Begini Kisah tentang Pemuda Kontroversial dari Red Bull Racing

Kamis, 01 November 2018 - 08:59 WIB
Begini Kisah tentang Pemuda Kontroversial dari Red Bull Racing
Begini Kisah tentang Pemuda Kontroversial dari Red Bull Racing
A A A
ADA banyak alasan mengapa pembalap Formula 1 dari Red Bull Racing, Max Verstappen, diberi nama Mad Max. Ada banyak kisah yang membuat banyak orang begitu kesal dengan pembalap berbendera Belanda itu.

Salah satu pembalap yang paling waswas dengan sepak terjang Max Verstappen adalah Sebastian Vettel. Pembalap Formula 1 dari Scuderia Ferrari tersebut mempunyai banyak kisah dengan Max, panggilan akrab Max Verstappen.

Setiap tahun Formula 1 digelar, selalu ada saja senggolan antara Vettel dan Max. Tahun ini mereka bersenggolan dua kali di Belgia dan Jepang. Saat di Belgia, Vettel mengatakan Max harus berkepala dingin jika ingin jadi pembalap profesional.

“Dia bisa menunggu waktu yang tepat untuk menyalip saya. Sayang kecerobohannya membuat kita saling bersenggolan. Untungnya kita masih bisa terus balapan,” ujar Vettel.

Dikritik Vettel, Max justru tidak mau ambil pusing. Dia mengatakan senggolan tersebut adalah hal yang biasa terjadi setiap kali ada balapan. “Cuma insiden balap saja,” katanya.

Uniknya beberapa bulan kemudian di Sirkuit Suzuka, Jepang, kejadian sebaliknya terjadi. Kali ini giliran Vettel yang menyenggol Max sehingga menyebabkan pembalap Jerman itu melintir.

Max memang tidak langsung mengkritik habishabisan juara dunia Formula 1 empat kali itu. Dia hanya mengatakan, inilah yang dinamakan insiden balapan. “Dia harus mendengarkan apa yang dia ucapkan dulu waktu di Belgia,” ucap Max dengan wajah datar.

Bukan hanya lawan-lawannya yang kerap bermasalah dengan Max. Rekan satu timnya di Red Bull Racing, Daniel Ricciardo, bahkan punya hubungan panas-dingin dengan Max. Sirkuit Red Bull Ring, Austria pada tahun ini jadi saksi kekakuan hubungan mereka.

Peristiwa terjadi ketika keduanya hendak menjalani babak kualifikasi. Max diminta oleh tim untuk menyalip mobil Daniel Ricciardo. Namun, permintaan itu ditolak karena seminggu sebelumnya di Sirkuit Paul Ricad, Prancis, Max sudah rela berada di depan Daniel untuk memberikan keuntungan slipstream. Jadi, menurutnya, sekarang giliran Daniel yang membantunya berada di depan mobil Max.

“Minggu lalu saya sudah melakukannya, sekarang giliran dia. Ini namanya disiplin,” tegas pembalap kelahiran 30 September 1997 tersebut. Daniel kecewa dengan kengototan Max.

“Tidak ada gunanya saya terus berlari di trek ini,” keluh pembalap Australia tersebut. Max memang tidak pernah peduli dengan apa yang terjadi di luar dirinya sendiri. Selama dia melihat apa yang dia lakukan benar, dia akan tetap kukuh dengan pendiriannya.

Dia juga bukan orang yang bisa menyimpan dengan baik apa yang dia rasakan. Seperti saat Daniel berhasil mematahkan ambisinya menjadi pembalap termuda sepanjang sejarah Formula 1 yang meraih pole position di Formula 1 Meksiko pada Minggu (28/10) lalu.

Terlihat jelas Max menahan kekesalan karena ambisinya tersebut pupus karena Daniel lebih cepat setengah detik dari dirinya. Benarkah Max kesal karena ambisinya terhambat. Nyatanya tidak demikian, bagi Max, menjadi terkencang adalah segalanya, berapa pun usia dia.

“Itu yang membuat saya senang setiap kali saya ada di mobil. Saya selalu senang menjadi yang terkencang. Sepanjang saya berhasil memenangi balapan dan kejuaraan, saya tidak terlalu pusing dengan masalah usia. Saya tidak terlalu memikirkan rekor tersebut,” kata Max.

Keinginan menjadi yang terkencang ini memang sudah dipupuk sejak Max kecil. Apalagi dia datang dari keluarga yang kuat darah balap. Ayahnya, Jos Verstappen, adalah mantan pembalap Formula 1.

Sementara ibunya, Sophie Kumpen, adalah pembalap gokar wanita terkenal di Belgia. Perlu diingat, Sophie Kumpen muda pernah mengalahkan pembalap terkenal seperti Jenson Button, Jarno Trulli, dan Giancarlo Fisichella. Namun, Jos Verstappen adalah sosok yang paling berpengaruh pada karier Max.

Jos tidak hanya menjadi ayah, tapi juga mekanik, teknisi mesin, hingga mengatur setting gokar miliknya. “Memang menyenangkan punya orang tua yang mengerti betul balapan. Namun, kerja keras dan disiplin juga dibutuhkan untuk mewujudkannya,” sebut Max.

Max memulai balapan gokar di usia 4 tahun. Dedikasinya luar biasa menakjubkan karena dia balapan gokar hingga usia 12 tahun. Kiprahnya juga luar biasa karena dari 75 kali keikutsertaannya di balapan gokar, dia berhasil memenangi 73 balapan. Jos Verstappen memang luar biasa keras pada anak kecilnya.

Sejak kecil, Max sudah terbiasa dengan disiplin yang keras. Situs berita Inggris, The Telegraph mengutip cerita Jos Verstappen saat dia mengawal anaknya untuk kualifikasi pembalap Toro Rosso. Saat itu Max membuat kesalahan dengan melakukan manuver berbahaya. Hasilnya dia malah membuat mobilnya rusak.

“Saat itu saya langsung pergi dari sirkuit dan mulai merapikan semua peralatan dan membongkar tenda kami. Max kemudian datang menangis dan mengatakan butuh bantuan agar mobilnya bisa dibawa pulang. Saya bilang ke dia, bawa sendiri,” kenang Jos.

Setelah itu, Jos diam seribu bahasa setiap kali diajak berbicara dengan Max. “Saya ingin menunjukkan kepada dia rasa kecewa itu seperti apa. Setelah dia memahami, saya baru bicara kembali kepadanya,” kata Jos. Sikap keras inilah yang kemudian membuat Max jadi pribadi yang dominan dan penuh dengan kerja keras.

Di umur 16 tahun Max dapat kejutan luar biasa karena tiba-tiba saja dia ditunjuk sebagai pembalap tim Toro Rosso F1 untuk musim 2015. Padahal, saat itu Max sama sekali belum memiliki surat izin mengemudi. Tapi dia memiliki superlicense yang harus dimiliki pembalap profesional untuk turun di Formula 1.

Salah satu keunggulan yang dimiliki Max, menurut David Coulthard, mantan pebalap Formula 1, adalah sikapnya yang overproud . Dia tidak melihat pembalap Formula 1 yang ada saat ini dan lampau sebagai sosok yang perlu dicontoh. Tidak juga ayahnya, Jos Verstappen.

“Saya tidak perlu melihat apa yang mereka lakukan. Saya menghormati mereka, namun saya adalah saya. Dan apa yang saya lakukan menentukan apa yang akan saya dapatkan,” katanya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5234 seconds (0.1#10.140)