Tersandung Doping tak Buat Karir Cilic Terpuruk
A
A
A
NEW YORK - Penantian panjang Marin Cilic menggondol trofi juara AS Terbuka 2014 akhirnya terwujud. Meskipun absen selama empat bulan akibat tersandung masalah doping, tidak membuat karirnya terpuruk.
Hal itu yang dibuktikannya kala menjungkalkan petenis Jepang, Kei Nishikori di final dengan tiga set langsung 6-3, 6-3, 6-3. Sebelum sukses mengangkat trofi pertama Grand Slam, Cilic pernah tersandung masalah doping atau tepatnya terjadi di tahun lalu.
Federasi Tenis Internasional (ITF) menjatuhkan sanksi larangan selama sembilan bulan. Tidak terima dengan hukuman itu, dia pun mengajukan banding.
Keputusan semifinalis Australia Terbuka 2010 terbilang sukses. ITF mengurangi hukuman menjadi empat bulan. Sejak sanksi larangan itu berlaku, pemain berusia 25 tahun ini sangat merindukan turun di sebuah turnamen.
"Itu membuatku marah, karena saya harus menjalani semua proses itu. Saya pun menganggap seakan hal itu tidak adil bagi saya bahkan tidak adil bagi pemain tenis lainnya. Jadi itu hanya kenangan buruk yang pernah saya alami," curhat Cilic seperti dikutip New York Times, Selasa (9/9).
"Ketika ITF tetap menjatuhkan sanksi menjadi empat bulan, saya tidak bisa berbuat banyak. Jadi saya hanya menerimanya. Saat saya kembali ke lapangan, saya berusaha keras untuk menghapus kenangan buruk dengan memasukkan pikiran-pikiran positif. Itulah yang membuat saya lebih giat untuk berlatih," tutup Cilic.
Hal itu yang dibuktikannya kala menjungkalkan petenis Jepang, Kei Nishikori di final dengan tiga set langsung 6-3, 6-3, 6-3. Sebelum sukses mengangkat trofi pertama Grand Slam, Cilic pernah tersandung masalah doping atau tepatnya terjadi di tahun lalu.
Federasi Tenis Internasional (ITF) menjatuhkan sanksi larangan selama sembilan bulan. Tidak terima dengan hukuman itu, dia pun mengajukan banding.
Keputusan semifinalis Australia Terbuka 2010 terbilang sukses. ITF mengurangi hukuman menjadi empat bulan. Sejak sanksi larangan itu berlaku, pemain berusia 25 tahun ini sangat merindukan turun di sebuah turnamen.
"Itu membuatku marah, karena saya harus menjalani semua proses itu. Saya pun menganggap seakan hal itu tidak adil bagi saya bahkan tidak adil bagi pemain tenis lainnya. Jadi itu hanya kenangan buruk yang pernah saya alami," curhat Cilic seperti dikutip New York Times, Selasa (9/9).
"Ketika ITF tetap menjatuhkan sanksi menjadi empat bulan, saya tidak bisa berbuat banyak. Jadi saya hanya menerimanya. Saat saya kembali ke lapangan, saya berusaha keras untuk menghapus kenangan buruk dengan memasukkan pikiran-pikiran positif. Itulah yang membuat saya lebih giat untuk berlatih," tutup Cilic.
(bbk)