Sejarah atau Petaka

Senin, 08 September 2014 - 19:44 WIB
Sejarah atau Petaka
Sejarah atau Petaka
A A A
NEW YORK - Sejarah atau petaka, kata itu rasanya tepat menggambarkan pertemuan Kei Nishikori melawan Marin Cilic di final AS Terbuka 2014. Pasalnya, salah satu dari mereka berpeluang mengharumkan negaranya di ajang bergengsi tahunan tersebut.

Setelah unggulan teratas Novak Djokovic dan Roger Federer angkat koper di semifinal, peristiwa mengejutkan ini seperti mengingatkan pecinta olahraga raket ini atas kegagalan petenis top dunia sewaktu di Australia Terbuka 2005. Sebab, saat itu tidak ada satu pun yang berhasil menyentuh partai puncak.

Meski tidak diperkuat petenis terbaik dunia, namun final AS Terbuka tetap menyuguhkan sejumlah pemberitaan yang menarik. Nishikori adalah salah satu pemain pertama Asia yang berhasil menembus tiket babak selanjutnya. "Saya sedikit terkejut karena bisa bermain di final," katanya dikutip Super Sport, Senin (8/9).

Tidak jauh berbeda dengan petenis Jepang, Cilic juga memiliki rapor yang mengesankan. Setelah puasa selama empat bulan akibat tersandung masalah doping, pemain Kroasia itu justru tampil kompetitif dan dia berhasil mengalahkan Federer di semifinal dengan skor 6-3, 6-4, 6-4.

Terlepas dari itu semua, Nishikori mempunyai catatan yang bagus kala menghadapi Cilic. Dari tujuh pertemuan terakhir, unggulan kesepuluh itu sudah mengoleksi lima kemenangan. Sedangkan, dua kemenangan lainnya direbut pemain berusia 25 tahun tersebut.

"Ketika Anda masih muda dan berada di sebuah turnamen besar, maka Anda selalu merasa memiliki cukup waktu. Karena Anda memiliki banyak kesempatan mencicipi Grand Slam. Tapi ketika waktu mulai lewat, Anda lebih cemas. Sebab semua orang pasti akan bertanya-tanya apakah itu akan terjadi atau tidak," sahut Cilic, seakan tak memperdulikan catatan pertemuannya melawan Nishikori.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0766 seconds (0.1#10.140)