Dari Kampung Terisolir, Fajar Pambudi Tekun Berlatih Judo Jelang Asian Para Games 2023
loading...
A
A
A
Fajar Pambudi merupakan salah satu atlet judo yang bakal mewakil Indonesia di Asian Para Games 2023. Meskipun berasal dari salah satu kampung terisolir di Kebumen, Jawa Tengah, namun ia tetap tekun dan gigih berlatih.
Fajar berasal dari daerah Dukuh Londeng, Desa Jladri, Kecamatan Buayan, Kebumen, Jawa Tengah. Perjuangan untuk mencapai kampung ini begitu luar biasa.
Pasalnya, jalan di wilayah ini masih berupa bebatuan dan tanah. Sulit bagi masyarakat di wilayah perbukitan Kebumen untuk mendapatkan akses pendidikan maupun ekonomi. Namun, kesulitan itu bisa dipatahkan oleh Fajar yang kini menjadi atlet para games di cabang judo.
Orang tuanya menuturkan bahwa Fajar memang mengalami kehidupan yang sulit sedari kecil. Bahkan, untuk mendapatkan uang jajan, ia harus membantu orang tua menyadap nira kelapa.
Fajar memiliki keterbatasan mata yang kurang jelas dalam melihat. Namun, hal itu tidak mencegahnya untuk berhenti berprestasi dengan menjadi atlet judo.
"Awal mulanya itu masuk kegiatan ekstrakurikuler [di sekolah]. Dari situ memang mulai kelihatan bakatnya," kata sang ayah ketika ditemui tim iNews.
Fajar, pada mulanya, belajar judo untuk bela diri demi menjaga dirinya. Namun, kemampuannya membuat Fajar terus berkembang hingga menjadi atlet para games.
Keterbatasan Fajar disebabkan oleh pem-bully-an yang dialami olehnya sewaktu kecil. Namun, keterbatasan ini justri menjadikannya semakin termotivasi untuk berprestasi. Bahkan, dia memiliki niat mulia untuk memberangkatkan kedua orang tuanya umrah jika bisa memenangi kejuaraan.
Fajar berasal dari daerah Dukuh Londeng, Desa Jladri, Kecamatan Buayan, Kebumen, Jawa Tengah. Perjuangan untuk mencapai kampung ini begitu luar biasa.
Pasalnya, jalan di wilayah ini masih berupa bebatuan dan tanah. Sulit bagi masyarakat di wilayah perbukitan Kebumen untuk mendapatkan akses pendidikan maupun ekonomi. Namun, kesulitan itu bisa dipatahkan oleh Fajar yang kini menjadi atlet para games di cabang judo.
Orang tuanya menuturkan bahwa Fajar memang mengalami kehidupan yang sulit sedari kecil. Bahkan, untuk mendapatkan uang jajan, ia harus membantu orang tua menyadap nira kelapa.
Fajar memiliki keterbatasan mata yang kurang jelas dalam melihat. Namun, hal itu tidak mencegahnya untuk berhenti berprestasi dengan menjadi atlet judo.
"Awal mulanya itu masuk kegiatan ekstrakurikuler [di sekolah]. Dari situ memang mulai kelihatan bakatnya," kata sang ayah ketika ditemui tim iNews.
Fajar, pada mulanya, belajar judo untuk bela diri demi menjaga dirinya. Namun, kemampuannya membuat Fajar terus berkembang hingga menjadi atlet para games.
Keterbatasan Fajar disebabkan oleh pem-bully-an yang dialami olehnya sewaktu kecil. Namun, keterbatasan ini justri menjadikannya semakin termotivasi untuk berprestasi. Bahkan, dia memiliki niat mulia untuk memberangkatkan kedua orang tuanya umrah jika bisa memenangi kejuaraan.
(yov)