Profil Andi Ramang, Pemain Timnas di Zaman Kemerdekaan Indonesia yang Ditakuti Uni Soviet dan Jerman Timur
loading...
A
A
A
Sejak masa Kemerdekaan RI pada 77 tahun lalu, sepak bola Indonesia tak kehilangan legenda-legenda yang menjadi bintang di masanya. Salah satu pemain yang namanya mengharumkan Indonesia di kancah International pada masa itu adalah Andi Ramang.
Ramang merupakan pria kelahiran Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, 24 April 1924. Sepak terjangnya di dunia sepak bola Indonesia terjadi pada dekade 40 dan 60-an.
Andi Ramang secara luas dianggap oleh para ahli sepak bola sebagai pemain terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Dia dikenal sebagai pemain yang mampu menciptakan gol-gol mustahil seperti salto dan tendangan dari sudut lapangan.
BACA JUGA: Gary Neville Desak Cristiano Ronaldo Jujur, Jangan Bikin Publik Penasaran
Di balik nama besarnya, Andi Ramang sebenarnya memiliki postur yang kecil. Bahkan di kala itu dia dikenal dengan julukan kurcaci monster. Dalam dokumen resmi FIFA, dia disebut sebagai Rusli Ramang.
Pada usia 18 tahun, Andi Ramang menikah dan pindah ke Makassar. Sempat bekerja serabutan sebagai tukan becak hingga kernet truk, dia pada akhirnya bisa bergabung dengan klub sebesar PSM Makassar.
Perjalanannya bisa menembus menjdi pemain PSM Makassar berkat kompetisi yang ia ikuti bersama Persis (Persatuan Sepakbola Induk Sulawesi) dan juga Makassar Voetball Bond.
Namanya melejit saat berhasil dipercaya membela Timnas Indonesia pada 1952. Andi Ramang masuk menggantikan seniornya, Sunar Arland.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Beri Nasihat kepada Timnas Indonesia U-16 di Istana Merdeka
Berkarier dalam kurun waktu 1962-1968 di Timnas membawa namanya semakin fenomenal. Salah satu contohnya yakni saat dia tampil di Olimpiade 1956 di Melbourne.
Kala itu penyerang legendaris ini mencuri perhatian di babak perempat final melawan Uni Soviet. Andi Ramang yang berpostur kecil saat itu dikenal berhasil mengobrak-abrik bek Uni Soviet yang bertubuh tinggi besar.
Bahkan kiper terbaik dunia saat itu Lev Yashin dibuat jatuh bangun untuk menepis tendangan dari Ramang. Momen ini pun diabadikan FIFA dalam peringatan 25 tahun meninggalnya Andi Ramang pada September 2012 silam.
"Bek-bek Uni Soviet yang bertubuh raksasa langsung terbangun saat Ramang yang bertubuh mungil melewati dua pemain dan memaksa Lev Yashin melakukan beberapa aksi penyelamatan," bunyi pernyataan FIFA tersebut.
"Tidak hanya Uni Soviet dan Lev Yashin yang kewalahan menghadapi Indonesia dengan Ramang-nya. Tapi Jerman Timur juga pernah merasakan ketangguhan Timnas Indonesia yang membuat mereka (Jerman Timur) nyaris kalah," lanjut pernyataan FIFA.
Kehidupan Andi Ramang di atas lapangan tak seindah di luar lapangan. Dia terlibat sejumlah skandal hingga jatuh miskin. Pada akhirnya dia meninggal dunia pada 1987 karena penyakit paru-paru.
Lihat Juga: Rochy Putiray Bandingkan Zamannya dengan Era Shin Tae-yong: Pemain Timnas Indonesia Sekarang Beruntung!
Ramang merupakan pria kelahiran Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, 24 April 1924. Sepak terjangnya di dunia sepak bola Indonesia terjadi pada dekade 40 dan 60-an.
Andi Ramang secara luas dianggap oleh para ahli sepak bola sebagai pemain terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Dia dikenal sebagai pemain yang mampu menciptakan gol-gol mustahil seperti salto dan tendangan dari sudut lapangan.
BACA JUGA: Gary Neville Desak Cristiano Ronaldo Jujur, Jangan Bikin Publik Penasaran
Di balik nama besarnya, Andi Ramang sebenarnya memiliki postur yang kecil. Bahkan di kala itu dia dikenal dengan julukan kurcaci monster. Dalam dokumen resmi FIFA, dia disebut sebagai Rusli Ramang.
Pada usia 18 tahun, Andi Ramang menikah dan pindah ke Makassar. Sempat bekerja serabutan sebagai tukan becak hingga kernet truk, dia pada akhirnya bisa bergabung dengan klub sebesar PSM Makassar.
Perjalanannya bisa menembus menjdi pemain PSM Makassar berkat kompetisi yang ia ikuti bersama Persis (Persatuan Sepakbola Induk Sulawesi) dan juga Makassar Voetball Bond.
Namanya melejit saat berhasil dipercaya membela Timnas Indonesia pada 1952. Andi Ramang masuk menggantikan seniornya, Sunar Arland.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Beri Nasihat kepada Timnas Indonesia U-16 di Istana Merdeka
Berkarier dalam kurun waktu 1962-1968 di Timnas membawa namanya semakin fenomenal. Salah satu contohnya yakni saat dia tampil di Olimpiade 1956 di Melbourne.
Kala itu penyerang legendaris ini mencuri perhatian di babak perempat final melawan Uni Soviet. Andi Ramang yang berpostur kecil saat itu dikenal berhasil mengobrak-abrik bek Uni Soviet yang bertubuh tinggi besar.
Bahkan kiper terbaik dunia saat itu Lev Yashin dibuat jatuh bangun untuk menepis tendangan dari Ramang. Momen ini pun diabadikan FIFA dalam peringatan 25 tahun meninggalnya Andi Ramang pada September 2012 silam.
"Bek-bek Uni Soviet yang bertubuh raksasa langsung terbangun saat Ramang yang bertubuh mungil melewati dua pemain dan memaksa Lev Yashin melakukan beberapa aksi penyelamatan," bunyi pernyataan FIFA tersebut.
"Tidak hanya Uni Soviet dan Lev Yashin yang kewalahan menghadapi Indonesia dengan Ramang-nya. Tapi Jerman Timur juga pernah merasakan ketangguhan Timnas Indonesia yang membuat mereka (Jerman Timur) nyaris kalah," lanjut pernyataan FIFA.
Kehidupan Andi Ramang di atas lapangan tak seindah di luar lapangan. Dia terlibat sejumlah skandal hingga jatuh miskin. Pada akhirnya dia meninggal dunia pada 1987 karena penyakit paru-paru.
Lihat Juga: Rochy Putiray Bandingkan Zamannya dengan Era Shin Tae-yong: Pemain Timnas Indonesia Sekarang Beruntung!
(yov)