Dimitrov Si Pengoleksi 150 Kemenangan
A
A
A
MELBOURNE - Eksistensi petenis daun muda di Australia Terbuka 2015 sudah terasa saat Grigor Dimitrov memastikan tempat di babak keempat grand slam awal tahun. Walau hanya masuk sebagai unggulan kesepuluh namun kekasih Maria Sharapova itu mampu unjuk gigi sekaligus menyalakan alarm bahaya bahwa dia siap menghancurkan dominasi big four (Roger Federer, Rafael Nadal, Andy Murray, dan Novak Djokovic).
Dominasi Big Four di turnamen ini sedikit berkurang setelah Roger Federer angkat koper lebih awal usai dikalahkan Andreas Seppi dengan 4-6, 6-7, 6-4, dan 7-6. Berarti kedigdayaan petenis top dunia mulai luntur dan itu sebenarnya sudah pernah diramalkan petenis kidal Spanyol sebelum turnamen bergengsi ini berlangsung.
Saat itu Nadal mengatakan di tahun Kambing Kayu ini dominasi Big Four tidak akan bertahan lama. Petenis peraih 14 kali grand slam beralasan bahwa Federer, Djokovic, dan Murray tergerus usia. Sehingga mereka tidak mungkin untuk mempertahankan peringkat satu hingga empat dunia dalam waktu yang lama.
Perkataan Nadal akan segera terjawab saat Dimitrov berhadapan dengan Murray di babak keempat. Petenis berpaspor Bulgaria itu sukses melangkahkan kakinya ke babak keempat usai mengalahkan Marcos Baghdatis lewat pertarungan sengit lima set 4-6, 6-3, 3-6, 6-3, dan 6-3. Ini merupakan kemenangan ke-150 sepanjang karirnya.
"Itu adalah pertandingan yang sulit bagi saya. Saya tidak benar-benar merasa nyaman di lapangan. Karena saya ingin memberikan tontonan yang selalu diingat, tapi saya merasa bahwa itu benar-benar penting untuk menang," kata Dimitrov dikutip ATP, Jumat (23/1/2015).
Kendati Murray akan dijadikan sebagai tumbal pertama kebangkitan petenis daun muda, namun jika melihat rekam jejak keduanya. Petenis Inggris Raya di atas kertas jauh lebih diunggulkan. Dari enam pertemuan terakhir mereka, juara Wimbledon 2013 itu sudah membukukan empat kemenangan dan sisanya menelan kekalahan.
Keempat kemenangan Murray didapat di lapangan keras. Terlebih dari tiga pertandingan terakhir di Australia Terbuka 2015, kekasih Kim Sears belum kehilangan set satu kali pun.
Dominasi Big Four di turnamen ini sedikit berkurang setelah Roger Federer angkat koper lebih awal usai dikalahkan Andreas Seppi dengan 4-6, 6-7, 6-4, dan 7-6. Berarti kedigdayaan petenis top dunia mulai luntur dan itu sebenarnya sudah pernah diramalkan petenis kidal Spanyol sebelum turnamen bergengsi ini berlangsung.
Saat itu Nadal mengatakan di tahun Kambing Kayu ini dominasi Big Four tidak akan bertahan lama. Petenis peraih 14 kali grand slam beralasan bahwa Federer, Djokovic, dan Murray tergerus usia. Sehingga mereka tidak mungkin untuk mempertahankan peringkat satu hingga empat dunia dalam waktu yang lama.
Perkataan Nadal akan segera terjawab saat Dimitrov berhadapan dengan Murray di babak keempat. Petenis berpaspor Bulgaria itu sukses melangkahkan kakinya ke babak keempat usai mengalahkan Marcos Baghdatis lewat pertarungan sengit lima set 4-6, 6-3, 3-6, 6-3, dan 6-3. Ini merupakan kemenangan ke-150 sepanjang karirnya.
"Itu adalah pertandingan yang sulit bagi saya. Saya tidak benar-benar merasa nyaman di lapangan. Karena saya ingin memberikan tontonan yang selalu diingat, tapi saya merasa bahwa itu benar-benar penting untuk menang," kata Dimitrov dikutip ATP, Jumat (23/1/2015).
Kendati Murray akan dijadikan sebagai tumbal pertama kebangkitan petenis daun muda, namun jika melihat rekam jejak keduanya. Petenis Inggris Raya di atas kertas jauh lebih diunggulkan. Dari enam pertemuan terakhir mereka, juara Wimbledon 2013 itu sudah membukukan empat kemenangan dan sisanya menelan kekalahan.
Keempat kemenangan Murray didapat di lapangan keras. Terlebih dari tiga pertandingan terakhir di Australia Terbuka 2015, kekasih Kim Sears belum kehilangan set satu kali pun.
(bbk)