Persela Cetak Hat-trick Menunggak Gaji
A
A
A
LAMONGAN - Persela Lamongan cetak hat-trick sebagai tim yang menunggak gaji pemain. Dalam tiga musim, tim asal Kota Soto itu selalu menyisakan problem tunggakan gaji pemain ketika memasuki bulan-bulan terakhir kompetisi.
Musim ini kembali terulang walau tidak separah musim sebelumnya. Setelah menuntaskan babak delapan besar Indonesia Super League (ISL) dengan hasil mengenaskan, Persela masih berhutang gaji pemain selama satu setengah bulan.
Kondisi ini diperkirakan menjadi salah satu sebab jebloknya semangat Persela ketika menjalani babak delapan besar. Puncaknya, Pelatih Eduard Tjong pilih meninggalkan Lamongan karena merasa tak mampu menjadikan tim lebih baik.
Musim lalu, efek tunggakan gaji sangat terasa yakni dengan hengkangnya pemain-pemain terbaik seperti Gustavo Lopez, Samsul Arif, Fandi Eko Utomo, Jimmy Suparno, serta beberapa pemain lain. Musim ini, manajemen berjanji melunasi tunggakan secepat mungkin.
"Manajemen pasti bertanggungjawab dan akan melunasinya walau mungkin secara bertahap. Saya sendiri tidak bisa memastikan apakah ada efeknya pada performa tim selama ini. Mungkin saja ada karena buktinya Persela memang kurang optimal," terang Manajer Persela Yunan Achmadi.
Padahal jika dikalkulasi, kebutuhan untuk musim ini tidak terlalu menguras kantong karena kompetisi memakai format dua wilayah. Artinya jumlah pertandingan tidak terlalu banyak atau hampir separuh dari format satu wilayah.
Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) serius bagi manajemen mengingat musim depan kembali ke satu wilayah. Tidak bisa ditawar lagi, manajemen harus meningkatkan ketersediaan dana jika tidak ingin lebih parah dibanding musim sebelumnya.
Persela sendiri telah mencatat 'hat-trick' tunggakan gaji. Pada dua musim sebelumnya, 2012 dan 2013, Persela menunggak dalam jumlah lebih besar dan itu terjadi ketika melakoni kompetisi satu wilayah. Nyatanya Laskar Joko Tingkir tetap tak bisa menghindari tunggakan walau ada 'keringanan' dari sisi format kompetisi musim ini.
Situasi ini tidak seimbang dengan gebyar dan optimisme Persela ketika mengawali musim dan seakan tak menyimpan masalah di sisi finansial. Jika situasi demikian tidak berangsur membaik, maka bakal sulit bagi Persela membangun tim yang lebih besar dan kompetitif.
Sejarah Tunggakan Gaji Persela:
* ISL musim 2011-2012:
Empat hingga enam bulan gaji, plus 10% signing fee.*
* ISL musim 2012-2013:
Tiga hingga empat bulan gaji.*
* ISL musim 2014:
Satu setengah bulan.
(*) Berdasar rilis Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) pada 2013.
Musim ini kembali terulang walau tidak separah musim sebelumnya. Setelah menuntaskan babak delapan besar Indonesia Super League (ISL) dengan hasil mengenaskan, Persela masih berhutang gaji pemain selama satu setengah bulan.
Kondisi ini diperkirakan menjadi salah satu sebab jebloknya semangat Persela ketika menjalani babak delapan besar. Puncaknya, Pelatih Eduard Tjong pilih meninggalkan Lamongan karena merasa tak mampu menjadikan tim lebih baik.
Musim lalu, efek tunggakan gaji sangat terasa yakni dengan hengkangnya pemain-pemain terbaik seperti Gustavo Lopez, Samsul Arif, Fandi Eko Utomo, Jimmy Suparno, serta beberapa pemain lain. Musim ini, manajemen berjanji melunasi tunggakan secepat mungkin.
"Manajemen pasti bertanggungjawab dan akan melunasinya walau mungkin secara bertahap. Saya sendiri tidak bisa memastikan apakah ada efeknya pada performa tim selama ini. Mungkin saja ada karena buktinya Persela memang kurang optimal," terang Manajer Persela Yunan Achmadi.
Padahal jika dikalkulasi, kebutuhan untuk musim ini tidak terlalu menguras kantong karena kompetisi memakai format dua wilayah. Artinya jumlah pertandingan tidak terlalu banyak atau hampir separuh dari format satu wilayah.
Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) serius bagi manajemen mengingat musim depan kembali ke satu wilayah. Tidak bisa ditawar lagi, manajemen harus meningkatkan ketersediaan dana jika tidak ingin lebih parah dibanding musim sebelumnya.
Persela sendiri telah mencatat 'hat-trick' tunggakan gaji. Pada dua musim sebelumnya, 2012 dan 2013, Persela menunggak dalam jumlah lebih besar dan itu terjadi ketika melakoni kompetisi satu wilayah. Nyatanya Laskar Joko Tingkir tetap tak bisa menghindari tunggakan walau ada 'keringanan' dari sisi format kompetisi musim ini.
Situasi ini tidak seimbang dengan gebyar dan optimisme Persela ketika mengawali musim dan seakan tak menyimpan masalah di sisi finansial. Jika situasi demikian tidak berangsur membaik, maka bakal sulit bagi Persela membangun tim yang lebih besar dan kompetitif.
Sejarah Tunggakan Gaji Persela:
* ISL musim 2011-2012:
Empat hingga enam bulan gaji, plus 10% signing fee.*
* ISL musim 2012-2013:
Tiga hingga empat bulan gaji.*
* ISL musim 2014:
Satu setengah bulan.
(*) Berdasar rilis Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) pada 2013.
(aww)