Klub ISL Jatim, kompak ganti nakhoda?
A
A
A
Sindonews.com - Menghadapi liga unifikasi 2014, klub-klub Indonesia Super League (ISL) Jawa Timur sepertinya kompak berganti pelatih. Dengan berbagai alasan, hingga kini belum ada nakhoda tim musim lalu yang dipastikan bertahan di posisinya semula.
Dari enam klub, hanya Arema Cronous dan Persepam Madura United yang belum ada kepastian. Sedangkan empat klub, Persik Kediri, Persela Lamongan, Persegres Gresik United dan Persebaya Surabaya, sudah pasti bakal menunjuk sosok baru musim depan.
Arema Cronous masih menunggu kepastian sikap Rahmad Darmawan yang tengah menangani tim nasional (Timnas) U-23. Klub berjuluk Singo Edan belum terburu-buru mencari pelatih anyar walau sejumlah rumor telah mengerucut ke sejumlah nama pelatih.
Ini nyaris sama dengan Persepam Madura United. Klub profesional pertama di Pulau Madura ini juga masih menunggu persetujuan dari Daniel Roekito yang belum mengiyakan tawaran manajemen. "Masih ada hal-hal yang belum menemui titik temu," kata Daniel tanpa merinci hal yang dimaksud.
Jika Arema menunggu kepastian Rahmad Darmawan hingga Desember atau saat kontraknya habis, Persepam memberi Daniel deadline pada pertengahan November. Persepam akan menunjuk pelatih lain jika negosiasi kontrak tidak menemui kesepakatan.
Sedangkan klub lain bisa dipastikan bakal mendatangkan arsitek tim anyar musim depan. Persegres Gresik United sudah tidak memperpanjang kontrak Widodo C Putro, sama seperti Persebaya yang tidak ingin memakai Tony Ho sebagai pelatih kepala walau sukses memberikan gelar juara Divisi Utama 2013.
Sedangkan fenomena di Persela Lamongan sama persis dengan Persik Kediri. Pelatih Caretaker Persela Didik Ludiyanto tidak memiliki lisensi kepelatihan A sehingga belum memenuhi syarat sebagai pelatih tim yang bergulat di kompetisi level tertinggi.
Aris Budi Sulistyo, pelatih Persik, juga harus ikhlas kehilangan posisinya sebagai pemegang kendali tim karena baru memiliki lisensi B. Musim depan, kedua pelatih muda tersebut harus turun pangkat menjadi asisten pelatih, karena manajemen harus memiliki pelatih berlisensi A.
"Sudah pasti ada pelatih baru. Tidak mungkin memaksakan Aris melatih kalau tidak sesuai aturan PT Liga Indonesia. Tapi Aris masih tetap dipertahankan sebagai asisten pelatih, sembari menunggu dia mendapatkan lisensi yang memenuhi kriteria," jelas Sekretaris Persik, Barnadi.
Persela dan Persik sebenarnya sudah cocok dengan pelatih yang menangani tim semusim terakhir. Namun sekali lagi lisensi kepelatihan tidak memungkinkan manajemen untuk tetap mempertahankan kedua pelatih muda itu di posisi yang sempat dihuninya.
Dari enam klub, hanya Arema Cronous dan Persepam Madura United yang belum ada kepastian. Sedangkan empat klub, Persik Kediri, Persela Lamongan, Persegres Gresik United dan Persebaya Surabaya, sudah pasti bakal menunjuk sosok baru musim depan.
Arema Cronous masih menunggu kepastian sikap Rahmad Darmawan yang tengah menangani tim nasional (Timnas) U-23. Klub berjuluk Singo Edan belum terburu-buru mencari pelatih anyar walau sejumlah rumor telah mengerucut ke sejumlah nama pelatih.
Ini nyaris sama dengan Persepam Madura United. Klub profesional pertama di Pulau Madura ini juga masih menunggu persetujuan dari Daniel Roekito yang belum mengiyakan tawaran manajemen. "Masih ada hal-hal yang belum menemui titik temu," kata Daniel tanpa merinci hal yang dimaksud.
Jika Arema menunggu kepastian Rahmad Darmawan hingga Desember atau saat kontraknya habis, Persepam memberi Daniel deadline pada pertengahan November. Persepam akan menunjuk pelatih lain jika negosiasi kontrak tidak menemui kesepakatan.
Sedangkan klub lain bisa dipastikan bakal mendatangkan arsitek tim anyar musim depan. Persegres Gresik United sudah tidak memperpanjang kontrak Widodo C Putro, sama seperti Persebaya yang tidak ingin memakai Tony Ho sebagai pelatih kepala walau sukses memberikan gelar juara Divisi Utama 2013.
Sedangkan fenomena di Persela Lamongan sama persis dengan Persik Kediri. Pelatih Caretaker Persela Didik Ludiyanto tidak memiliki lisensi kepelatihan A sehingga belum memenuhi syarat sebagai pelatih tim yang bergulat di kompetisi level tertinggi.
Aris Budi Sulistyo, pelatih Persik, juga harus ikhlas kehilangan posisinya sebagai pemegang kendali tim karena baru memiliki lisensi B. Musim depan, kedua pelatih muda tersebut harus turun pangkat menjadi asisten pelatih, karena manajemen harus memiliki pelatih berlisensi A.
"Sudah pasti ada pelatih baru. Tidak mungkin memaksakan Aris melatih kalau tidak sesuai aturan PT Liga Indonesia. Tapi Aris masih tetap dipertahankan sebagai asisten pelatih, sembari menunggu dia mendapatkan lisensi yang memenuhi kriteria," jelas Sekretaris Persik, Barnadi.
Persela dan Persik sebenarnya sudah cocok dengan pelatih yang menangani tim semusim terakhir. Namun sekali lagi lisensi kepelatihan tidak memungkinkan manajemen untuk tetap mempertahankan kedua pelatih muda itu di posisi yang sempat dihuninya.
(wbs)