemudian Arema selamat dari zona degradasi.
-Persela Lamongan
Persela Lamongan juga menjadi klub yang gemar berganti pelatih dalam dua musim terakhir. Pada ISL 2011-2012 silam, Persela sempat mendatangkan Eduard Tjong sebagai pelatih baru dan sudah diperkenalkan ke publik. Tapi hanya beberapa pekan menjadi pelatih, manajemen secara mengejutkan melakukan perubahan dengan mendatangkan Miroslav Janu. Kedatangan Miro itu atas prakarsa sponsor PT Minarak Lapindo Jaya. Pergantian sebelum musim bergulir itu belakangan cukup efektif karena Persela mencatat prestasi terbaik sepanjang sejarah keikutsertaan di ISL, yakni bertengger di peringkat empat klasemen akhir. Ketagihan dengan sentuhan pelatih impor, sebelumnya selalu loyal dengan pelatih lokal, Laskar Joko Tingkir mendatangkan Gomes de Oliviera yang sebelumnya membesut Persiwa Wamena. Sayang Gomes kurang cocok dan sudah harus angkat kopor di pertengahan putaran pertama. Tugasnya kemudian diteruskan asisten pelatih Didik Ludiyanto hingga akhir musim.
-Persepam Madura United
Sebagai tim debutan, Persepam tampaknya terjangkit virus pergantian pelatih. Di awal musim, bahkan sebelum kompetisi dimulai, Persepam sudah ditinggal Mustaqim yang baru menangani persiapan tim sekitar dua bulan. Mustaqim pergi dengan alasan tekanan yang berat di Madura. Dengan cepat manajemen Sepe Kerap memanggil Daniel Roekito yang kebetulan belum memiliki klub. Beruntung Daniel bisa bekerja dengan lumayan bagus walau bisa dibilang tidak banyak kesempatan mempersiapkan tim sejak ditinggal Mustaqim. Finish di papan tengah pada akhir musim sudah bagus bagi Persepam yang target utamanya sekadar bertahan di ISL.
Keputusan mengganti pelatih dianggap sebagai solusi terbaik ketika tim dalam kondisi limbung. Musim ini saja ada tiga klub yang mengalami pergantian pelatih, yakni Persegres Gresik United, Persela Lamongan dan Persepam Madura United. Arema Cronous mungkin paling konsisten dengan Rahmad Darmawan.
Namun melihat musim lalu, Arema juga sempat mengalami boros pelatih ketika berjibaku menghindari degradasi. Hingga kini, Persegres masih mencatat rekor sebagai klub yang gemar berganti juru taktik. Di dua semusim terakhir, Persegres telah enam kali mempekerjakan pelatih.
Hobi tersebut tampaknya bakal berlanjut mengingat hingga kini belum ada tanda-tanda diperpanjangnya kontrak pelatih Widodo C Putro. Sedangkan pelatih asal Cilacap itu sendiri belum sepenuhnya yakin bakal dipertahankan untuk musim kompetisi 2013-2014.
“Sampai saat ini belum ada tanda-tanda (diperpanjangnya kontrak). Manajemen hanya mengucapkan terima kasih,” tutur Widodo C Putro. Pesimisme Widodo bisa berarti Persegres sangat mungkin mengambil opsi mencari pelatih baru walau manajemen sama sekali belum memberikan pernyataan resmi.
Di sini akan ditulis bagaimana jejak rekam klub-klub ISL Jawa Timur dalam dua musim terakhir, terutama terkait dengan bongkar-pasang posisi pelatih. Uniknya, tak semua klub yang telah berganti pelatih menemukan prestasi terbaik yang diangankan sebelumnya.
-Persegres Gresik United
Sejak bertarung di ISL 2011-2012, Persegres telah enam kali melakukan pergantian pelatih. Musim lalu, tiga pelatih sempat mampir di Stadion Petrokimia, yakni Freddy Mulli, Abdulrahman Gurning, serta Djoko Susilo. Pergantian tidak banyak memberikan imbas signifikan karena nyatanya Laskar Joko Samudro tetap mendekam di papan bawah walau selamat dari jeratan degradasi. Fenomena serupa terjadi di musim 2012-2013, lagi-lagi Persegres mengalami tiga kali perubahan terkait posisi juru ramu strategi. Suharno yang ditunjuk pada awal musim, akhirnya lengser di putaran pertama karena tim tak kunjung membaik dan tugasnya diteruskan caretaker Khusaeri. Setelah beberapa laga dilatih Khusaeri hingga jelang putaran dua ISL bergulir, Persegres selanjutnya mendatangkan Widodo C Putro yang bertahan hingga akhir musim. Enam kali berganti pelatih dalam dua musim menjadi rekor di ISL hingga kini.
-Arema Cronous
Arema Cronous musim ini cukup mantap dengan Rahmad Darmawan kendati hanya bercokol di posisi runner up ISL 2012-2013. Namun melihat perjalanan musim sebelumnya, Singo Edan juga sempat mengalami tiga kali pergantian pelatih. Di awal musim 2011-2012, klub pujaan Aremania mendatangkan Wolfgang Pikal, mantan asisten pelatih tim nasional (Timnas) Alfred Riedl. Ternyata hasil kerjanya tak sesuai selera Aremania dan dia harus meninggalkan Stadion Kanjuruhan. Tugas pengendali tim selanjutnya berpindah ke Joko Susilo, asisten pelatih yang dikenal loyal di Arema sejak menjadi pemain di era 90-an. Di tangan Joko, Arema tetap tak menunjukkan tanda-tanda bakal bangkit. Didatangkanlah penyelamat bernama Suharno dan ini keputusan tepat karena kemudian Arema selamat dari zona degradasi.
-Persela Lamongan
Persela Lamongan juga menjadi klub yang gemar berganti pelatih dalam dua musim terakhir. Pada ISL 2011-2012 silam, Persela sempat mendatangkan Eduard Tjong sebagai pelatih baru dan sudah diperkenalkan ke publik. Tapi hanya beberapa pekan menjadi pelatih, manajemen secara mengejutkan melakukan perubahan dengan mendatangkan Miroslav Janu. Kedatangan Miro itu atas prakarsa sponsor PT Minarak Lapindo Jaya. Pergantian sebelum musim bergulir itu belakangan cukup efektif karena Persela mencatat prestasi terbaik sepanjang sejarah keikutsertaan di ISL, yakni bertengger di peringkat empat klasemen akhir. Ketagihan dengan sentuhan pelatih impor, sebelumnya selalu loyal dengan pelatih lokal, Laskar Joko Tingkir mendatangkan Gomes de Oliviera yang sebelumnya membesut Persiwa Wamena. Sayang Gomes kurang cocok dan sudah harus angkat kopor di pertengahan putaran pertama. Tugasnya kemudian diteruskan asisten pelatih Didik Ludiyanto hingga akhir musim.
-Persepam Madura United
Sebagai tim debutan, Persepam tampaknya terjangkit virus pergantian pelatih. Di awal musim, bahkan sebelum kompetisi dimulai, Persepam sudah ditinggal Mustaqim yang baru menangani persiapan tim sekitar dua bulan. Mustaqim pergi dengan alasan tekanan yang berat di Madura. Dengan cepat manajemen Sepe Kerap memanggil Daniel Roekito yang kebetulan belum memiliki klub. Beruntung Daniel bisa bekerja dengan lumayan bagus walau bisa dibilang tidak banyak kesempatan mempersiapkan tim sejak ditinggal Mustaqim. Finish di papan tengah pada akhir musim sudah bagus bagi Persepam yang target utamanya sekadar bertahan di ISL.
(wbs)