Skuad Singo Edan Harus Ofensif Responsif
A
A
A
MALANG - Skuad Singo Edan --julukan Arema Cronus-- harus bermain ofensif responsif saat bertanding di Indonesia Super League (ISL) musim ini. Skuad Singo Edan juga harus adaptif dengan berbagai macam karakter permainan lawan di lapangan.
Menerapkan skema menyerang 4-3-3 dan didukung pemain dengan kecepatan tinggi, membuat Arema sangat agresif dan lebih sering mengandalkan kemampuan sprint pemainnya. Dua dari tiga striker memiliki kemampuan berlari di atas rata-rata, cantum saja Samsul Arif, Beto Goncalves, serta Irsyad Maulana.
Namun di babak delapan besar nanti, kecepatan bukanlah hal mutlak yang akan dilakukan tim berjuluk Singo Edan. Pelatih Arema Cronus Suharno menyebut, timnya harus responsif sekaligus adaptif terhadap karakter lawan yang dihadapi. Ada saatnya tim bermain cepat dan agresif, tapi menurutnya kadang juga diperlukan permainan sabar dengan tempo lambat.
"Karakteristik lawan sangat berbeda di delapan besar. Ada yang fokus di pertahanan, ada yang naik menyerang. Kami harus cermat dalam mempelajari bagaimana strategi lawan. Dari situ akan ditentukan bagaimana permainan yang cocok," urai Suharno, Kamis (25/9).
Suharno sangat optimistis timnya bisa sangat fleksibel dalam menjalankan berbagai model strategi. Skill pemain yang disebutnya sangat bagus dan serbabisa mendukung dirinya dalam mengubah gaya bermain sesuai kelemahan di pihak lawan.
Namun dirinya enggan menguak formasi yang akan diterapkan saat menghadapi Semen Padang, Persela Lamongan dan Persipura nanti. Arema musim ini hampir selalu memakai format 4-3-3, karena inovasi ke 3-5-2 sempat tidak memuaskan.
"Mungkin ada perbedaan formasi tergantung lawan yang kami hadapi. Tapi kami fleksibel saja, karena satu formasi bisa beralih ke formasi lainnya walau kadang tak disadari. Misalnya 4-3-3 yang bisa menjadi 4-5-1 dalam kondisi tertentu," terang pelatih asal Klaten.
Menerapkan skema menyerang 4-3-3 dan didukung pemain dengan kecepatan tinggi, membuat Arema sangat agresif dan lebih sering mengandalkan kemampuan sprint pemainnya. Dua dari tiga striker memiliki kemampuan berlari di atas rata-rata, cantum saja Samsul Arif, Beto Goncalves, serta Irsyad Maulana.
Namun di babak delapan besar nanti, kecepatan bukanlah hal mutlak yang akan dilakukan tim berjuluk Singo Edan. Pelatih Arema Cronus Suharno menyebut, timnya harus responsif sekaligus adaptif terhadap karakter lawan yang dihadapi. Ada saatnya tim bermain cepat dan agresif, tapi menurutnya kadang juga diperlukan permainan sabar dengan tempo lambat.
"Karakteristik lawan sangat berbeda di delapan besar. Ada yang fokus di pertahanan, ada yang naik menyerang. Kami harus cermat dalam mempelajari bagaimana strategi lawan. Dari situ akan ditentukan bagaimana permainan yang cocok," urai Suharno, Kamis (25/9).
Suharno sangat optimistis timnya bisa sangat fleksibel dalam menjalankan berbagai model strategi. Skill pemain yang disebutnya sangat bagus dan serbabisa mendukung dirinya dalam mengubah gaya bermain sesuai kelemahan di pihak lawan.
Namun dirinya enggan menguak formasi yang akan diterapkan saat menghadapi Semen Padang, Persela Lamongan dan Persipura nanti. Arema musim ini hampir selalu memakai format 4-3-3, karena inovasi ke 3-5-2 sempat tidak memuaskan.
"Mungkin ada perbedaan formasi tergantung lawan yang kami hadapi. Tapi kami fleksibel saja, karena satu formasi bisa beralih ke formasi lainnya walau kadang tak disadari. Misalnya 4-3-3 yang bisa menjadi 4-5-1 dalam kondisi tertentu," terang pelatih asal Klaten.
(aww)