Perjalanan Karier Quartararo: Dulu Tak Punya Teman, Sekarang Dikenal Banyak Orang
loading...
A
A
A
PARIS - Nasib seseorang tidak ada yang pernah tahu, begitu pula dengan Fabio Quartararo . Dulu ia tidak banyak memiliki teman, tetapi sekarang banyak orang yang membicarakan prestasinya.
Itulah kisah hidup Quartararo sebelum menjadi seseorang yang terkenal. Awal mula ia mengenal motor saat masih berusia empat tahun. Di Prancis, hanya anak-anak di atas 14 tahun yang dapat bersaing.
Quartararo dan keluarganya lantas memutuskan pindah dari Nice ke Spanyol dan meninggalkan teman serta kerabatnya ketika ia mulai membangun kariernya sebagai seorang pembalap. Tapi selama berada di Negeri Matador, dia tidak memiiki banyak teman.
"Selama dua tahun di Spanyol saya tidak punya teman. Yang saya miliki hanyalah pelatih saya, dan saya selalu menghabiskan waktu latihan, rumah, latihan, rumah, latihan. Saya juga pernah mengikuti kursus jarak jauh. itu tidak mudah," kenang Quartararo dikutip dari Corsedimoto, Kamis (4/2/2021).
Rasa puas atas kinerjanya terjadi ketika Quartararo merebut dua gelar di CEV dan Moto3 pada 2015. Selanjutnya dia naik kelas ke Moto2, dan setelah dua musim ia langsung berada di MotoGP.
Padahal track record sebelum naik kelas ke MotoGP kurang begitu bagus. Sebab, dia hanya mengumpulkan satu kemenangan. Namun nasibnya terbilang mujur, dan sekarang ia menjelma sebagai salah satu pembalap yang diperhitungkan.
Di pertengahan musim, meski tanpa hasil, ia mendapat posisi sebagai penerus Valentino Rossi. "Sebelum balapan pertama tahun 2020, banyak jurnalis mengatakan kepada saya: 'Bagaimana jika Anda tidak memenangkan balapan apa pun pada tahun 2020 dan menggantikan idola Anda Valentino Rossi?' Saat itu saya berkata pada diri sendiri, 'Oke, saya akan punya peluang lain. pada tahun 2021.' Dan, impian itu sekarang menjadi kenyataan," beber Quartararo.
Itulah kisah hidup Quartararo sebelum menjadi seseorang yang terkenal. Awal mula ia mengenal motor saat masih berusia empat tahun. Di Prancis, hanya anak-anak di atas 14 tahun yang dapat bersaing.
Quartararo dan keluarganya lantas memutuskan pindah dari Nice ke Spanyol dan meninggalkan teman serta kerabatnya ketika ia mulai membangun kariernya sebagai seorang pembalap. Tapi selama berada di Negeri Matador, dia tidak memiiki banyak teman.
"Selama dua tahun di Spanyol saya tidak punya teman. Yang saya miliki hanyalah pelatih saya, dan saya selalu menghabiskan waktu latihan, rumah, latihan, rumah, latihan. Saya juga pernah mengikuti kursus jarak jauh. itu tidak mudah," kenang Quartararo dikutip dari Corsedimoto, Kamis (4/2/2021).
Rasa puas atas kinerjanya terjadi ketika Quartararo merebut dua gelar di CEV dan Moto3 pada 2015. Selanjutnya dia naik kelas ke Moto2, dan setelah dua musim ia langsung berada di MotoGP.
Padahal track record sebelum naik kelas ke MotoGP kurang begitu bagus. Sebab, dia hanya mengumpulkan satu kemenangan. Namun nasibnya terbilang mujur, dan sekarang ia menjelma sebagai salah satu pembalap yang diperhitungkan.
Di pertengahan musim, meski tanpa hasil, ia mendapat posisi sebagai penerus Valentino Rossi. "Sebelum balapan pertama tahun 2020, banyak jurnalis mengatakan kepada saya: 'Bagaimana jika Anda tidak memenangkan balapan apa pun pada tahun 2020 dan menggantikan idola Anda Valentino Rossi?' Saat itu saya berkata pada diri sendiri, 'Oke, saya akan punya peluang lain. pada tahun 2021.' Dan, impian itu sekarang menjadi kenyataan," beber Quartararo.
(mirz)