Kekecewaan Atlet Senam Ritmik Sutjiati Narendra: Diminta Pulang oleh Presiden Malah Putus Asa di Indonesia

Rabu, 20 April 2022 - 18:02 WIB
loading...
Kekecewaan Atlet Senam...
Atlet senam ritmik Sutjiati Kelanaritma Narendra merasa telantar kembali ke Indonesia/Foto/Instagram
A A A
JAKARTA - Atlet senam ritmik Sutjiati Kelanaritma Narendra merasa kecewa kembali ke Indonesia. Eks skuad elite senam ritmik di Amerika Serikat itu mengunggah curhatannya yang menohok di media sosial.

Pesenam berusia 18 tahun itu sebelumnya tinggal di Amerika Serikat. Dalam surat terbuka di akun Instagram miliknya, Sutjiati menyebut pindah ke Lampung pada 2018 karena permintaan Presiden Joko Widodo agar anak muda berprestasi yang berkewarganegaraan ganda pulang untuk membangun bangsa.



"Saya pindah ke Indonesia untuk melakukan itu. Salah satu cara saya berkontribusi melalui prestasi olahraga," tulis Sutjiati (@sutji.ritma). "Saya lahir di New York City dari ibu Amerika dan ayah saya Indonesia. Saya memulai senam ritmik pada usia delapan tahun, pada usia sebelas tahun, saya terpilih untuk bergabung dengan Pasukan Elite Amerika Serikat, melalui seleksi ketat dari ratusan pesenam yang mempunyai potensi."

"Pada 2018, saya dipilih oleh USA Gymnastics untuk mewakili Tim Nasional Junior AS di kompetisi internasional, tetapi begitu saya memperoleh kewarganegaraan Indonesia pada tahun yang sama, keluarga saya langsung pindah ke Lampung, Sumatra, sehingga saya bisa berlatih di sana bersama pelatih saya yang luar biasa, Bu Yuliyanti dan Bu Rinawati," imbuh Sutjiati.



Sutjiati sempat tampil di PON XX Papua 2020 membawa bendera Lampung. dia menyabet dua medali emas nomor pita dan bola, serta satu perak untuk nomor serba bisa perorangan.

Setelah sukses itu, Sutjiati ingin mengembangkan prestasinya ke tingkat internasional. Namun, apa yang yang dijanjikan bertolak belakang dengan kenyataan. Sutjiati merasa tidak lagi diperhatikan.

Mimpi tampil di SEA Games 2021 di Vietnam pada 12-23 Mei pun musnah. Cabang senam ritmik tak masuk dalam daftar prioritas Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan berpotensi meraih medali.

Padahal Sutjiati sudah berlatih keras selepas PON Papua. Tapi, dua bulan jelang SEA Games 2021 digelar, dia diberi tahu tidak diberangkatkan meski pakai biaya pribadi sekalipun.

"Pelatih saya telah melakukan yang terbaik untuk membangun saya sebagai seorang atlet dan memberi saya persiapan yang diperlukan untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional. Namun, dalam proses inilah kami mulai mengalami kesulitan."

"Di Negara Indonesia tercinta ini, kita para atlet tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk bersaing di tingkat internasional dan kemudian tertahan untuk dikirim ke luar negeri karena dikatakan kami belum cukup berprestasi."

"Dikombinasikan dengan masalah pendanaan, kurangnya struktur organisasi yang efisien, dan minimnya perencanaan yang efektif. Oleh karena itu, kita memiliki banyak atlet di Indonesia yang telah menjadi korban sistem yang tidak maksimal ini."

"Yang saya bisa simpulkan dari pengalaman hidup dan berkompetisi di dua negara yang berbeda, Amerika Serikat dan Indonesia, adalah bahwa Indonesia membutuhkan rekonstruksi besar-besaran dalam sistem organisasi olahraganya."

Meski kecewa, Sutjiati tetap ingin membawa harum nama Indonesia. Dia ingin menjadi pesenam ritmik pertama yang mewakili Indonesia ke ajang Olimpiade ke depan.

"Saya sedang mencari sponsor tanpa bantuan pihak manapun untuk bisa mendukung program yang sudah dirancang oleh pelatih saya. Saya tidak tahu bagaimana masa depan saya sebagai atlet Indonesia, tapi saya berjanji akan bekerja keras dan memberikan yang terbaik demi Merah Putih."

Sementara itu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali mengungkap sebanyak 31 cabang olahraga (Cabor) sudah didaftarkan untuk SEA Games tahun ini. Itu sudah tetap. "Kalau hasil review tidak bisa berangkat ya tidak bisa. Misalkan tim putri tidak lolos review, ya sudah tidak bisa," papar Zainudin, kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (19/4/2022).
(sha)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2007 seconds (0.1#10.140)