Final Euro 2024: Spanyol vs Inggris, Tim Terkuat Lawan Tim Tangguh
loading...
A
A
A
JERMAN - Spanyol adalah salah satu tim terbaik di turnamen Euro 2024, yang berpotensi menuju era kesuksesaan baru dengan talenta muda luar biasa, lini tengah menakjubkan, dan perubahan filosofi.
Sementara Inggris adalah tim yang penuh perjuangan, tertatih-tatih hingga akhir dengan momen-momen besar, ketangguhan, dan pelatih yang sering dikirik. Pelatih yang memiliki peluang lain untuk mengakhiri penantian panjang negaranya untuk bisa meraih gelar juara turnamen besar.
Final Euro 2024, antara Spanyol dan Inggris yang berlangsung di Stadion Olimpiade Berlin, Senin (15/7/2024) penuh dengan narasi, dengan salah satu tim bisa dibilang lebih menonjol dari yang lain.
Di dalam Stadion Olimpiade Berlin, tempat bersejarah yang dibangun oleh Nazi, Lamine Yamal - sehari setelah ulang tahun ke-17 - akan berusaha mencapai teerobosan sebagai bintang baru yang membawa Spanyol meraih trofi turnamen besar pertama sejak era keemasan pada 1008 - 2012. Di mana Spanyol saat itu mampu meraih trebele winner.
Yamal kini menjadi soratan sepanjang Euro 2024 di mana banyak nama besar macam Cristiano Ronaldo, Kylian Mbappe, hingga kapten Inggris, Harry Kane tampil mengecewakan. Jika tiga assist-nya sebelum laga semifinal mengisyarakatkan janjinya yang tidak diragukan lagi, sepakan melengkung kaki kiri yang membawa Spanyol menang 2 - 1 atas Prancis di semifinal menandakan bintang baru telah hadir. “Yamal adalah generasi bertalenta. Dia menguasai dunia,” ujar penyerang Inggris, Olli Watkins.
Yamal bersama Nico Williams kini menawarkan masa Timnas Spanyol dari sisi sayap. Di mana selama ini, La Furia Roja - julukan Timnas Spanyol - selalu mengandalkan lini tengah untuk meraih kesuksesan.
Rodri, mungkin pemain paling efektif di dunia, dan Fabian Ruiz merupakan poros berkembangnya Spanyol. Dani Olmo bergabung dengan mereka sebagai pemain paling menyerang dari tiga gelandang tengah yang sulit dibendung Inggris.
Spanyol memuncaki Grup B yang berisi juara bertahan Italia dan semifinalis Piala Dunia 2022 Kroasia, sebelum menyingkirkan tuan rumah Jerman dan Prancis dengan Mbappe, yang bagi banyak orang menjadi favorit sebelum Euro 2024 bergulir.
Ini adalah enam kemenangan beruntun bagi La Furia Roja. Tidak heran mereka mendapat banyak dukungan jelang final. “Mereka adalah tim terbaik,” kata pelatih Inggris Gareth Southgate tentang Spanyol. “Tapi kami berada di sana dan dari apa yang telah kami tunjukkan hingga saat ini, kami memiliki peluang yang sama besarnya dengan mereka.”
Memang benar, Spanyol tidak boleh meremehkan Inggris, yang kegigihan dan karakternya jauh di atas kualitas permainannya di Euro 2024. Skuad paling bertalenta di negara ini selama 20 tahun berkinerja buruk, terlihat tidak seimbang, kekurangan ide dan dalam beberapa kasus kelelahan, namun entah bagaimana berhasil lolos ke final Euro back to back.
Tiga tahun lalu, Inggris kalah dari Italia dalam adu penalti di kandang sendiri di Stadion Wembley, memperpanjang penantian menyakitkan tempat lahirnya sepak bola untuk meraih gelar turnamen besar sejak Piala Dunia 1966.
Harry Kane dan kawan-kawan kembali dalam pertandingan perebutan gelar – yang pertama di luar Inggris – dan semakin percaya diri sebagai tim underdog, dan dengan materi pemain yang terdiri dari Jude Bellingham, Phil Foden, Bukayo Saka, dan Kane.
Satu pemain selalu muncul dengan gol krusial - Bellingham dengan gol penyeimbang di menit-menit akhir melawan Slovakia di babak 16 besar, Saka dengan gol penyeimbang pada menit 80 melawan Swiss di perempat final, striker cadangan Ollie Watkins yang mencetak gol di menit 90 melawan Belanda di semifinal.
Siapa yang datang untuk menyelamatkan Southgate pada hari Minggu (Senin diri hari WIB)?
“Mereka bisa menyulitkan kami, meski tidak menampilkan permainan yang bagus,” kata bek Spanyol Dani Vivian.
“Tetapi mereka memiliki kualitas yang membuat mereka mampu menghasilkan percikan api tersebut.”
Namun, Spanyol tentu memiliki hasrat untuk meraih kemenangan dalam tujuh pertandingan beruntun untuk meraih gelar Euro keempat kalinya.
Ini akan menjadi akhir yang adil bagi sebuah turnamen di mana hanya sedikit tim yang benar-benar bisa mengalahkan Spanyol, yang memiliki keunggulan menyerang dengan permainan penguasaan bola yang sudah berlangsung lama, yang mungkin mencapai puncaknya di final Euro 2012 ketika tim yang terdiri dari Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Sergio Busquets, Xabi Alonso dan David Silva mampu menghancurkan Italia dengan empat gol tanpa balas. Edisi 2024 mungkin tidak memiliki nama-nama tersebut, tetapi mereka akan menjadi penerus yang layak.
