11 Petinju Juara Dunia 4 Divisi dalam 3 Dekade Terakhir, Ada Monster KO
Kamis, 08 Agustus 2024 - 10:30 WIB
6. Roy Jones Jr.
Baru saja memenangkan medali perak di Olimpiade Seoul, Jones, dari Pensacola, Florida, menjadi petinju profesional pada tahun 1989 dan telah bertarung - dalam berbagai bentuk dan gaya - hampir sejak saat itu. Baru-baru ini, pada bulan April 2023, pada usia 53 tahun, Jones kalah angka mutlak melawan atlet bela diri campuran berusia 36 tahun, Anthony Pettis, dalam debut tinjunya. Jones, pemegang gelar juara dunia enam kali di empat kelas berbeda, meraih sabuk juara di kelas menengah, kelas menengah super, kelas berat ringan, dan kelas berat antara tahun 1993 dan 2003.
7. Naoya Inoue
Setelah mengalahkan lawan-lawan elite seperti Nonito Doniare, Stephen Fulton, Marlon Tapales dan Luis Nery, "The Monster" saat ini memerintah sebagai juara kelas bulu junior (bantam super) yang tak terbantahkan dan salah satu petinju pound-for-pound terbaik dalam dunia tinju.
Monster KO Naoya Inoue yang berasal dari Jepang (27-0, 25 KO) telah memegang gelar juara kelas terbang ringan, kelas bantam junior, kelas bantam dan kelas bulu junior - dua gelar terakhir yang diraihnya untuk merebut status tak terbantahkan. Inoue dijadwalkan untuk mempertaruhkan seluruh gelarnya di kelas 55,3 kg melawan TJ Doheny bulan depan di Tokyo.
8. Oscar De La Hoya
De La Hoya mengumumkan dirinya kepada dunia pada tahun 1992, pertama kali di Barcelona Games dan kemudian sebagai petinju profesional. Dia membuat sejarah, pada usia 24 tahun, dengan menjadi petarung termuda yang memenangkan gelar juara dunia di empat divisi berbeda.
De La Hoya memenangkan gelar pertamanya pada tahun 1994 ketika ia memenangkan sabuk kelas ringan junior. Pada tahun 1997, ia menambahkan gelar kelas ringan, kelas welter junior (termasuk kelas menengah) dan kelas welter.
Pria asal Los Angeles ini mengakhiri karirnya sebagai juara enam divisi setelah memenangkan gelar lineal di kelas menengah junior dan menengah. De La Hoya menghadapi sesama pemegang gelar juara dunia berbagai divisi seperti Julio Cesar Chavez (dua kali), Pernell Whitaker, Shane Mosley (dua kali), Pacquiao dan Mayweather, kalah dari tiga nama terakhir di tahap akhir, tahap penurunan dalam karirnya.
9. Manny Pacquiao
Baru saja memenangkan medali perak di Olimpiade Seoul, Jones, dari Pensacola, Florida, menjadi petinju profesional pada tahun 1989 dan telah bertarung - dalam berbagai bentuk dan gaya - hampir sejak saat itu. Baru-baru ini, pada bulan April 2023, pada usia 53 tahun, Jones kalah angka mutlak melawan atlet bela diri campuran berusia 36 tahun, Anthony Pettis, dalam debut tinjunya. Jones, pemegang gelar juara dunia enam kali di empat kelas berbeda, meraih sabuk juara di kelas menengah, kelas menengah super, kelas berat ringan, dan kelas berat antara tahun 1993 dan 2003.
7. Naoya Inoue
Setelah mengalahkan lawan-lawan elite seperti Nonito Doniare, Stephen Fulton, Marlon Tapales dan Luis Nery, "The Monster" saat ini memerintah sebagai juara kelas bulu junior (bantam super) yang tak terbantahkan dan salah satu petinju pound-for-pound terbaik dalam dunia tinju.
Monster KO Naoya Inoue yang berasal dari Jepang (27-0, 25 KO) telah memegang gelar juara kelas terbang ringan, kelas bantam junior, kelas bantam dan kelas bulu junior - dua gelar terakhir yang diraihnya untuk merebut status tak terbantahkan. Inoue dijadwalkan untuk mempertaruhkan seluruh gelarnya di kelas 55,3 kg melawan TJ Doheny bulan depan di Tokyo.
8. Oscar De La Hoya
De La Hoya mengumumkan dirinya kepada dunia pada tahun 1992, pertama kali di Barcelona Games dan kemudian sebagai petinju profesional. Dia membuat sejarah, pada usia 24 tahun, dengan menjadi petarung termuda yang memenangkan gelar juara dunia di empat divisi berbeda.
De La Hoya memenangkan gelar pertamanya pada tahun 1994 ketika ia memenangkan sabuk kelas ringan junior. Pada tahun 1997, ia menambahkan gelar kelas ringan, kelas welter junior (termasuk kelas menengah) dan kelas welter.
Pria asal Los Angeles ini mengakhiri karirnya sebagai juara enam divisi setelah memenangkan gelar lineal di kelas menengah junior dan menengah. De La Hoya menghadapi sesama pemegang gelar juara dunia berbagai divisi seperti Julio Cesar Chavez (dua kali), Pernell Whitaker, Shane Mosley (dua kali), Pacquiao dan Mayweather, kalah dari tiga nama terakhir di tahap akhir, tahap penurunan dalam karirnya.
9. Manny Pacquiao
tulis komentar anda