Ikrar Damai Mudah, Implementasi Susah

Kamis, 28 Agustus 2014 - 15:59 WIB
Ikrar Damai Mudah, Implementasi Susah
Ikrar Damai Mudah, Implementasi Susah
A A A
MALANG - Terlibat rivalitas panas dalam satu dekade terakhir, akhirnya Aremania dan Persikmania mengikrarkan perdamaian. Pertandingan Indonesia Super League (ISL) antara Persik Kediri versus Arema Cronus di Stadion Gajayana, Malang, menjadi saksi ikrar damai tersebut.

Kebetulan Aremania dan Persikmania duduk bersama di Gajayana, walau jumlah suporter Persik jauh lebih sedikit. Ini tentu menjadi pertanda bagus bagi rivalitas keduanya di masa depan. Toh, kedua tim selama ini saling membenci hanya karena hal sepele.

Sekadar mengingatkan, ketidaksukaan Malang terhadap Kediri sebenarnya dipicu eksodus pemain satu dasawarsa silam, ketika Persik Kediri promosi ke kompetisi level teratas. Eksodus pemain itu tentu sangat mengecewakan Aremania.

Arema yang saat itu masih miskin, memberi cap pengkhianat kepada pemain yang eksodus. Bahkan mereka sangat membenci sosok Iwan Budianto, saat itu menjadi manajer Persik dan paling berpengaruh pada 'bedol desa' dari Gajayana ke Brawijaya.

Hanya berawal dari kekecewaan itulah bibit ketidaksukaan mulai muncul yang akhirnya memicu insiden demi insiden panas ketika kedua tim bertemu. Padahal, jika ditilik secara bijak, Persik dan Arema sebenarnya saling membutuhkan.

Persik bisa merajai Liga Indonesia pada 2003 dan 2006 juga karena banyak memakai pemain Arema. Saat ini pun Persik memakai pemain pinjaman dari Stadion Kanjuruhan yakni Qischil Gandruminny. Arema sendiri butuh Kediri sebagai jalur transportasi.

Saat mendukung timnya di laga away ke wilayah barat, jalur kereta selalu melewati wilayah Kediri. Di sini jelas supporter biru membutuhkan suasana aman karena selama ini mereka mendapat sambutan berupa 'hujan batu' saat melintas di Kediri.

Malah, Aremania harus balik berterimakasih kepada Iwan Budianto yang datang membawa Bakrie Grup ke Kanjuruhan. Sosok yang dulu dianggap penghancur Arema saat masih di Persik Kediri, kini menjadi sosok tertinggi di Singo Edan.

Banyak sekali unsur kedua tim yang saling berkaitan walau kedua tim sempat terpisah kompetisi selama tiga tahun, ketika Persik terdegradasi ke Divisi Utama. Inilah yang menjadikan rivalitas negatif Aremania dan Persikmania sebenarnya tidak berdasar.

Sudah saatnya Arema-Persik menyadari bahwa mereka adalah tim bertetangga tanpa masalah. Pertemuan kembali di ISL kelihatannya dijadikan momentum untuk merukunkan hubungan suporter yang sudah lama tak saling mengunjungi.

Tapi, implementasi di luar sana mungkin tak semudah ucap ikrar di Gajayana. Aremania sudah bisa membuktikan Persikmania aman di Gajayana walau masih terdengar cemoohan. Sekarang menunggu bagaimana upaya Persikmania.

Implementasi damai memang relatif lebih berat bagi Persikmania. Mereka tak hanya ditantang untuk menciptakan suasana aman di Brawijaya jika kelak Aremania berkunjung. Tapi juga di sepanjang jalur trabsportasi yang dilalui anak-anak Malang.

Harus diakui, bertahun-tahun terlibat rivalitas panas akhirnya memunculkan 'tradisi' di sepanjang jalur kereta. Pihak-pihak yang mungkin tak berkaitan dengan dunia sepak bola ikut-ikutan melempari suporter yang lewat.

Di sinilah problem klasik dari upaya damai suporter. Hanya sebagian atau di lapisan atas saja yang melek perdamaian. Sedangkan di lapisan bawah atau bahkan mungkin pihak di luar sepak bola, bisa
menjadi pihak yang paling potensial merusak perdamaian.

Upaya damai seperti ini memang tak bisa hanya secara simbolis, tapi juga harus diikuti kampanye yang sangat serius ke berbagai lapisan suporter. Sebab, minimnya edukasi menjadi salah satu ganjalan utama memperbaiki situasi. Masalahnya, apakah suporter sanggup dan mau melakukan
itu.

Tapi, terlepas dari bagaimana nanti implementasinya, saya menaruh respek setinggi-tingginya atas upaya Aremania dan Persikmania. Paling tidak langkah itu akan mereduksi rivalitas negatif walau kemungkinan tidak menghapusnya secara serta merta.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4687 seconds (0.1#10.140)