Sementara Inggris adalah tim yang penuh perjuangan, tertatih-tatih hingga akhir dengan momen-momen besar, ketangguhan, dan pelatih yang sering dikirik. Pelatih yang memiliki peluang lain untuk mengakhiri penantian panjang negaranya untuk bisa meraih gelar juara turnamen besar.
Final Euro 2024, antara Spanyol dan Inggris yang berlangsung di Stadion Olimpiade Berlin, Senin (15/7/2024) penuh dengan narasi, dengan salah satu tim bisa dibilang lebih menonjol dari yang lain.
Di dalam Stadion Olimpiade Berlin, tempat bersejarah yang dibangun oleh Nazi, Lamine Yamal - sehari setelah ulang tahun ke-17 - akan berusaha mencapai teerobosan sebagai bintang baru yang membawa Spanyol meraih trofi turnamen besar pertama sejak era keemasan pada 1008 - 2012. Di mana Spanyol saat itu mampu meraih trebele winner.
Yamal kini menjadi soratan sepanjang Euro 2024 di mana banyak nama besar macam Cristiano Ronaldo, Kylian Mbappe, hingga kapten Inggris, Harry Kane tampil mengecewakan. Jika tiga assist-nya sebelum laga semifinal mengisyarakatkan janjinya yang tidak diragukan lagi, sepakan melengkung kaki kiri yang membawa Spanyol menang 2 - 1 atas Prancis di semifinal menandakan bintang baru telah hadir. “Yamal adalah generasi bertalenta. Dia menguasai dunia,” ujar penyerang Inggris, Olli Watkins.
Baca Juga
Yamal bersama Nico Williams kini menawarkan masa Timnas Spanyol dari sisi sayap. Di mana selama ini, La Furia Roja - julukan Timnas Spanyol - selalu mengandalkan lini tengah untuk meraih kesuksesan.
Rodri, mungkin pemain paling efektif di dunia, dan Fabian Ruiz merupakan poros berkembangnya Spanyol. Dani Olmo bergabung dengan mereka sebagai pemain paling menyerang dari tiga gelandang tengah yang sulit dibendung Inggris.
Spanyol memuncaki Grup B yang berisi juara bertahan Italia dan semifinalis Piala Dunia 2022 Kroasia, sebelum menyingkirkan tuan rumah Jerman dan Prancis dengan Mbappe, yang bagi banyak orang menjadi favorit sebelum Euro 2024 bergulir.
Ini adalah enam kemenangan beruntun bagi La Furia Roja. Tidak heran mereka mendapat banyak dukungan jelang final. “Mereka adalah tim terbaik,” kata pelatih Inggris Gareth Southgate tentang Spanyol. “Tapi kami berada di sana dan dari apa yang telah kami tunjukkan hingga saat ini, kami memiliki peluang yang sama besarnya dengan mereka.”
Memang benar, Spanyol tidak boleh meremehkan Inggris, yang kegigihan dan karakternya jauh di atas kualitas permainannya di Euro 2024. Skuad paling bertalenta di negara ini selama 20 tahun berkinerja buruk, terlihat tidak seimbang, kekurangan ide dan dalam beberapa kasus kelelahan, namun entah bagaimana berhasil lolos ke final Euro back to back.
Tiga tahun lalu, Inggris kalah dari Italia dalam adu penalti di kandang sendiri di Stadion Wembley, memperpanjang penantian menyakitkan tempat lahirnya sepak bola untuk meraih gelar turnamen besar sejak Piala Dunia 1966.
Harry Kane dan kawan-kawan kembali dalam pertandingan perebutan gelar – yang pertama di luar Inggris – dan semakin percaya diri sebagai tim underdog, dan dengan materi pemain yang terdiri dari Jude Bellingham, Phil Foden, Bukayo Saka, dan Kane.
Satu pemain selalu muncul dengan gol krusial - Bellingham dengan gol penyeimbang di menit-menit akhir melawan Slovakia di babak 16 besar, Saka dengan gol penyeimbang pada menit 80 melawan Swiss di perempat final, striker cadangan Ollie Watkins yang mencetak gol di menit 90 melawan Belanda di semifinal.
Siapa yang datang untuk menyelamatkan Southgate pada hari Minggu (Senin diri hari WIB)?
“Mereka bisa menyulitkan kami, meski tidak menampilkan permainan yang bagus,” kata bek Spanyol Dani Vivian.
“Tetapi mereka memiliki kualitas yang membuat mereka mampu menghasilkan percikan api tersebut.”
Namun, Spanyol tentu memiliki hasrat untuk meraih kemenangan dalam tujuh pertandingan beruntun untuk meraih gelar Euro keempat kalinya.
Ini akan menjadi akhir yang adil bagi sebuah turnamen di mana hanya sedikit tim yang benar-benar bisa mengalahkan Spanyol, yang memiliki keunggulan menyerang dengan permainan penguasaan bola yang sudah berlangsung lama, yang mungkin mencapai puncaknya di final Euro 2012 ketika tim yang terdiri dari Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Sergio Busquets, Xabi Alonso dan David Silva mampu menghancurkan Italia dengan empat gol tanpa balas. Edisi 2024 mungkin tidak memiliki nama-nama tersebut, tetapi mereka akan menjadi penerus yang layak.
(msf)