Agus Yuwono Picu Pesimisme Persikmania
A
A
A
KEDIRI - Persik Kediri akhirnya menunjuk Agus Yuwono sebagai pelatih anyar untuk menghadapi Indonesia Super League (ISL) musim 2015. Sosok yang musim lalu gagal menangani Persegres Gresik United, sekaligus sudah tidak asing lagi bagi publik bola Kota Kediri.
Agus Yuwono pernah bekerja di Stadion Brawijaya pada 2010 dan saat itulah Persik terdegradasi ke Divisi Utama. Kini, pelatih asal Malang tersebut kembali ke Kota Tahu dengan situasi kurang menguntungkan.
Agus harus mendapati tim Persik krisis segala bidang dan ditinggal pemain-pemain terbaik musim lalu. Bahkan hingga akhir Desember ini hanya segelintir pemain yang benar-benar layak untuk Indonesia Super League (ISL).
Pelatih yang juga pernah membawa Persidafon Dafonsoro terdegradasi ini sudah berada di Kediri dan memantau latihan Persik. Tugas awal yang dibebankan kepada dia adalah membawa Macan Putih berlaga di turnamen Piala Gubernur Jawa Timur.
"Persik harus sudah mulai menyiapkan tim. Kami di jajaran manajemen mempercayai Agus Yuwono untuk menyusun kekuatan baru. Tahap awal tentu saja perekrutan pemain dan ikut Piala Gubernur," kata Ketua Umum Persik, Barnadi.
Khusus untuk Piala Gubernur, rencananya Persik ditunjuk sebagai salah satu tuan rumah, Agus Yuwono mungkin cukup mengoptimalkan pemain yang ada. Yakni gabungan antara pemain lama yang bertahan dan pemain muda U-21.
Agus bakal dibantu empat asisten pelatih yang notabene eks pemain Persik, yakni Musikan, Harianto, serta Wahyudi (pelatih kiper). Satu lagi asisten pelatih adalah Dwi Priyo Utomo. Mereka sudah membawa tim berlatih pada pekan ini.
Ditunjuknya Agus Yuwono sebagai pelatih di Persik sebenarnya bukan kejutan. Agus kebetulan termasuk pelatih yang belum memiliki pekerjaan setelah sempat gagal menangani Arema Cronus U-21 di pentas ISL U-21 2014.
Pelatih yang mengawali karir kepelatihannya di Persema Malang ini termasuk pelatih dengan rekor kurang begitu mentereng. Dua kali membawa timnya degradasi (Persik dan Persidafon), dipecat dari Persegres, serta gagal di level U-21 bersama Arema.
Penunjukan Agus memunculkan pesimisme di kalangan Persikmania, suporter Persik. Mereka rata-rata kurang yakin Agus bisa menyiasati krisis di Persik dan membentuk kekuatan yang kompetitif di ISL.
Apalagi Persikmania masih belum melupakan timnya terdegradasi ketika dilatih Agus Yuwono. "Kurang yakin sih, tapi mau bagaimana lagi kalau memang segitu kemampuan manajemen,"kata Didit Cahyadi, salah satu Persikmania.
Agus Yuwono pernah bekerja di Stadion Brawijaya pada 2010 dan saat itulah Persik terdegradasi ke Divisi Utama. Kini, pelatih asal Malang tersebut kembali ke Kota Tahu dengan situasi kurang menguntungkan.
Agus harus mendapati tim Persik krisis segala bidang dan ditinggal pemain-pemain terbaik musim lalu. Bahkan hingga akhir Desember ini hanya segelintir pemain yang benar-benar layak untuk Indonesia Super League (ISL).
Pelatih yang juga pernah membawa Persidafon Dafonsoro terdegradasi ini sudah berada di Kediri dan memantau latihan Persik. Tugas awal yang dibebankan kepada dia adalah membawa Macan Putih berlaga di turnamen Piala Gubernur Jawa Timur.
"Persik harus sudah mulai menyiapkan tim. Kami di jajaran manajemen mempercayai Agus Yuwono untuk menyusun kekuatan baru. Tahap awal tentu saja perekrutan pemain dan ikut Piala Gubernur," kata Ketua Umum Persik, Barnadi.
Khusus untuk Piala Gubernur, rencananya Persik ditunjuk sebagai salah satu tuan rumah, Agus Yuwono mungkin cukup mengoptimalkan pemain yang ada. Yakni gabungan antara pemain lama yang bertahan dan pemain muda U-21.
Agus bakal dibantu empat asisten pelatih yang notabene eks pemain Persik, yakni Musikan, Harianto, serta Wahyudi (pelatih kiper). Satu lagi asisten pelatih adalah Dwi Priyo Utomo. Mereka sudah membawa tim berlatih pada pekan ini.
Ditunjuknya Agus Yuwono sebagai pelatih di Persik sebenarnya bukan kejutan. Agus kebetulan termasuk pelatih yang belum memiliki pekerjaan setelah sempat gagal menangani Arema Cronus U-21 di pentas ISL U-21 2014.
Pelatih yang mengawali karir kepelatihannya di Persema Malang ini termasuk pelatih dengan rekor kurang begitu mentereng. Dua kali membawa timnya degradasi (Persik dan Persidafon), dipecat dari Persegres, serta gagal di level U-21 bersama Arema.
Penunjukan Agus memunculkan pesimisme di kalangan Persikmania, suporter Persik. Mereka rata-rata kurang yakin Agus bisa menyiasati krisis di Persik dan membentuk kekuatan yang kompetitif di ISL.
Apalagi Persikmania masih belum melupakan timnya terdegradasi ketika dilatih Agus Yuwono. "Kurang yakin sih, tapi mau bagaimana lagi kalau memang segitu kemampuan manajemen,"kata Didit Cahyadi, salah satu Persikmania.
(aww)