HOT NEWS: Skuat Persik Kediri Buyar!
A
A
A
KEDIRI - Persik Kediri terdaftar sebagai kontestan kompetisi Divisi Utama 2015 yang baru dirilis PT. Liga Indonesia. Tapi keberadaan Persik di sana hanya sekadar hiasan semata. Pasalnya tim Persik Kediri buyar setelah banyak pemainnya memutuskan hengkang ke klub lain.
Ini setelah manajemen tak sanggup memberikan kepastian kontrak sekaligus pendanaan untuk kompetisi kasta kedua yang rencananya dimulai 26 April. Informasi yang dihimpun, belasan pemain sudah meninggalkan Kota Kediri untuk bergabung klub lain baik di Jawa maupun luar Jawa. Striker Ugik Sugianto misalnya, pilih bergabung dengan Barito Putra walau menjadi pemain tersubur di Persik selama pramusim.
Selain dia, ada kiper Tedi Heri yang berlabuh ke Madiun Putra FC, Zahrul Huda mengadu peruntungan di PSM Makassar, serta dua pemain senior Khusnul Yuli dan Slamet Sampurno yang bergeser ke klub tetangga PSBK Blitar. Catur Pamungkas 'mudik' ke Malang bersama Metro FC.
Burhanudin Nihe dan Rusdi Malawat menyeberang jauh ke Martapura FC, serta ada pula yang mencoba mencari klub di Jawa Tengah. Praktis, kekuatan tim berjuluk Macan Putih pun habis dan tak memungkinkan untuk mengikuti kompetisi Divisi Utama.
"Ya, banyak pemain Persik yang sedang mencari klub lain karena kondisi tidak pasti di Kediri. Kalau memang tidak bisa mengikuti kompetisi Divisi Utama tahun ini, maka pilihan Persik ya baru ikut pada 2016 nanti,"tutur Asisten Pelatih Persik Musikan.
Skuat Macan Putih tercantum di Grup 4 yang berisikan klub-klub dari wilayah Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Persik berada di antara sembilan klub, yakni Persiba Bantul, PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, Persinga Ngawi, Persatu Tuban, Madiun Putra FC, PSBI Blitar, PS Mojokerto Putra, Persepam MU.
Setelah gagal verifikasi finansial untuk Indonesia Super League (ISL) 2015, PT Liga Indonesia memberikan dua pilihan pada Macan Putih. Tim kesayangan Persikmania bisa mengikuti kompetisi level dua musim ini, atau istirahat dulu selama setahun dan kembali pada 2016 di level yang sama.
Persik sebenarnya tak ingin menunggu hingga 2016 untuk mengikuti kompetisi dan ngotot membentuk tim untuk Divisi Utama 2015. Sayang tidak ada perbaikan kondisi keuangan hingga pemain bosan tak juga mendapatkan kepastian kontrak permanen.
Tim juara Liga Indonesia 2003 dan 2006 ini ibarat perahu karam di lautan yang timbul tenggelam. Persik menderita kegagalan ganda di level kompetisi berbeda, yakni ISL dan Divisi Utama 2015. Kegagalan dipicu problem yang sama, yakni mengeringnya keuangan klub.
Ini setelah manajemen tak sanggup memberikan kepastian kontrak sekaligus pendanaan untuk kompetisi kasta kedua yang rencananya dimulai 26 April. Informasi yang dihimpun, belasan pemain sudah meninggalkan Kota Kediri untuk bergabung klub lain baik di Jawa maupun luar Jawa. Striker Ugik Sugianto misalnya, pilih bergabung dengan Barito Putra walau menjadi pemain tersubur di Persik selama pramusim.
Selain dia, ada kiper Tedi Heri yang berlabuh ke Madiun Putra FC, Zahrul Huda mengadu peruntungan di PSM Makassar, serta dua pemain senior Khusnul Yuli dan Slamet Sampurno yang bergeser ke klub tetangga PSBK Blitar. Catur Pamungkas 'mudik' ke Malang bersama Metro FC.
Burhanudin Nihe dan Rusdi Malawat menyeberang jauh ke Martapura FC, serta ada pula yang mencoba mencari klub di Jawa Tengah. Praktis, kekuatan tim berjuluk Macan Putih pun habis dan tak memungkinkan untuk mengikuti kompetisi Divisi Utama.
"Ya, banyak pemain Persik yang sedang mencari klub lain karena kondisi tidak pasti di Kediri. Kalau memang tidak bisa mengikuti kompetisi Divisi Utama tahun ini, maka pilihan Persik ya baru ikut pada 2016 nanti,"tutur Asisten Pelatih Persik Musikan.
Skuat Macan Putih tercantum di Grup 4 yang berisikan klub-klub dari wilayah Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Persik berada di antara sembilan klub, yakni Persiba Bantul, PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, Persinga Ngawi, Persatu Tuban, Madiun Putra FC, PSBI Blitar, PS Mojokerto Putra, Persepam MU.
Setelah gagal verifikasi finansial untuk Indonesia Super League (ISL) 2015, PT Liga Indonesia memberikan dua pilihan pada Macan Putih. Tim kesayangan Persikmania bisa mengikuti kompetisi level dua musim ini, atau istirahat dulu selama setahun dan kembali pada 2016 di level yang sama.
Persik sebenarnya tak ingin menunggu hingga 2016 untuk mengikuti kompetisi dan ngotot membentuk tim untuk Divisi Utama 2015. Sayang tidak ada perbaikan kondisi keuangan hingga pemain bosan tak juga mendapatkan kepastian kontrak permanen.
Tim juara Liga Indonesia 2003 dan 2006 ini ibarat perahu karam di lautan yang timbul tenggelam. Persik menderita kegagalan ganda di level kompetisi berbeda, yakni ISL dan Divisi Utama 2015. Kegagalan dipicu problem yang sama, yakni mengeringnya keuangan klub.
(aww)