Eko Yuli Irawan Dikalahkan Gerakan Kaki Flamingo Li Fabin
loading...
A
A
A
Eko Yuli Irawan dikalahkan gaya kaki Flamingo Li Fabin yang meraih medali emas angkat besi Olimpiade Tokyo 2020 . Li Fabin memenangkan emas dengan mengangkat kaki kanannya seperti gerakan 'Flamingo' untuk menyeimbangkan barbel yang 3 kali berat tubuhnya dalam Kelas 61Kg.
Lifter China Li Fabin menggunakan kuda-kuda unik untuk memperbaiki keseimbangannya saat mengangkat beban 166kg - hampir tiga kali lipat berat tubuhnya - yang sekarang disebut penggemar sebagai gerakan "Flamingo".Li menggunakan gerakan itu untuk membantunya memperbaiki keseimbangannya jika angkatannya terancam salah.
Dan peraih medali emas Olimpiade itu telah memperingatkan orang-orang yang mencoba meniru gerakannya, karena dapat mengakibatkan cedera serius.’’Saya memiliki kekuatan inti dan otot yang sangat kuat. Saya tahu langkah ini menyenangkan penonton, tetapi saya tidak menyarankan orang melakukan langkah yang sama. Itu bisa memicu cedera,’’kata Li Fabin.
Li juga menunjukkan kemampuannya saat Kejuaraan Asia 2017. Lifter berusia 28 tahun itu menegaskan bahwa dia tidak pamer, melainkan seseorang dengan teknik yang tidak ortodoks untuk memperbaiki gaya angkat.Gaya Flamingo itu juga yang menjadi senjata Li Fabin untuk mengalahkan lifter Indonesia Eko Yuli Irawan untuk memperebutkan emas. Dia memakai gerakan flamingo dengan angkatan clean and jerk yang lebih konvensional seberat 172kg.
Angkatan 172kg Li Fabin menempatkan Irawan di tempat yang sulit, membutuhkan dia untuk memecahkan rekor dunianya sendiri untuk mendapat kesempatan meraih medali emas.Tapi, sayangnya, angkatan Eko dua kali gagal hingga Li dinobatkan sebagai juara Olimpiade mengangkat total 313kg.
Medali emasnya membantu membawa keseluruhan perolehan medali China di Olimpiade menjadi 11 hanya dalam dua hari. Mereka unggul lima medali dari negara tuan rumah Jepang yang memiliki enam medali sejauh ini.
Lifter China Li Fabin menggunakan kuda-kuda unik untuk memperbaiki keseimbangannya saat mengangkat beban 166kg - hampir tiga kali lipat berat tubuhnya - yang sekarang disebut penggemar sebagai gerakan "Flamingo".Li menggunakan gerakan itu untuk membantunya memperbaiki keseimbangannya jika angkatannya terancam salah.
Dan peraih medali emas Olimpiade itu telah memperingatkan orang-orang yang mencoba meniru gerakannya, karena dapat mengakibatkan cedera serius.’’Saya memiliki kekuatan inti dan otot yang sangat kuat. Saya tahu langkah ini menyenangkan penonton, tetapi saya tidak menyarankan orang melakukan langkah yang sama. Itu bisa memicu cedera,’’kata Li Fabin.
Li juga menunjukkan kemampuannya saat Kejuaraan Asia 2017. Lifter berusia 28 tahun itu menegaskan bahwa dia tidak pamer, melainkan seseorang dengan teknik yang tidak ortodoks untuk memperbaiki gaya angkat.Gaya Flamingo itu juga yang menjadi senjata Li Fabin untuk mengalahkan lifter Indonesia Eko Yuli Irawan untuk memperebutkan emas. Dia memakai gerakan flamingo dengan angkatan clean and jerk yang lebih konvensional seberat 172kg.
Angkatan 172kg Li Fabin menempatkan Irawan di tempat yang sulit, membutuhkan dia untuk memecahkan rekor dunianya sendiri untuk mendapat kesempatan meraih medali emas.Tapi, sayangnya, angkatan Eko dua kali gagal hingga Li dinobatkan sebagai juara Olimpiade mengangkat total 313kg.
Medali emasnya membantu membawa keseluruhan perolehan medali China di Olimpiade menjadi 11 hanya dalam dua hari. Mereka unggul lima medali dari negara tuan rumah Jepang yang memiliki enam medali sejauh ini.
(aww)