Venus Williams Dipermalukan Pemujanya di Miami
A
A
A
MIAMI - Danielle Collins tampil impresif di babak prempat final turnamen tenis Miami Terbuka 2018. Petenis AS itu membungkam idola masa kecilnya, Venus Williams, dua set 6-2, 6-3 dalam pertandingan di Tennis Center, Crandon Park, Miami, Rabu (28/3/3/2018) malam waktu setempat atau Kamis (29/3/2018) pagi WIB.
Collins, yang kini bertengger di peringkat 93 dunia, bermain dengan intensitas tinggi. Melawan unggulan kedelapan, Dia berulang kali mematahkan permainan Williams dengan groundstroke yang menawan dan membuat lawannya pontang-panting.
Di semifinal, petenis berusia 24 tahun itu menghadapi juara Prancis Terbuka Jelena Ostapenko (Latvia) yang menyingkirkan unggulan keempat asal Ukraina Elina Svitolina dalam dua kali tie break untuk menang 7-6 (3) 7-6 (5). Ini semifinal pertama Ostapenko di Miami. Laga semifinal lainnya, mempertemukan Sloane Stephens (AS) melawan Victoria Azarenka (Belarusia). (Baca Juga: Singkirkan Kerber, Sloane Stephens Tembus 10 Besar Dunia).
"Pertama kali saya melihat Venus di ruang ganti saya hampir menangis," kata Collins dalam wawancara di lapangan. "Saya mengidolakannya seumur hidup. Dia telah menjadi petenis favorit saya selamanya dan ini hanya momen spesial yang saya coba rekam dalam ingatan."
Collins akhirnya menemukan pijakan permainan di level tertinggi, seperti yang dia tunjukkan saat terus menekan Williams. "Saya paham, saya harus bekerja keas untuk mendapatkan kemenangan dan dia tidak akan memberikannya kepada saya," kata Collins tentang Venus Williams yang kini berusia 37 tahun itu dan telah menjuarai grand slam tujuh kali.
Sebelumnya, unggulan keenam Ostapenko tampil di bawah performa terbaik di perempat final dengan melakukan 44 kesalahan sendiri dan servisnya dipatahkan enam kali. Namun, pendekatan agresif petenis berusia 20 tahun itu berhasil membalikkan keadaan dan menang atas Svitolina.
Ostapenko mengatakan dia mengikuti saran pelatih David Taylor untuk tetap menyerang Svitolina yang defensif. "Ketika David datang ke lapangan, dia mengatakan kepada saya untuk tetap bermain agresif, untuk terus melakukan tembakan," kata Ostapenko. "Bahkan, jika Anda lepas, Anda harus bermain agresif," katanya.
Collins, yang kini bertengger di peringkat 93 dunia, bermain dengan intensitas tinggi. Melawan unggulan kedelapan, Dia berulang kali mematahkan permainan Williams dengan groundstroke yang menawan dan membuat lawannya pontang-panting.
Di semifinal, petenis berusia 24 tahun itu menghadapi juara Prancis Terbuka Jelena Ostapenko (Latvia) yang menyingkirkan unggulan keempat asal Ukraina Elina Svitolina dalam dua kali tie break untuk menang 7-6 (3) 7-6 (5). Ini semifinal pertama Ostapenko di Miami. Laga semifinal lainnya, mempertemukan Sloane Stephens (AS) melawan Victoria Azarenka (Belarusia). (Baca Juga: Singkirkan Kerber, Sloane Stephens Tembus 10 Besar Dunia).
"Pertama kali saya melihat Venus di ruang ganti saya hampir menangis," kata Collins dalam wawancara di lapangan. "Saya mengidolakannya seumur hidup. Dia telah menjadi petenis favorit saya selamanya dan ini hanya momen spesial yang saya coba rekam dalam ingatan."
Collins akhirnya menemukan pijakan permainan di level tertinggi, seperti yang dia tunjukkan saat terus menekan Williams. "Saya paham, saya harus bekerja keas untuk mendapatkan kemenangan dan dia tidak akan memberikannya kepada saya," kata Collins tentang Venus Williams yang kini berusia 37 tahun itu dan telah menjuarai grand slam tujuh kali.
Sebelumnya, unggulan keenam Ostapenko tampil di bawah performa terbaik di perempat final dengan melakukan 44 kesalahan sendiri dan servisnya dipatahkan enam kali. Namun, pendekatan agresif petenis berusia 20 tahun itu berhasil membalikkan keadaan dan menang atas Svitolina.
Ostapenko mengatakan dia mengikuti saran pelatih David Taylor untuk tetap menyerang Svitolina yang defensif. "Ketika David datang ke lapangan, dia mengatakan kepada saya untuk tetap bermain agresif, untuk terus melakukan tembakan," kata Ostapenko. "Bahkan, jika Anda lepas, Anda harus bermain agresif," katanya.
(sha)