Minim Pengalaman, Bisa Apa Pirlo di Juve?

Sabtu, 19 September 2020 - 11:35 WIB
loading...
Minim Pengalaman, Bisa Apa Pirlo di Juve?
Foto: dok/Reuters
A A A
TURIN - Siapa pun pelatihnya, Juventus seolah tidak terbendung. Raihan scudetto dalam sembilan musim beruntun adalah buktinya. Musim ini, reputasi hebat La Vecchia Signora musim ini kini justru dipertaruhkan kepada Andrea Pirlo yang minim pengalaman.

Beberapa pihak mungkin akan mengatakan Pirlo memiliki pekerjaan termudah di klub sepak bola dan kesuksesan kemudian diatur untuk mengikuti di akhir musim. Namun, para kritikus juga akan berpendapat Pirlo sebenarnya memiliki tugas paling sulit dari semuanya dan dengan potensi gagal mewujudkan ambisi Juve meraih scudetto ke-10 beruntun. (Baca: Inilah Tips Melawan Rasa Malas Beribadah)

Dia memiliki tugas besar di tangannya, tetapi tidak ada pengalaman sebagai referensi. Pirlo menggantikan Maurizio Sarri hanya berselang sembilan hari setelah ditunjuk menjadi pelatih Juve U-23, 30 Juli lalu. Presiden klub Andrea Agnelli tentu sudah mempertimbangkan semuanya dengan matang dan kepercayaan besar manajemen harus dimaksimalkan Pirlo.

Dia jelas mengetahui risiko yang bakal dihadapinya di Juve . Mantan rival dan rekan satu tim Pirlo, Francesco Totti, menyebut Pirlo memiliki kualitas dan bisa menanggung beban di Juve. Tapi, satu sisi, ada yang tidak normal dari bebannya di Juve.

“Pirlo seperti emas. Saya sangat berharap dia bisa melakukannya Tapi, tidak normal bagi pemula menerima tugas dan harapan seperti itu,” kata Totti, dilansir football-italia.net.

Tantangan tersebut harus dijawab dengan hasil bagus di lapangan. Pertandingan perdana Seri A melawan Sampdoria di Allianz Stadium, Senin (21/9), menjadi ujian pertama Pirlo. Menarik untuk dinantikan bagaimana Juve bermain di bawah komando pelatih berusia 41 tahun tersebut.

Baru mendatangkan Weston McKennie di bursa transfer musim panas ini dan masih berusaha merekrut penyerang Barcelona Luis Suarez. Padahal, Juve kekurangan stok penyerang setelah Gonzalo Higuain pergi ke MLS. Praktis, Pirlo hanya bisa memaksimalkan skuad yang ada. (Baca juga: Masih Banyak Siswa Belum Miliki Gawai dan Kesulitan Sinyal)

Tuttosport memperkirakan Pirlo akan menggunakan pola 3-5-2. Memperkuat lini tengah menjadi prioritasnya dengan menempatkan Adrien Rabiot, Rodrigo Bentacur, Arthur Henrique, Juan Cuadrado, dan Alex Sandro. Mereka akan menyokong duet Cristiano Ronaldo (CR7) dan Paulo Dybala.

Meski hanya melakukan satu kali uji coba saat menang 5-0 atas Novara, Minggu (13/9), Juve sangat difavoritkan menang atas Sampdoria. Dalam lima pertemuan terakhir di Seri A, Juve hanya kalah satu kali. Tiga poin pertama sangat dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan diri bagi Pirlo dan skuadnya secara keseluruhan.

Kemenangan setidaknya bakal mengangkat sedikit beban besar yang di pundak Pirlo. Maklum, para rival Juve justru sangat konsisten di bawah pelatih-pelatih berpengalaman. Inter Milan, misalnya. Tim berjuluk I Nerazzurri tersebut tampil menjanjikan bersama Antonio Conte dengan menempati runner-up Seri A musim lalu dan hanya berselisih satu poin dari Juve (83 poin).

Sebuah sinyalemen bahwa Inter adalah ancaman nyata dalam perburuan scudetto musim ini. Tambahan muka-muka baru seperti Georgios Vagiannidis, Achraf Hakimi, Nicolo Barela, Stefeno Sensi, Aleksandar Kolarov, hingga Darian Males diyakini bakal membuat Inter semakin solid musim ini.

Memiliki waktu sepekan sebelum menghadapi Fiorentina di pertandingan pertama Seri A, Minggu (27/9), menjadi kesempatan Conte untuk mempersiapkan kekuatannya dengan melakoni pertandingan uji coba melawan Pisa, nanti malam. (Baca juga: 4 Jenis Olahraga Ini Efektif Turunkan Kadar Kolesterol)

Ambisi besar Inter musim ini dilontarkan Presiden Inter Steven Zhang. Dia yakin dengan keberadaan Conte, I Nerazzurri mampu mewujudkan ambisi menjadi tim terbaik Italia dan Eropa di masa depan. “Inter mengincar kemenangan. Aspirasi ini adalah bagian dari misi kami. Saya belum pernah melihat seseorang yang bekerja begitu keras dengan intensitas seperti itu, seperti Conte,” ujar Zhang.

Selain Inter, tim-tim lain yang berpotensi mengganggu hegemoni Juve musim ini adalah AC Milan dan SS Lazio. Milan bertekad melanjutkan tren bagus finis di urutan keenam di musim lalu bersama Pelatih Stefano Pioli. Milan mengawali musim ini dengan meyakinkan seusai menang 2-0 atas Shamrock Rovers di babak kedua kualifikasi Liga Europa, Jumat (18/9), melalui gol-gol dari Zlatan Ibrahimovic (23) dan Hakan Calhanoglu (67).

Keberhasilan melaju ke babak ketiga kualifikasi Liga Europa membuat Pioli senang. Dia menilai Milan bermain untuk menang dan mengontrol jalannya pertandingan. Pioli berharap Milan mampu melanjutkan laju positif saat menjamu Bologna di San Siro, Selasa (22/9/2020). (Lihat videonya: Istana Para Raja di WIlayah Sulsel Berumur Ratusan Tahun)

“Saya pikir penampilan tim positif dari semua aspek, tapi kami perlu meningkatkan, karena lawan berikutnya akan lebih tangguh. Kami adalah Milan dan harus mempertahankan level setinggi mungkin, bermain untuk menang, dan itulah yang akan kami lakukan,” papar Pioli.

Sementara Lazio merupakan kuda hitam persaingan scudetto dalam beberapa tahun terakhir. I Biancocelesti akan memulai perjalanan mereka musim ini dengan menghadapi Cagliari, Sabtu (26/9). Meski baru mendatangkan Pepe Reina dan Vedat Muriqi, Pelatih Simone Inzaghi diyakini mampu meramu timnya menjadi kompetitif seperti biasanya. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1172 seconds (0.1#10.140)