Ambisi Conte di Tengah Kegamangan Masa Depan di Inter
loading...
A
A
A
KOLN - Masa depan Antonio Conte sebagai pelatih Inter Milan masih menjadi sumber spekulasi. Namun, dia masih berpeluang mengakhiri penantian panjang klub meraih trofi utama jika memnangkan dua pertandingan di Liga Europa 2019/2020 .
Inter menghadapi pesaing Eropa berpengalaman Shakhtar Donetsk, Senin (17/8/2020) malam waktu lokal atau Selasa (18/8/2020) dini hari WIB, di Dusseldorf, Jerman, pada semifinal Eropa pertama mereka sejak Liga Champions 2009/2010. ( ).
Inter Milan difavoritkan menang berkat penyelesaian akhir musim yang luar biasa. Tapi Conte, mantan pelatih Juventus, Chelsea, dan timnas Italia, itu mewaspadai ancaman yang ditimbulkan Shakhtar.
“Kami sangat menghormati Shakhtar. Mereka telah memantapkan diri selama bertahun-tahun,” kata Conte dilansir Reuters. “Mereka lawan terkuat yang akan kami hadapi sejauh ini di Liga Europa.” ( ).
Conte menghabiskan banyak uang sejak direkrut Inter pada Mei 2019, dengan mendatangkan Romelu Lukaku, Christian Eriksen, Nicolo Barella, Diego Godin, dan Alexis Sanchez.
Namun perselisihan antara dirinya dan pemilik klub asal China, Suning Holdings Group, telah memicu rumor bahwa mantan pelatih Juventus Massimiliano Allegri akan menggantikan Conte.
Bahkan memenangkan Liga Europa mungkin tidak akan menyelamatkan posisi Conte, meskipun orang Italia yang bersemangat itu akan sangat senang pergi setelah mengantarkan trofi utama. (
).
Itu juga akan membantu memperbaiki rekornya yang agak buruk di kompetisi Eropa sebagai pelatih.
“Senang saya untuk klub jika Inter memenangkan trofi. Saya tidak memikirkan kesuksesan pribadi saya, hanya klub yang mempekerjakan saya untuk melakukan pekerjaan itu,” ujarnya.
Pelatih berusia 51 tahun itu menghormati pelatih Shakhtar asal Portugal Luis Castro, yang timnya, seperti Inter, juga dalam performa terbaiknya dengan tidak pernah kalah dalam 11 pertandingan.
“Kami paham bahwa kami menghadapi pertarungan dengan tim yang sangat kuat, dan itu tidak mengherankan. Kami siap untuk ini,” tegas Conte.
“Ada pertandingan yang sangat sulit di depan, dan Inter juga akan menghadapi kesulitan. Ketenangan adalah DNA kami dan saya yakin kami sepenuhnya siap untuk pertandingan ini."
Sementara Shakhtar Donetsk ingin mencapai final Eropa kedua mereka. Pencapaian terakhir 4 besar mereka pada 2009 ketika mengalahkan Werder Bremen untuk memenangkan Piala UEFA.
Mereka kehilangan tempat di babak 16 besar Liga Champions, musim ini tetapi melenggang mengalahkan Benfica, Wolfsburg, dan Basel sejak turun ke Liga Europa.
“Sejak awal musim, kami belum pernah mengalami kekalahan di luar Ukraina, baik di Liga Champions maupun Liga Europa,” kata Castro.
"Jika Anda bekerja sekeras pemain saya, jika Anda memiliki keberanian yang dimiliki orang-orang saya, maka mereka tidak takut akan pertandingan apa pun."
Inter menghadapi pesaing Eropa berpengalaman Shakhtar Donetsk, Senin (17/8/2020) malam waktu lokal atau Selasa (18/8/2020) dini hari WIB, di Dusseldorf, Jerman, pada semifinal Eropa pertama mereka sejak Liga Champions 2009/2010. ( ).
Inter Milan difavoritkan menang berkat penyelesaian akhir musim yang luar biasa. Tapi Conte, mantan pelatih Juventus, Chelsea, dan timnas Italia, itu mewaspadai ancaman yang ditimbulkan Shakhtar.
“Kami sangat menghormati Shakhtar. Mereka telah memantapkan diri selama bertahun-tahun,” kata Conte dilansir Reuters. “Mereka lawan terkuat yang akan kami hadapi sejauh ini di Liga Europa.” ( ).
Conte menghabiskan banyak uang sejak direkrut Inter pada Mei 2019, dengan mendatangkan Romelu Lukaku, Christian Eriksen, Nicolo Barella, Diego Godin, dan Alexis Sanchez.
Namun perselisihan antara dirinya dan pemilik klub asal China, Suning Holdings Group, telah memicu rumor bahwa mantan pelatih Juventus Massimiliano Allegri akan menggantikan Conte.
Bahkan memenangkan Liga Europa mungkin tidak akan menyelamatkan posisi Conte, meskipun orang Italia yang bersemangat itu akan sangat senang pergi setelah mengantarkan trofi utama. (
Baca Juga
Itu juga akan membantu memperbaiki rekornya yang agak buruk di kompetisi Eropa sebagai pelatih.
“Senang saya untuk klub jika Inter memenangkan trofi. Saya tidak memikirkan kesuksesan pribadi saya, hanya klub yang mempekerjakan saya untuk melakukan pekerjaan itu,” ujarnya.
Pelatih berusia 51 tahun itu menghormati pelatih Shakhtar asal Portugal Luis Castro, yang timnya, seperti Inter, juga dalam performa terbaiknya dengan tidak pernah kalah dalam 11 pertandingan.
“Kami paham bahwa kami menghadapi pertarungan dengan tim yang sangat kuat, dan itu tidak mengherankan. Kami siap untuk ini,” tegas Conte.
“Ada pertandingan yang sangat sulit di depan, dan Inter juga akan menghadapi kesulitan. Ketenangan adalah DNA kami dan saya yakin kami sepenuhnya siap untuk pertandingan ini."
Sementara Shakhtar Donetsk ingin mencapai final Eropa kedua mereka. Pencapaian terakhir 4 besar mereka pada 2009 ketika mengalahkan Werder Bremen untuk memenangkan Piala UEFA.
Mereka kehilangan tempat di babak 16 besar Liga Champions, musim ini tetapi melenggang mengalahkan Benfica, Wolfsburg, dan Basel sejak turun ke Liga Europa.
“Sejak awal musim, kami belum pernah mengalami kekalahan di luar Ukraina, baik di Liga Champions maupun Liga Europa,” kata Castro.
"Jika Anda bekerja sekeras pemain saya, jika Anda memiliki keberanian yang dimiliki orang-orang saya, maka mereka tidak takut akan pertandingan apa pun."
(sha)