Pensiun sebagai Pemain, Jacksen F Tiago Jadi Pelatih Tersukses di Indonesia
Rabu, 29 September 2021 - 22:30 WIB
JAKARTA - Semifinal liga dunhil 1998 masih merekam jelas bagaimana kehebatan Jacksen F Tiago mengolah si kulit bundar. Gol indah salto yang terjadi di dalam kotak pinalti menghantarkan Persebaya maju ke Final Liga Indonesia.
"Itulah salah satu gol terindah yang saya ciptakan, saat ini masih berkesan," ujar Jacksen F Tiago legenda hidup sepakbola Indonesia melalui salah satu wawancaranya oleh stasiun televisi beberapa tahun lalu.
Hingga kini, Jacksen mengungkapkan dirinya masih suka menonton video itu. Ia pun tak percaya dirinya bisa melakukan hal seperti itu, termasuk saat membawa Persebaya juara kampiun di tahun itu mengalahkan Bandung Raya 3-1 di final.
Sebagai seorang pemain, Jacksen sendiri tak terpisahkan dengan nomer 18. Sejak kedatangannya ke Petrokimia Gresik tahun 1994 Jacksen lekat dengan nomer 18, bahkan hingga malang melintang ke beberapa Tim seperti PSM Makassar, Persebaya hingga tim diluar Indonesia nomer 18 merupakan nomer yang tak terpisahkan.
"Ini seperti membawa berkah," tambahnya.
Berawal Swiss
Pria yang lahir di Rio de Janeiro 53 tahun silam ini mengaku tak bermimpi bisa bermain dan sukses sebagai pelatih di Indonesia. Saat datang ke Indonesia, umur Jacksen sendiri saat itu baru 26 tahun, usia mateng bagi seorang pesakbola.
"Rencananya memang bermain di Malaysia, tapi entah kenapa akhirnya bermain di Indonesia. Saya jujur kagum dengan supporter disini," kata Jacksen.
Permain keras dengan taktik liar membuat Jacksen sempat kebingungan dengan permainan sepakbola Indonesia. Kondisi ini diperburuk dengan kualitas lapangan dan rumput yang kala itu tak sebagus sekarang.
"Itulah salah satu gol terindah yang saya ciptakan, saat ini masih berkesan," ujar Jacksen F Tiago legenda hidup sepakbola Indonesia melalui salah satu wawancaranya oleh stasiun televisi beberapa tahun lalu.
Hingga kini, Jacksen mengungkapkan dirinya masih suka menonton video itu. Ia pun tak percaya dirinya bisa melakukan hal seperti itu, termasuk saat membawa Persebaya juara kampiun di tahun itu mengalahkan Bandung Raya 3-1 di final.
Sebagai seorang pemain, Jacksen sendiri tak terpisahkan dengan nomer 18. Sejak kedatangannya ke Petrokimia Gresik tahun 1994 Jacksen lekat dengan nomer 18, bahkan hingga malang melintang ke beberapa Tim seperti PSM Makassar, Persebaya hingga tim diluar Indonesia nomer 18 merupakan nomer yang tak terpisahkan.
"Ini seperti membawa berkah," tambahnya.
Berawal Swiss
Pria yang lahir di Rio de Janeiro 53 tahun silam ini mengaku tak bermimpi bisa bermain dan sukses sebagai pelatih di Indonesia. Saat datang ke Indonesia, umur Jacksen sendiri saat itu baru 26 tahun, usia mateng bagi seorang pesakbola.
"Rencananya memang bermain di Malaysia, tapi entah kenapa akhirnya bermain di Indonesia. Saya jujur kagum dengan supporter disini," kata Jacksen.
Permain keras dengan taktik liar membuat Jacksen sempat kebingungan dengan permainan sepakbola Indonesia. Kondisi ini diperburuk dengan kualitas lapangan dan rumput yang kala itu tak sebagus sekarang.
tulis komentar anda