Kian mencekam jelang GP Bahrain

Sabtu, 20 April 2013 - 02:33 WIB
Kian mencekam jelang GP Bahrain
Kian mencekam jelang GP Bahrain
A A A
Sindonews.com - Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa masih terus terjadi di Bahrain menjelang balap Formula 1 hari Minggu 21 April 2013. Bahkan Tim F1 diminta waspada untuk mempersiapkan langkah-langkah yang akan diambil jelang balapan.

Demonstran dilaporkan melakukan aksi bakar ban untuk memblokir jalan. Bahrain mengatakan 13 orang telah ditangkap. Menurut seorang juru bicara lembaga HAM itu, bentrokan masih terjadi di desa-desa yang dekat dengan lokasi arena Sakhir, sebelah selatan ibukota Manama.

Ia juga mengatakan bahwa polisi menembakkan gas air mata dan melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa di kota Sitra dan Diraz.

Pemerintah Bahrain yang bersikeras menginginkan balap berlangsung tanpa gangguan, mendirikan pos-pos keamanan di ruas-ruas jalan menuju sirkuit Sakhir. Sesi latihan sendiri tetap digelar di sirkuit hari Jumat tanpa insiden berarti.

Presiden otoritas tertinggi Formula One (FIA), Jean Todt, mengatakan ajang balap itu dapat membawa 'efek penyembuhan' di Bahrain. Sementara itu sejumlah tim seperti Red Bull, McLaren, Williams, dan Mercedes meminta kepada pihak penyelenggara untuk meningkatkan keamanan selama balapan tersebut berlangsung. Berikut adalah pernyataan keempat tim tersebut seperti dilansir Planetf1, Kamis (18/4/2013).

Red Bull "Tim ini akan tetap waspada dan siap mengambil tindakan jika terjadi masalah. Tetapi kami tetap akan mengikuti balapan dengan cara yang sama seperti di balapan sebelumnya,"

McLaren "Kita akan tinggal di dekat Sirkuit (sebuah hotel) yang memiliki keamanan yang sangat baik. Kami merasa tingkat keamanan yang baik, akan sangat membantu dan penting bagi kita,"

Williams "Kami hany berpikir tentang langkah-langkah keamanan selama di sana dan itu tidak lebih,"

Mercedes "Keselamatan staf adalh prioritas utama kami. Bahkan kami akan mengikuti anjuran dari Foreign and Commonwealth Office (FCO) tentang perjalanan ke wilayah tersebut. Kami pun telah mengambil langkah-langkah yang sama dengan yang kita gunakan tahun lalu.

Selama dua tahun terakhir, negara itu menghadapi guncangan instabilitas menyusul maraknya protes masyarakat mayoritas Syiah atas dugaan pelanggaran HAM oleh penguasa minoritas Sunni.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3574 seconds (0.1#10.140)