Sejarah, Arab Saudi Tuan Rumah Formula One untuk Pertama Kali
Jum'at, 30 Oktober 2020 - 15:35 WIB
JEDDAH - Formula One (F1) kembali merambah negara Timur Tengah. Kali ini, untuk pertama kalinya Arab Saudi akan menggelar ajang balap mobil paling bergengsi di dunia tersebut
Saat ini, balapan yang bertajuk GP Arab Saudi itu masuk dalam kalender F1 2021 dan rencananya akan digelar pada akhir tahun. Balapan di negara tersebut akan dilangsungkan di sirkuit jalan raya Kota Jeddah. Sebab, lokasi sirkuit yang terletak di Qiddiyah City masih dalam proses pembangunan. Andai tidak ada kendala, balapan baru akan pindah ke sirkuit permanen mulai 2023.
Hingga saat ini, ada 23 seri balapan yang direncanakan akan digelar pada F1 2021. Akan tetapi jumlah itu belum resmi dan masih bisa berubah. Sebelum masuk ke Formula 1, Arab Saudi sudah lebih dulu ambil bagian dalam ajang Formula E sejak 2018 lalu. Balapan tersebut dihelat di sirkuit jalan raya Kota Riyadh.
Baca juga : Janji Mike Tyson Usir Setan Narkoba dalam Dirinya
Meski begitu, masuknya GP Arab Saudi dalam gelaran F1 diperkirakan akan mendapat kritikan. Sebab, langkah ini juga dianggap bagian dari upaya sportswashing yang selama ini dikaitkan kepada negara tersebut.
Arab Saudi memang tengah gencar-gencarnya menggelar event olahraga di negaranya. Bukan hanya Formula E, tapi ada juga Piala Super Spanyol, Piala Super Italia hingga perebutan gelar tinju kelas berat antara Anthony Joshua vs Andy Ruiz Jr.
Tidak hanya itu, Dana Investasi Publik (PIF) milik pemerintah Arab Saudi pernah ingin mengakuisisi klub Liga Primer, Newcastle United di awal tahun 2020. Namu hal itu terganjal di tahap uji kelayakan pemilik yang dilakukan otoritas liga hingga akhirnya mereka memilih mundur dari negosiasi.
Sementara itu, Kepala kampanye Amnesty International Inggris Felix Jakens mengatakan GP Arab Saudi akan menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk menghapus trek rekor buruk mengenai hak asasi manusia di negara tersebut. Hal ini berkaitan dengan hilangnya jurnalis senior Arab Saudi Jamal Khashoggi usai masuk Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
“Menjelang balapan di Jeddah, kami akan mendesak semua pembalap F1, pemilik dan tim untuk mempertimbangkan dan berbicara tentang situasi hak asasi manusia di negara itu, termasuk dengan mengungkapkan solidaritas dengan para pembela hak asasi manusia yang dipenjara,” kata Jakens dilansir thesun.
Arab Saudi akan menjadi negara ketiga dari Timur Tengah yang menggelar F1 setelah Bahrain, dan Abu Dhabi.
Saat ini, balapan yang bertajuk GP Arab Saudi itu masuk dalam kalender F1 2021 dan rencananya akan digelar pada akhir tahun. Balapan di negara tersebut akan dilangsungkan di sirkuit jalan raya Kota Jeddah. Sebab, lokasi sirkuit yang terletak di Qiddiyah City masih dalam proses pembangunan. Andai tidak ada kendala, balapan baru akan pindah ke sirkuit permanen mulai 2023.
Hingga saat ini, ada 23 seri balapan yang direncanakan akan digelar pada F1 2021. Akan tetapi jumlah itu belum resmi dan masih bisa berubah. Sebelum masuk ke Formula 1, Arab Saudi sudah lebih dulu ambil bagian dalam ajang Formula E sejak 2018 lalu. Balapan tersebut dihelat di sirkuit jalan raya Kota Riyadh.
Baca juga : Janji Mike Tyson Usir Setan Narkoba dalam Dirinya
Meski begitu, masuknya GP Arab Saudi dalam gelaran F1 diperkirakan akan mendapat kritikan. Sebab, langkah ini juga dianggap bagian dari upaya sportswashing yang selama ini dikaitkan kepada negara tersebut.
Arab Saudi memang tengah gencar-gencarnya menggelar event olahraga di negaranya. Bukan hanya Formula E, tapi ada juga Piala Super Spanyol, Piala Super Italia hingga perebutan gelar tinju kelas berat antara Anthony Joshua vs Andy Ruiz Jr.
Tidak hanya itu, Dana Investasi Publik (PIF) milik pemerintah Arab Saudi pernah ingin mengakuisisi klub Liga Primer, Newcastle United di awal tahun 2020. Namu hal itu terganjal di tahap uji kelayakan pemilik yang dilakukan otoritas liga hingga akhirnya mereka memilih mundur dari negosiasi.
Sementara itu, Kepala kampanye Amnesty International Inggris Felix Jakens mengatakan GP Arab Saudi akan menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk menghapus trek rekor buruk mengenai hak asasi manusia di negara tersebut. Hal ini berkaitan dengan hilangnya jurnalis senior Arab Saudi Jamal Khashoggi usai masuk Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
“Menjelang balapan di Jeddah, kami akan mendesak semua pembalap F1, pemilik dan tim untuk mempertimbangkan dan berbicara tentang situasi hak asasi manusia di negara itu, termasuk dengan mengungkapkan solidaritas dengan para pembela hak asasi manusia yang dipenjara,” kata Jakens dilansir thesun.
Arab Saudi akan menjadi negara ketiga dari Timur Tengah yang menggelar F1 setelah Bahrain, dan Abu Dhabi.
(abr)
tulis komentar anda