Fabiano The New Njanka
A
A
A
MALANG - Fabiano Beltrame telah diperkenalkan sebagai pemain asing anyar Arema Cronus untuk Indonesia Super League (ISL) 2015. Aremania, suporter Arema, berharap banyak dari eks pemain Persija Jakarta ini.
Sudah bukan rahasia lagi, Aremania terlanjur memiliki 'role model' untuk seorang bek tengah. Suporter biru tak bisa melupakan Pierre Njanka, bek asal Kamerun yang berperan vital saat Arema jawara ISL edisi 2009-2010.
Setelah kepergian Njanka, belum ada lagi bek tengah yang dianggap sepadan dengan dia. Nah, kedatangan Fabiano da Rosa Beltrame sedikit memberikan harapan hadirnya 'The New Njanka' di tim Singo Edan di musim 2015 nanti.
Paling tidak Fabiano sudah memiliki dua kesamaan dengan Njanka. Keduanya sama-sama sebagai eks pemain Persija Jakarta sebelum bergabung Arema. Selain itu memiliki jiwa kepemimpinan, karena sama-sama akrab dengan ban kapten.
Manajemen juga menyadari Aremania menginginkan tipikal bek yang dominan di sektor pertahanan. Manajemen yakin Fabiano Beltrame yang juga pernah bermain di Persela Lamongan memiliki sejumlah kriteria yang mendekati Pierre Njanka.
"Fabiano punya jiwa kepemimpinan yang kuat," kata General Manager Arema Ruddy Widodo, "juga aspek teknis yang sesuai dengan kriteria pelatih. Tangguh antisipasi bola atas, serta lugas dan tanpa kompromi."
Memang terlalu dini menilai apakah kemampuan Fabiano bakal menyamai Pierre Njanka. Salah satu bukti nyata yang harus dipenuhu adalah memberikan gelar juara untuk tim yang bersarang di Stadion Kanjuruhan.
"Arema memiliki kualitas untuk menjadi yang terbaik di ISL. Saya akan berupaya memberikan performa terbaik agar tim ini memenuhi semua targetnya. Semoga saya bisa melengkapi kekuatan Arema," ujar Fabiano Beltrame.
Fabiano Beltrame bukan saja bek dengan kemampuan bertahan yang memadai. Dia juga punya insting menjebol gawang lawan, antara lain dengan tandukan dan tendangan bebas. Cukup langka seorang bek tengah memiliki akurasi tendangan bebas.
Saat masih memperkuat Persela Lamongan, dia bergantian dengan Gustavo Lopez menjadi algojo bola mati. Demikian pula di Persija, Fabiano kerap mengambil tendangan bebas. Ini bisa menjadi nilai tersendiri, karena Singo Edan butuh eksekutor set-piece selain Ahmad Bustomi.
Sudah bukan rahasia lagi, Aremania terlanjur memiliki 'role model' untuk seorang bek tengah. Suporter biru tak bisa melupakan Pierre Njanka, bek asal Kamerun yang berperan vital saat Arema jawara ISL edisi 2009-2010.
Setelah kepergian Njanka, belum ada lagi bek tengah yang dianggap sepadan dengan dia. Nah, kedatangan Fabiano da Rosa Beltrame sedikit memberikan harapan hadirnya 'The New Njanka' di tim Singo Edan di musim 2015 nanti.
Paling tidak Fabiano sudah memiliki dua kesamaan dengan Njanka. Keduanya sama-sama sebagai eks pemain Persija Jakarta sebelum bergabung Arema. Selain itu memiliki jiwa kepemimpinan, karena sama-sama akrab dengan ban kapten.
Manajemen juga menyadari Aremania menginginkan tipikal bek yang dominan di sektor pertahanan. Manajemen yakin Fabiano Beltrame yang juga pernah bermain di Persela Lamongan memiliki sejumlah kriteria yang mendekati Pierre Njanka.
"Fabiano punya jiwa kepemimpinan yang kuat," kata General Manager Arema Ruddy Widodo, "juga aspek teknis yang sesuai dengan kriteria pelatih. Tangguh antisipasi bola atas, serta lugas dan tanpa kompromi."
Memang terlalu dini menilai apakah kemampuan Fabiano bakal menyamai Pierre Njanka. Salah satu bukti nyata yang harus dipenuhu adalah memberikan gelar juara untuk tim yang bersarang di Stadion Kanjuruhan.
"Arema memiliki kualitas untuk menjadi yang terbaik di ISL. Saya akan berupaya memberikan performa terbaik agar tim ini memenuhi semua targetnya. Semoga saya bisa melengkapi kekuatan Arema," ujar Fabiano Beltrame.
Fabiano Beltrame bukan saja bek dengan kemampuan bertahan yang memadai. Dia juga punya insting menjebol gawang lawan, antara lain dengan tandukan dan tendangan bebas. Cukup langka seorang bek tengah memiliki akurasi tendangan bebas.
Saat masih memperkuat Persela Lamongan, dia bergantian dengan Gustavo Lopez menjadi algojo bola mati. Demikian pula di Persija, Fabiano kerap mengambil tendangan bebas. Ini bisa menjadi nilai tersendiri, karena Singo Edan butuh eksekutor set-piece selain Ahmad Bustomi.
(aww)