Fraser-Pryce Jadi Ratu di Sarang Burung

Selasa, 25 Agustus 2015 - 17:48 WIB
Fraser-Pryce Jadi Ratu di Sarang Burung
Fraser-Pryce Jadi Ratu di Sarang Burung
A A A
BEIJING - Jamaika tidak hanya memiliki Usain Bolt, manusia tercepat di jagat raya. Namun, negeri yang terkenal dengan alunan musik reggae itu juga mempunyai Shelly-Ann Fraser-Pryce. Ya, dialah ratu di Stadion Sarang Burung, China saat gelaran Kejuaraan Dunia Atletik 2015.

Fraser-Pryce sukses mengekor kehebataN Bolt yang sudah menambah medali emas di nomor bergengsi, 100 meter. Bahkan, capaian yang ditunjukkan sprinter 28 tahun itu terbilang luar biasa. Pengalungan medali yang terjadi, Senin (24/8/2015) lalu merupakan ketiga sepanjang kariernya di pentas dunia.

Sebelumnya, wanita kelahiran Kingston sudah memperoleh emasnya saat kejuaraan dunia digelar di Berlin pada 2009. Dua tahun berselang, Fraser-Pryce kembali menjadi yang terbaik di Moskow.

Jangan dulu berpikir kalau Fraser-Pryce hanya bisa menggondol medali emas di kejuaraan dunia. Di pentas olimpiade pun namanya tercatat sebagai pelari tersubur penyumbang medali. Ia kali pertama mendulang emas saat tampil di Olimpiade 2008.
Fraser-Pryce Jadi Ratu di Sarang Burung

Foto: Zimbio

"Saya bekerja keras dan melakukan yang terbaik. Saya ingat ketika pertama kali berlari di kualifikasi saat Olimpiade 2008. Saat itu usia saya masih 21 tahun. Saya berharap itu tidak terjadi dan harapannya di sini bisa meraih medali emas. Saya sangat senang," ungkap Fraser-Pryce dilansir Reuters, Selasa (25/8/2015).

Pertarungan memperoleh medali emas di Sarung Burung memang berlangsung ketat. Fraser-Pryce sempat mendapatkan perlawanan dari pelari Belanda, Dafne Schippers. Beruntung ia bisa lebih cepat dengan mencatat waktu 10,76 detik, sedangkan Schippers mencatat waktu 10.81 detik.

Walau hanya memperoleh medali perak, prestasi yang dicapai Schippers terbilang luar biasa. Ia menjadi atlet putri Eropa pertama yang bisa memperoleh medali ke kejuaraan dunia setelah sebelumnya pernah diraih sprinter Prancis, Christine Arron pada 2005.

"Itu rekor nasional. Saya menjadi nomor dua di dunia. Itu sungguh gila. Itu sangat bagus buat negara saya dan Eropa. Saya memang sedikit gugup saat tampil di semifinal dan setelah itu saya bisa mengatasinya," tutur Schippers.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5129 seconds (0.1#10.140)