Biodata Johan Ghazali, Petarung Remaja Calon Juara Dunia Muay Thai Masa Depan
loading...
A
A
A
Nama petarung Melayu berparas rupawan Johan Ghazali digadang-gadang sebagai calon juara dunia Muay Thai masa depan. Berikut biodata lengkapnya.
Di umur yang masih 17 tahun, Ghazali telah menunjukkan bakat serta pesona bintang yang dibutuhkan untuk meraih popularitas dalam waktu singkat.
Lahir di Sarawak, Ghazali memiliki seorang ayah berkewarganegaraan Malaysia berdarah campuran Indonesia dan Jepang serta ibu yang berasal dari Amerika. Keduanya pun diketahui bertemu ketika sedang berlatih Muay Thai di Negeri Paman Sam.
Besar di Malaysia, Ghazali pun adalah seorang muslim sejak lahir. Hanya dalam prosesnya, ia menjalani panggilan sebagai seniman Muay Thai karena kedua orang tuanya.
Sambil menjalani kehidupan remaja pada umumnya, Ghazali menemukan kesuksesan di Malaysia sebagai petarung Muay Thai. Namun, ia kalah dalam lima laga Muay Thai perdananya saat ia pindah dan berkompetisi di Thailand.
Adapun ia meraih kemenangan dalam laga keenamnya, di mana ia meraih kesempatan berkompetisi di ONE Friday Fights yang bergengsi pada Februari 2023. Setelahnya ia segera mencetak empat kemenangan beruntun, di mana ketiganya usai lewat KO.
Raihan itu juga membawa Ghazali meraih kontrak bernilai miliran dari ONE Championship, serta kesempatan untuk berkarier di panggung global. Ia pun segera kembali meraih kemenangan KO ronde pertama atas Edgar Tabares dalam debutnya di ONE Fight Night yang kian melejitkan namanya.
Untuk informasi, Tabares merupakan Juara Dunia Muay Thai pertama asal Meksiko yang pernah menantang Rodtang Jitmuangnon di masa lalu. Sementara sang bintang Thailand menang KO di ronde kedua, Ghazali hanya butuh satu ronde untuk menekuk Tabares.
Prestasi itu pun membuat banyak orang menyebut Ghazali sebagai Rodtang Melayu, sekaligus calon Juara Dunia Muay Thai masa depan. Sayang, semua euforia itu tidak berlangsung lama.
Ia harus menelan kekalahan pertama dari Nguyen Tran Duy Nhat di ONE 167: Tawanchai vs Superlek pada awal Juni lalu. Ghazali pun harus merelakan lima kemenangan beruntunnya yang terputus, dan kembali merintis dari bawah.
Tak berkecil hari, Ghazali mengaku ingin kembali bangkit. Ia pun telah mendapat jadwal tanding untuk melawan seniman Muay Thai asal Meksiko, Josue Cruz di ONE 168: Denver pada 7 September mendatang.
Event itu juga menandai kembalinya ONE Championship ke Amerika setelah gelaran perdana tahun lalu. Setelahnya juga akan hadir ONE 169: Atlata di bulan November yang bertabur tiga Kejuaraan Dunia di MMA serta Muay Thai.
Di umur yang masih 17 tahun, Ghazali telah menunjukkan bakat serta pesona bintang yang dibutuhkan untuk meraih popularitas dalam waktu singkat.
Lahir di Sarawak, Ghazali memiliki seorang ayah berkewarganegaraan Malaysia berdarah campuran Indonesia dan Jepang serta ibu yang berasal dari Amerika. Keduanya pun diketahui bertemu ketika sedang berlatih Muay Thai di Negeri Paman Sam.
Besar di Malaysia, Ghazali pun adalah seorang muslim sejak lahir. Hanya dalam prosesnya, ia menjalani panggilan sebagai seniman Muay Thai karena kedua orang tuanya.
Sambil menjalani kehidupan remaja pada umumnya, Ghazali menemukan kesuksesan di Malaysia sebagai petarung Muay Thai. Namun, ia kalah dalam lima laga Muay Thai perdananya saat ia pindah dan berkompetisi di Thailand.
Adapun ia meraih kemenangan dalam laga keenamnya, di mana ia meraih kesempatan berkompetisi di ONE Friday Fights yang bergengsi pada Februari 2023. Setelahnya ia segera mencetak empat kemenangan beruntun, di mana ketiganya usai lewat KO.
Raihan itu juga membawa Ghazali meraih kontrak bernilai miliran dari ONE Championship, serta kesempatan untuk berkarier di panggung global. Ia pun segera kembali meraih kemenangan KO ronde pertama atas Edgar Tabares dalam debutnya di ONE Fight Night yang kian melejitkan namanya.
Untuk informasi, Tabares merupakan Juara Dunia Muay Thai pertama asal Meksiko yang pernah menantang Rodtang Jitmuangnon di masa lalu. Sementara sang bintang Thailand menang KO di ronde kedua, Ghazali hanya butuh satu ronde untuk menekuk Tabares.
Prestasi itu pun membuat banyak orang menyebut Ghazali sebagai Rodtang Melayu, sekaligus calon Juara Dunia Muay Thai masa depan. Sayang, semua euforia itu tidak berlangsung lama.
Ia harus menelan kekalahan pertama dari Nguyen Tran Duy Nhat di ONE 167: Tawanchai vs Superlek pada awal Juni lalu. Ghazali pun harus merelakan lima kemenangan beruntunnya yang terputus, dan kembali merintis dari bawah.
Tak berkecil hari, Ghazali mengaku ingin kembali bangkit. Ia pun telah mendapat jadwal tanding untuk melawan seniman Muay Thai asal Meksiko, Josue Cruz di ONE 168: Denver pada 7 September mendatang.
Event itu juga menandai kembalinya ONE Championship ke Amerika setelah gelaran perdana tahun lalu. Setelahnya juga akan hadir ONE 169: Atlata di bulan November yang bertabur tiga Kejuaraan Dunia di MMA serta Muay Thai.
(sto)