Persik Degradasi setelah Pesta Juara
A
A
A
KEDIRI - Nasib apes dialami Persik Kediri yang degradasi setelah pesta juara. Keterlambatan Persik Kediri dalam mempersiapkan tim, terutama aspek finansial, menjadi penyebabnya.
PT. Liga Indonesia memutuskan Persik tidak layak bertarung di Indonesia Super League (ISL) 2015 karena tak lolos verifikasi. Bencana setelah berpesta. Persik dua hari lalu berpesta di Stadion Brawijaya setelah menjuarai turnamen pramusim Piala Gubernur Jawa Timur. Hanya berselang dua hari, tim berjuluk Macan Putih dinyatakan degradasi.
Persik terlalu banyak utang sekaligus proyeksi keuangan yang kurang menjanjikan. Bahkan hingga kini Persik belum melunasi tunggakan gaji pemain selama empat bulan. Kontrak untuk musim depan pun belum terpikirkan. Manajemen Persik seakan tidak percaya dan masih bersikap 'wait and see'.
"Saya jelas terkejut. Tapi tunggu saja perkembangan selanjutnya. Belum ada surat keputusan yang kami terima,"ujar Ketua Umum Persik Kediri Barnadi.
Dalam keputusannya pada Senin (12/1) malam, PT.Liga Indonesia melalui Joko Driono juga menjatuhkan vonis sama kepada Persiwa Wamena. Dengan demikian ISL musim depan bakal diikuti 18 tim karena tak ada penggantian posisi keduanya.
Di lain sisi, staf pelatih Persik Kediri juga belum terpengaruh dengan tercoretnya tim Macan Putih dari ISL. Agus Yuwono yang sementara ditunjuk sebagai pelatih, berkomitmen tetap mempersiapkan tim, terlepas nantinya bermain di mana.
"Harapan saya Persik Kediri tetap di ISL. Sejauh ini keputusan PT. Liga Indonesia belum berpengaruh apa-apa. Saya sebagai pihak yang ditunjuk membentuk tim, masih tetap fokus pada tugas saya," papar Agus Yuwono, yang belum menandatangani kontrak resmi sebagai pelatih Persik.
Hal senada juga disampaikan Musikan, asisten pelatih yang musim lalu berjasa membawa tim kebanggaan Persikmania bertahan di ISL. Walau masih belum percaya vonis PT. Liga, dia menyatakan ini menjadi pembelajaran bagi Persik.
"Kami musim lalu sudah berjuang keras agar tidak terdegradasi. Ternyata kami dinyatakan tak layak di ISL dengan cara lainnya. Benar atau tidaknya keputusan tersebut, semua elemen di Persik harus menyikapinya dengan bijak,"ungkap Musikan yang juga menyatakan tetap berkomitmen untuk Persik.
Sedangkan komentar di kalangan suporter Persikmania sangat beragam. Ada suporter yang menyalahkan manajemen karena tak bisa menggalang dana sejak awal, ada pula yang meminta manajemen secepatnya mencari sponsor besar.
Sebagian lainnya justru menuding PT. Liga Indonesia tidak fair dengan alasan banyak tim lain yang tak lebih baik dibandingkan Persik. Kekecewaan Persikmania cukup bisa dimaklumi karena mereka baru semusim kembali ke ISL.
PT. Liga Indonesia memutuskan Persik tidak layak bertarung di Indonesia Super League (ISL) 2015 karena tak lolos verifikasi. Bencana setelah berpesta. Persik dua hari lalu berpesta di Stadion Brawijaya setelah menjuarai turnamen pramusim Piala Gubernur Jawa Timur. Hanya berselang dua hari, tim berjuluk Macan Putih dinyatakan degradasi.
Persik terlalu banyak utang sekaligus proyeksi keuangan yang kurang menjanjikan. Bahkan hingga kini Persik belum melunasi tunggakan gaji pemain selama empat bulan. Kontrak untuk musim depan pun belum terpikirkan. Manajemen Persik seakan tidak percaya dan masih bersikap 'wait and see'.
"Saya jelas terkejut. Tapi tunggu saja perkembangan selanjutnya. Belum ada surat keputusan yang kami terima,"ujar Ketua Umum Persik Kediri Barnadi.
Dalam keputusannya pada Senin (12/1) malam, PT.Liga Indonesia melalui Joko Driono juga menjatuhkan vonis sama kepada Persiwa Wamena. Dengan demikian ISL musim depan bakal diikuti 18 tim karena tak ada penggantian posisi keduanya.
Di lain sisi, staf pelatih Persik Kediri juga belum terpengaruh dengan tercoretnya tim Macan Putih dari ISL. Agus Yuwono yang sementara ditunjuk sebagai pelatih, berkomitmen tetap mempersiapkan tim, terlepas nantinya bermain di mana.
"Harapan saya Persik Kediri tetap di ISL. Sejauh ini keputusan PT. Liga Indonesia belum berpengaruh apa-apa. Saya sebagai pihak yang ditunjuk membentuk tim, masih tetap fokus pada tugas saya," papar Agus Yuwono, yang belum menandatangani kontrak resmi sebagai pelatih Persik.
Hal senada juga disampaikan Musikan, asisten pelatih yang musim lalu berjasa membawa tim kebanggaan Persikmania bertahan di ISL. Walau masih belum percaya vonis PT. Liga, dia menyatakan ini menjadi pembelajaran bagi Persik.
"Kami musim lalu sudah berjuang keras agar tidak terdegradasi. Ternyata kami dinyatakan tak layak di ISL dengan cara lainnya. Benar atau tidaknya keputusan tersebut, semua elemen di Persik harus menyikapinya dengan bijak,"ungkap Musikan yang juga menyatakan tetap berkomitmen untuk Persik.
Sedangkan komentar di kalangan suporter Persikmania sangat beragam. Ada suporter yang menyalahkan manajemen karena tak bisa menggalang dana sejak awal, ada pula yang meminta manajemen secepatnya mencari sponsor besar.
Sebagian lainnya justru menuding PT. Liga Indonesia tidak fair dengan alasan banyak tim lain yang tak lebih baik dibandingkan Persik. Kekecewaan Persikmania cukup bisa dimaklumi karena mereka baru semusim kembali ke ISL.
(aww)