Bergulirnya Seri A Ibarat Sinar di Ujung Terowongan
Rabu, 03 Juni 2020 - 11:30 WIB
Namun, ada juga yang menganggap kembalinya sepak bola justru menjadi bukti kemenangan pemilik modal. Alasannya, di tengah situasi beberapa negara belum sepenuhnya bebas pandemi korona, sepak bola tetap menggelar hajatan dengan melibatkan ratusan orang dalam satu periode tertentu. Ratusan, karena pengelola masih mengizinkan setidaknya 300 orang berada di dalam dan luar area stadion.
Pengelola dan penyelenggara juga rela mengeluarkan dana ratusan euro untuk mengikuti protokol menggelar tes Covid-19 dua kali satu pekan saat masyarakat kebanyakan kesulitan mendapatkan akses untuk menjalani tes tersebut. (Baca juga: Seri A Dilanjutkan Lagi, Juragan Brescia Malah Mencak-Mencak)
Tapi, sepak bola tetap digulirkan karena beberapa klub dan pengelola terancam kehilangan pendapatan dari pihak ketiga, sponsor, dan hak siar yang nilai ratusan ribu poundsterling. Kritik keras itu disampaikan Pelatih Timnas Prancis Didier Deschamps.
Menurut dia, pertimbangan ekonomi lebih berpengaruh dibandingkan sekadar sepak bola. Sebagai contoh, beberapa federasi yang memutuskan menghentikan liga amatir dan sepak bola wanita. “Lihatlah keputusan yang dibuat di Spanyol dan Inggris. Kedua negara sepak bola utama ini merencanakan dimulainya kembali Primera Liga dan Liga Primer, tapi memutuskan tidak melanjutkan kejuaraan perempuan yang menghasilkan pendapatan jauh lebih sedikit. Itu mengatakan segalanya," tutur Deschamps. (Ligat Videonya: Jelang New Normal, Penumpang KRL Dilarang Mengobrol)
Dia juga melihat inkonsistensi dari pelaku sepak bola. Seperti saat selebrasi di mana tetap ada pemain yang melakukan selebrasi bersama rekan-rekannya, padahal jelas ada larangan atas tindakan itu. “Hidup kembali dengan banyak batasan di semua bidang. Dalam sepak bola, dimulainya kembali liga tertentu jelas merespons yang pertama terhadap masalah ekonomi,” tandasnya. (Maruf)
Pengelola dan penyelenggara juga rela mengeluarkan dana ratusan euro untuk mengikuti protokol menggelar tes Covid-19 dua kali satu pekan saat masyarakat kebanyakan kesulitan mendapatkan akses untuk menjalani tes tersebut. (Baca juga: Seri A Dilanjutkan Lagi, Juragan Brescia Malah Mencak-Mencak)
Tapi, sepak bola tetap digulirkan karena beberapa klub dan pengelola terancam kehilangan pendapatan dari pihak ketiga, sponsor, dan hak siar yang nilai ratusan ribu poundsterling. Kritik keras itu disampaikan Pelatih Timnas Prancis Didier Deschamps.
Menurut dia, pertimbangan ekonomi lebih berpengaruh dibandingkan sekadar sepak bola. Sebagai contoh, beberapa federasi yang memutuskan menghentikan liga amatir dan sepak bola wanita. “Lihatlah keputusan yang dibuat di Spanyol dan Inggris. Kedua negara sepak bola utama ini merencanakan dimulainya kembali Primera Liga dan Liga Primer, tapi memutuskan tidak melanjutkan kejuaraan perempuan yang menghasilkan pendapatan jauh lebih sedikit. Itu mengatakan segalanya," tutur Deschamps. (Ligat Videonya: Jelang New Normal, Penumpang KRL Dilarang Mengobrol)
Dia juga melihat inkonsistensi dari pelaku sepak bola. Seperti saat selebrasi di mana tetap ada pemain yang melakukan selebrasi bersama rekan-rekannya, padahal jelas ada larangan atas tindakan itu. “Hidup kembali dengan banyak batasan di semua bidang. Dalam sepak bola, dimulainya kembali liga tertentu jelas merespons yang pertama terhadap masalah ekonomi,” tandasnya. (Maruf)
(ysw)
tulis komentar anda