Kalahkan Azarenka, Jadi Bukti Kematangan Mentalitas Osaka

Senin, 14 September 2020 - 14:35 WIB
loading...
Kalahkan Azarenka, Jadi Bukti Kematangan Mentalitas Osaka
Osaka tampil luar biasa saat mengalahkan mantan petenis nomor satu dunia, Victoria Azarenka di Arthur Ashe Stadium, dini hari kemarin. Foto/Reuters
A A A
NEW YORK - Gelar juara Amerika Serikat (AS) Terbuka 2020 tidak sekadar trofi bagi Naomi Osaka. Lebih dari itu, kemenangan pada partai final menunjukkan kematangan mental petenis asal Jepang tersebut. Peringkat tiga dunia pun kini ditapakinya.

Osaka tampil luar biasa saat mengalahkan mantan petenis nomor satu dunia, Victoria Azarenka di Arthur Ashe Stadium, dini hari kemarin. Setelah hanya memenangkan satu game saja di set pembuka, dia bangkit kembali demi menumbangkan Azarenka 1-6, 6-3, 6-3. Kemenangan itu membuatnya menjadi petenis putri pertama dalam 25 tahun terakhir yang memenangkan AS Terbuka setelah tertinggal lebih dulu sejak terakhir dilakukan Arantxa Sanchez Vicario pada musim 1994. (Baca: Disebut sebagai LSM, Begini Jawaban Majelis Ulama Indonesia)

“Saya merasa segala sesuatu mendorong saya untuk menjadi lebih baik. Saya bermain sangat bagus pekan ini dan senang dengan itu. Sejujurnya, saya belajar banyak dari semua pertandingan yang saya mainkan di grand slam. Tapi, keseluruhan saya sangat kuat secara mental. Bagi saya, ini satu langkah positif,” kata Osaka dilansir situs resmi turnamen.

Kemenangan ini sekaligus menjadi ketiga dari empat pertemuan dengan Azarenka di atas lapangan. Dua pekan lalu, kedua petenis sebenarnya dijadwalkan bertemu di Final Cincinnati Open, namun Osaka terpaksa mundur karena mengalami cedera hamstring sebelum laga berlangsung. Berkat kemenangan ini, unggulan keempat itu sukses mengantongi gelar grand slam ketiga dalam kariernya.

Sebelumnya, Osaka memenangkan gelar grand slam pertamanya di AS Terbuka 2018 mengalahkan Serena Williams dan diikuti menjuarai Australia Terbuka 2019 setelah menaklukkan Petra Kvitova. Total tiga gelar tersebut membuatnya menjadi petenis putri Asia yang paling banyak meraih gelar grand slam. Osaka berhasil menyalip capaian dua gelar yang ditorehkan petenis asal China, Li Na. Bahkan, keberhasilan itu juga membuat Osaka sekarang bakal nangkring ke peringkat tiga dunia. (Baca juga: Wabah Corona, Bolehkah Salat Memakai Masker?)

Osaka menjelaskan, butuh perjuangan keras menghadapi tekanan karena kesuksesan yang diraih di awal kariernya masih hijau dan sering patah semangat jika mendapatkan hasil buruk. Hal itu pun terjadi ketika kalah di babak keempat AS Terbuka 2019 dan tersingkir di babak ketiga Australia Terbuka awal tahun ini.

Dia mengaku menemukan kepercayaan dirinya selama jeda yang tidak terduga akibat pandemi virus korona (Covid-19). Kini dia kembali mencapai prestasi tertingginya dan menjadi petenis dengan pendapatan paling besar di dunia versi Forbes. Tahun ini petenis berusia 22 tahun tersebut mendapatkan USD37,4 juta atau sekitar Rp551 miliar).

Selain itu, Osaka juga menjadi petenis putri pertama yang meraih tiga gelar grand slam sebelum usia 23 tahun sejak terakhir dilakukan Maria Sharapova pada 2008. “Semua pertandingan yang saya mainkan di sini sangat sulit. Tapi, saya sekarang merasa lebih dari pemain yang komplet. Saya juga lebih sadar dengan apa yang sudah saya lakukan,” ungkap Osaka.

Sementara itu, Azarenka tidak terlalu kecewa dengan kekalahan ini. Alasannya, bisa mencapai final AS Terbuka menunjukkan jika dirinya masih memiliki semangat bermain setelah berjuang dengan serangkaian cedera dan mengasuh anak dalam beberapa tahun terakhir. Namun, petenis asal Belarusia ini tetap merasa sedih karena tak mampu merebut kemenangan di laga itu. Padahal dia sangat berhasrat bisa menjadi juara untuk pertama kalinya di AS Terbuka. Apalagi ini merupakan kegagalan ketiga kalinya setelah sebelumnya juga tak mampu meraih kemenangan pada laga final AS Terbuka pada 2012 dan 2013. (Lihat videonya: Peran Ki Gede Sala dalam Sejarah Berdirinya Kota Solo)

“Saya memang tidak terlalu kecewa, tetapi merasa sedikit sakit. Sangat menyakitkan karena sudah sedekat ini menjadi juara, tapi tidak ada yang berubah. Saya tidak akan duduk di sini, mengutuk diri, dan menjadi orang yang paling sengsara di dunia. Saya sudah menjalani dua pekan luar biasa. Saya bahagia dengan diri saya sendiri,” ujarnya. (Raikhul Amar)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2177 seconds (0.1#10.140)