Organisasi tidak rukun penyebab peringkat Sulsel turun

Jum'at, 21 September 2012 - 21:01 WIB
Organisasi tidak rukun penyebab peringkat Sulsel turun
Organisasi tidak rukun penyebab peringkat Sulsel turun
A A A
Sindonews.com - Posisi Sulawesi Selatan (Sulsel) di PON XVIII/2012 melorot ke posisi ketujuh dari sebelumnya ada di urutan keenam. Hasil itu dinilai bukan tanggung jawab KONI sendiri. Namun, juga persoalan rumah tangga induk organisasi.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Latihan KONI Sulsel Marzuki Wadeng mengatakan, banyak hal yang bisa dipetik setelah PON XVIII berakhir. Paling utama menurut dia adalah regenerasi dan prestasi atlet.

Dia mengatakan, beberapa cabang olahraga tidak bisa tampil maksimal di PON XVIII Riau, lantaran buruknya iklim organisasinya. ''Saya tidak perlu sebutkan cabor apa saja, silahkan anda nilai dan lihat sendiri,” jelasnya.

Menurut Marzuki, akibat tidak harmonisnya iklim organisasi membuat program kerja untuk pembinaan atlet tidak berjalan maksimal. ''Bagaimana mau maksimal kalau kondisi organisasinya tidak rukun,” ucapnya.

Dia meminta, demi kebaikan bersama dan untuk peningkatan prestasi Sulsel, diharapkan cabor-cabor yang kepengurusannya tidak maksimal juga tidak harmonis untuk segera berbenah. ''Karena awal dari pembinaan atlet adalah induk organisasinya,” jelasnya.

Menurutnya, secara umum sudah ada beberapa cabor yang sistem regenerasi dan pembinaannya menuju maksimal. Itu bisa dibuktikan dengan munculnya wajah-wajah baru di PON Riau. “ Walaupun kita finish di urutan ketujuh, namun saya bangga, semua atlet berasal dari Sulsel dan besar di induk organisasinya,” katanya.

Cara-cara instan untuk mengambil atlet dari daerah lain, belum akan dan tidak pernah dilakukan oleh Sulsel. ''Justru banyak atlet kita yang diambil dan pindah ke provinsi lain dengan berbagai alasan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Harian Pengurus Provinsi Federasi Karate-Do Indonesia (Pengprov FORKI) Sulsel Ellong Tjandra mengaku lebih mengutamakan pembinaan daripada harus “membajak” atlet dari provinsi lain. ''Pertama kita tidak punya uang yang cukup untuk membayar mereka,” sebutnya.

Kedua menurut dia, Sulsel khususnya cabor karate masih mampu melakukan pembinaan sendiri dibanding harus mengambil atlet jadi. ''Pola pangkaderan kita khususnya di karate sudah sangat tertata dan rapi,” ucapnya.

Sehingga saat ada even besar berskala nasional bahkan internasional, cabor karate tidak kesulitan mencari atlet. ''Stok kita mulai dari kadet, junior hingga senior cukup banyak,” pungkasnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5795 seconds (0.1#10.140)