Drama Kecelakaan dan Peraturan FIA
A
A
A
SUZUKA - Pelajaran apa yang dapat dipetik dari insiden kecelakaan Jules Bianchi di GP Jepang, Minggu (5/10).
Kecelakaan Bianchi di sirkuit Suzuka merupakan gambaran atau potret bahwa balapan Formula 1 dapat disebut sebagai sebuah pernyataan yang bersifat paradoks.
Pasalnya, tidak ada pembalap jet darat satu pun yang ingin terluka. Namun pada akhirnya kenyataan itu sulit terhindarkan. Dengan kata lain, ini merupakan bagian yang saling melengkapi saat pembalap berusaha ingin menarik jutaan orang di seluruh dunia.
Di sisi lain ada fakta menarik bahwa Federasi Otomotif Internasional (FIA) masih belum mampu memberikan keselamatan kepada pembalap. Karena sejak kematian Ayrton Senna pada 1994 di GP San Marino, belum ada tanda-tanda yang mengarah untuk memperbaiki keamanan pilot jet darat saat berada di lintasan.
Seluruh pembalap paham kalau mereka sedang mempertaruhkan hidup. Namun FIA tidak tanggap mengantisipasi jatuhnya korban saat balapan F1 berlangsung dan itu terlihat di sirkuit Suzuka.
Sebab FIA tidak berusaha untuk menghentikan balapan seri ke-15 saat hujan lebat berlangsung dan malah melakukan safety car saat kondisi cuaca buruk. Bagaimana pun nasi telah menjadi bubur dan Bianchi kini tengah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit di Tokyo, Jepang.
"Kita harus selalu sadar bahwa balap motor (Formula 1) selalu berbahaya. Mungkin ada pelajaran yang bisa dipetik dari insiden kecelakaan ini bahwa dalam kondisi sulit badan yang mengurusi balapan ini bisa bertindak," kata Niki Lauda dikutip BBC, Selasa (7/10).
Kecelakaan Bianchi di sirkuit Suzuka merupakan gambaran atau potret bahwa balapan Formula 1 dapat disebut sebagai sebuah pernyataan yang bersifat paradoks.
Pasalnya, tidak ada pembalap jet darat satu pun yang ingin terluka. Namun pada akhirnya kenyataan itu sulit terhindarkan. Dengan kata lain, ini merupakan bagian yang saling melengkapi saat pembalap berusaha ingin menarik jutaan orang di seluruh dunia.
Di sisi lain ada fakta menarik bahwa Federasi Otomotif Internasional (FIA) masih belum mampu memberikan keselamatan kepada pembalap. Karena sejak kematian Ayrton Senna pada 1994 di GP San Marino, belum ada tanda-tanda yang mengarah untuk memperbaiki keamanan pilot jet darat saat berada di lintasan.
Seluruh pembalap paham kalau mereka sedang mempertaruhkan hidup. Namun FIA tidak tanggap mengantisipasi jatuhnya korban saat balapan F1 berlangsung dan itu terlihat di sirkuit Suzuka.
Sebab FIA tidak berusaha untuk menghentikan balapan seri ke-15 saat hujan lebat berlangsung dan malah melakukan safety car saat kondisi cuaca buruk. Bagaimana pun nasi telah menjadi bubur dan Bianchi kini tengah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit di Tokyo, Jepang.
"Kita harus selalu sadar bahwa balap motor (Formula 1) selalu berbahaya. Mungkin ada pelajaran yang bisa dipetik dari insiden kecelakaan ini bahwa dalam kondisi sulit badan yang mengurusi balapan ini bisa bertindak," kata Niki Lauda dikutip BBC, Selasa (7/10).
(wbs)