Kompetisi Bubar, Klub dan Pemain Bingung
A
A
A
MALANG - Pembubaran QNB League 2015 yang diputuskan Exco PSSI pada Sabtu (3/5/2015), membuat klub-klub kebingungan. Bahkan, mereka belum tahu harus bagaimana menyikapi keputusan tersebut. Klub pilih mempelajari situasi sebelum mengambil langkah selanjutnya.
Penghentian kompetisi tentu berhubungan dengan banyak aspek, terutama soal kontrak pemain dan kontrak sponsor. Klub harus meninjau kembali klausul yang telah disepakati sebelumnya sebagai pijakan sebelum melangkah lebih jauh.
Dari Malang, Arema Cronus belum menentukan kebijakan yang jelas setelah mendengar kompetisi musim ini diakhiri di tengah jalan. "Tidak mudah membuat keputusan. Harus ada pembicaraan di semua level agar ada keputusan yang baik," sebut Iwan Budianto, CEO Arema Cronus.
"Manajemen harus mempelajari klausul kontrak sponsor dan pemain. Jelas pihak klub tidak bisa lepas tangan karena kompetisi berhenti. Tapi terlebih dahulu kami menunggu surat dari PSSI terkait pemberhentian liga," sebut bos Arema ini.
Sikap serupa juga ditunjukkan Persela Lamongan. Walau mengatakan akan mengikuti semua keputusan federasi (PSSI), Persela belum bisa mengambil langkah cepat terkait berbagai hal yang berhubungan dengan pemain maupun sponsor.
"Kami mengikuti arahan federasi dan harus siap dengan segala konsekuensinya. Tapi belum ada surat keputusan (penghentian liga) yang kami terima. Soal nasib pemain dan sponsor, manajemen masih akan menggelar meeting," tutur Arif Bakhtiar, Media Officer Persela Lamongan.
Masih dari pesisir utara Jawa Timur, Persegres Gresik United berharap ada solusi yang lebih baik selain menghentikan kompetisi ketika baru mulai. Persegres yang kini menjadi 'juara' sementara QNB League 2015, masih yakin penghentian liga bukan solusi satu-satunya.
"Kondisi itu (penghentian liga) akan sangat buruk bagi semua klub maupun pemain. Saya berharap ada solusi lain dan yakin masih ada langkah alternatif. Persegres tak akan terburu-buru menentukan sikap dan menunggu perkembangan lebih lanjut," terang Manajer Persegres Bagoes Cahyo Yuwono.
Penghentian kompetisi sangat mengejutkan klub-klub walau beberapa sudah menduga sebelumnya. Sebab mereka rata-rata belum siap menghadapi pembubaran liga dan tidak memiliki langkah strategis menghadapi situasi seperti ini.
Sejumlah pemain yang dimintai komentar pun masih bingung berujar dan menunggu kebijakan lebih lanjut dari klub maupun PSSI. "Belum tahu harus bicara apa. Satu-satunya keinginan kami sebagai pemain ya kompetisi tetap berjalan," ucap Bima Sakti, kapten Persegres.
"Saya masih bingung harus berkomentar apa. Sama sekali tak menduga (liga dibubarkan). Tunggu saja langkah dari manajemen," ucap Dendi Santoso, winger Arema Cronus.
Penghentian kompetisi tentu berhubungan dengan banyak aspek, terutama soal kontrak pemain dan kontrak sponsor. Klub harus meninjau kembali klausul yang telah disepakati sebelumnya sebagai pijakan sebelum melangkah lebih jauh.
Dari Malang, Arema Cronus belum menentukan kebijakan yang jelas setelah mendengar kompetisi musim ini diakhiri di tengah jalan. "Tidak mudah membuat keputusan. Harus ada pembicaraan di semua level agar ada keputusan yang baik," sebut Iwan Budianto, CEO Arema Cronus.
"Manajemen harus mempelajari klausul kontrak sponsor dan pemain. Jelas pihak klub tidak bisa lepas tangan karena kompetisi berhenti. Tapi terlebih dahulu kami menunggu surat dari PSSI terkait pemberhentian liga," sebut bos Arema ini.
Sikap serupa juga ditunjukkan Persela Lamongan. Walau mengatakan akan mengikuti semua keputusan federasi (PSSI), Persela belum bisa mengambil langkah cepat terkait berbagai hal yang berhubungan dengan pemain maupun sponsor.
"Kami mengikuti arahan federasi dan harus siap dengan segala konsekuensinya. Tapi belum ada surat keputusan (penghentian liga) yang kami terima. Soal nasib pemain dan sponsor, manajemen masih akan menggelar meeting," tutur Arif Bakhtiar, Media Officer Persela Lamongan.
Masih dari pesisir utara Jawa Timur, Persegres Gresik United berharap ada solusi yang lebih baik selain menghentikan kompetisi ketika baru mulai. Persegres yang kini menjadi 'juara' sementara QNB League 2015, masih yakin penghentian liga bukan solusi satu-satunya.
"Kondisi itu (penghentian liga) akan sangat buruk bagi semua klub maupun pemain. Saya berharap ada solusi lain dan yakin masih ada langkah alternatif. Persegres tak akan terburu-buru menentukan sikap dan menunggu perkembangan lebih lanjut," terang Manajer Persegres Bagoes Cahyo Yuwono.
Penghentian kompetisi sangat mengejutkan klub-klub walau beberapa sudah menduga sebelumnya. Sebab mereka rata-rata belum siap menghadapi pembubaran liga dan tidak memiliki langkah strategis menghadapi situasi seperti ini.
Sejumlah pemain yang dimintai komentar pun masih bingung berujar dan menunggu kebijakan lebih lanjut dari klub maupun PSSI. "Belum tahu harus bicara apa. Satu-satunya keinginan kami sebagai pemain ya kompetisi tetap berjalan," ucap Bima Sakti, kapten Persegres.
"Saya masih bingung harus berkomentar apa. Sama sekali tak menduga (liga dibubarkan). Tunggu saja langkah dari manajemen," ucap Dendi Santoso, winger Arema Cronus.
(sha)