Simon Kjaer Tak Tergantikan di Benteng Pertahanan Milan
loading...
A
A
A
MILAN - Ketergantungan AC Milan terhadap Simon Kjaer memang sangat besar. Absennya, palang pintu asal Denmark tersebut memberikan dampak besar terhadap melemahnya sektor pertahanan I Rossoneri.
Sejak Kjaer mengalami cedera paha kanan saat Milan menang 4-2 atas Glasgow Celtic pada pertandingan Grup H Liga Europa (3/12/2020). Akibatnya, tim besutan Stefano Pioli itu pun seolah kehilangan soliditas pertahanannya.
Baca juga : Preview Parma vs Juventus: Menjaga Asa Juara
Dalam empat pertandingan yang dimainkan tanpa Kjaer, I Rossoneri malah kemasukan tujuh gol atau rata-rata 1,75 gol per pertandingan. Padahal, ketika memainkan 20 pertandingan dengan Kjaer di line up, Milan hanya kebobolan total 18 gol atau rata-rata 0,9 per pertandingan.
Bersama Kjaer, Milan meraih rata-rata 2,6 poin per pertandingan, jauh lebih banyak dibandingkan saat bek 31 tahun tersebut absen (1,5 poin). Totalitas yang ditunjukkan Kjaer sejauh ini menjadi bukti bahwa keputusan Milan memboyongnya dari Sevilla sebuah keputusan tepat.
Baca juga : Kalahkan Pulisic, Gelandang Juventus McKennie Dinobatkan Pesepak Bola Terbaik Pria AS Tahun Ini
Bergabung dengan status pinjaman di awal 2020, pemain bertinggi 191 cm tersebut dikontrak permanen hingga 2022, Juli lalu. Tercatat, Kjaer telah tampil 26 kali di semua kompetisi. Apalagi Kjaer mengungkapkan bahwa Milan adalah klub spesial yang telah diimpikannya sejak lama.
Dia bahkan memberi tahu agennya bahwa suatu hari akan senang bermain dengan jersey merah dan hitam. Keyakinan itu sudah tertanam didalam benaknya meski sempat melanglang buana bersama Palermo (2008-2010), VfL Wolfsburg (2010-2013), AS Roma (2011-2012), Lille OSC (2013-2015), Fenerbahce (2015-2017), Sevilla (2017-2019) hingga Atalanta (2019-2020).
Baca juga : Gawat Napoli Tanpa Dries Mertens Sampai Tahun Depan
“Hampir beberapa kali bergabung sebelumnya, tapi sekarang waktunya tepat. Milan adalah klub raksasa dengan sejarah raksasa. Sejujurnya saya percaya bahwa ini adalah hak istimewa untuk bermain di sini dan pada saat yang sama memiliki kesempatan untuk membantu membawa klub ini kembali ke tempatnya semula, ke puncak sepakbola Italia dan Eropa,” ungkap Kjaer dilansir football-italia.net.
Sejak Kjaer mengalami cedera paha kanan saat Milan menang 4-2 atas Glasgow Celtic pada pertandingan Grup H Liga Europa (3/12/2020). Akibatnya, tim besutan Stefano Pioli itu pun seolah kehilangan soliditas pertahanannya.
Baca juga : Preview Parma vs Juventus: Menjaga Asa Juara
Dalam empat pertandingan yang dimainkan tanpa Kjaer, I Rossoneri malah kemasukan tujuh gol atau rata-rata 1,75 gol per pertandingan. Padahal, ketika memainkan 20 pertandingan dengan Kjaer di line up, Milan hanya kebobolan total 18 gol atau rata-rata 0,9 per pertandingan.
Bersama Kjaer, Milan meraih rata-rata 2,6 poin per pertandingan, jauh lebih banyak dibandingkan saat bek 31 tahun tersebut absen (1,5 poin). Totalitas yang ditunjukkan Kjaer sejauh ini menjadi bukti bahwa keputusan Milan memboyongnya dari Sevilla sebuah keputusan tepat.
Baca juga : Kalahkan Pulisic, Gelandang Juventus McKennie Dinobatkan Pesepak Bola Terbaik Pria AS Tahun Ini
Bergabung dengan status pinjaman di awal 2020, pemain bertinggi 191 cm tersebut dikontrak permanen hingga 2022, Juli lalu. Tercatat, Kjaer telah tampil 26 kali di semua kompetisi. Apalagi Kjaer mengungkapkan bahwa Milan adalah klub spesial yang telah diimpikannya sejak lama.
Dia bahkan memberi tahu agennya bahwa suatu hari akan senang bermain dengan jersey merah dan hitam. Keyakinan itu sudah tertanam didalam benaknya meski sempat melanglang buana bersama Palermo (2008-2010), VfL Wolfsburg (2010-2013), AS Roma (2011-2012), Lille OSC (2013-2015), Fenerbahce (2015-2017), Sevilla (2017-2019) hingga Atalanta (2019-2020).
Baca juga : Gawat Napoli Tanpa Dries Mertens Sampai Tahun Depan
“Hampir beberapa kali bergabung sebelumnya, tapi sekarang waktunya tepat. Milan adalah klub raksasa dengan sejarah raksasa. Sejujurnya saya percaya bahwa ini adalah hak istimewa untuk bermain di sini dan pada saat yang sama memiliki kesempatan untuk membantu membawa klub ini kembali ke tempatnya semula, ke puncak sepakbola Italia dan Eropa,” ungkap Kjaer dilansir football-italia.net.