Diego dan Heidi, Jejak Sang Legenda di Swiss
loading...
A
A
A
TIDAK banyak jejak Diego Armando Maradona di Heidiland. Selain bukan negara gila sepak bola, Swiss yang saat itu FIFA-nya dikuasai Sepp Blatter, memiliki hubungan kurang harmonis. Kendati demikian, jejak legenda Argentina itu tetap ada di Heidiland.
Publik Swiss pertama kali menikmati kepiawaian Maradona pada 1986. Dalam partai persahabatan antara Klub Zurich Grasshopper melawan Argentina, penampilan Maradona kurang mengesankan. Meski Argentina menang 1-0, namun perannya hampir tidak terlihat. (Baca: Napoli Menjadi Milik Maradona)
Gol tunggal itupun terjadi di menit ke 78. Meski partai persahabatan, Albiceleste saat itu menghadapi klub terkuat di Swiss. Grasshopper adalah juara liga yang sangat dominan. “Grasshopper klub tangguh. Kami kesulitan menaklukkannya dengan mudah di Zurich,“ kata Maradona.
Pertandingan yang disiarkan langsung ke delapan negara di Amerika Latin itu digelar Stadion Hardturm, Zurich. Stadion itu kini sudah tidak ada lagi.
Kesempatan kedua menyaksikan Maradona terjadi setahun kemudian. Sebelum melawan Italia pada partai persahabatan di 1987, FC Regensdorf sebuah klub di Liga Kedua Swiss berkesempatan melawan Maradona dan kawan kawan. (Baca juga: Maldini Merasa Malu dan Harus Meminta Maaf ke Maradona)
Kali ini, pemain yang terkenal dengan gol tangan tuhannya itu tampil gemilang. Sembilan gol tanpa balas harus diterima FC Regensdorf. Claudio Caniggia memporak-porandakan pertahanan klub dari pinggiran kota Zurich itu.
“Bola hanya bisa kami kuasai jika kami memulai pertandingan, setelah kebobolan gol,” kenang Alain Panner, pemain FC Regensdorf.
Argentina memang menang telak melawan FC Regensdorf, namun akhirnya keok saat menghadapi Italia empat hari kemudian.
Pada 1989 adalah kesempatan istimewa bagi publik Swiss untuk menyaksikan kembali Maradona . Sebab, penampilan kali ini bukan dalam partai persahabatan. Namun pertandingan hidup mati pada Piala UEFA ketika SSC Napoli melawan FC Wettingen.
Hasilnya juga mengejutkan, yakni 0-0. Di luar lapangan, Maradona sempat diburu paparazzi saat memborong 10 buah jam tangan mewah di Bahnhofstrasse Zurich. (Baca juga: Masih Rawan Covid-19, Belajar Tatap Muka Diminta Setelah Vaksinasi)
Sayang, FC Wettingen gagal melangkah ke babak selanjutnya, karena dalam partai tandang di Napoli, SSC Napoli menang 2-1.
Setahun kemudian, tepatnya 1990, Maradona bersama Timnas Argentina kembali merumput di Swiss dalam sebuah friendly match. Kali ini, yang mendapatkan kehormatan adalah FC Thun, klub di pinggiran Bern. Hasilnya, FC Thun kebobolan lima gol, tanpa balas.
Pertandingan itu hanya berlangsung satu jam, sesuai kesepakatan. Perjanjian lainnya pemain FC Thun dilarang keras mencederai Maradona yang mencetak gol di menit ke sembilan.
“Kami memang tidak boleh bermain keras sejak awal. Jadi dia bisa dengan gampang mencetak gol,” kenang Hugo Streun, pemain belakang FC Thun. (Baca juga: Aliran Modal Asing ke Luar Capai Rp2,55 Triliun)
Tiga hari kemudian, di Stadion Wankdorf Bern, Maradona dan kawan kawan berlaga melawan timnas Swiss. Juga dalam friendly match tentu saja. Hasilnya juga diplomatis, 1-1. Meskipun timnas Argentina saat itu juara dunia, tiket tidak terjual sold out. Terjual 10 ribu tiket saja, sementara kapasitas stadion Wankdorf Bern mencapai 60 ribu.
FIFA yang bermarkas di Zurich, saat dipimpin Joao Havelange, masih berbaik hati dengan Maradona. Namun ketika Sepp Blatter naik panggung, Maradona kurang mendapat tempat di Zurich. Dalam perayaan ulang tahun Desa Ulrichen, kampung kelahiran Sepp Blatter, Maradona sama sekali tidak pernah diundang.
Barulah ketika Sepp Blatter turun takhta dan digantikan Giovani Vincenzo Infantino, Maradona kerap mendapatkan peran di kegiatan FIFA di Zurich. Maradona bahkan terlihat bermain di lapangan sepak bola di komplek FIFA bersama Van Basten dan Ruud Gullit. Maradona juga tampil di Brig, desa kelahiran Giovani Infantino, Presiden FIFA, dalam acara The Legend of Football.
Lihat Juga: Aksi Lionel Messi di Babak 16 Besar Piala Dunia, Samai Cristiano Ronaldo dan Lewati Diego Maradona
Publik Swiss pertama kali menikmati kepiawaian Maradona pada 1986. Dalam partai persahabatan antara Klub Zurich Grasshopper melawan Argentina, penampilan Maradona kurang mengesankan. Meski Argentina menang 1-0, namun perannya hampir tidak terlihat. (Baca: Napoli Menjadi Milik Maradona)
Gol tunggal itupun terjadi di menit ke 78. Meski partai persahabatan, Albiceleste saat itu menghadapi klub terkuat di Swiss. Grasshopper adalah juara liga yang sangat dominan. “Grasshopper klub tangguh. Kami kesulitan menaklukkannya dengan mudah di Zurich,“ kata Maradona.
Pertandingan yang disiarkan langsung ke delapan negara di Amerika Latin itu digelar Stadion Hardturm, Zurich. Stadion itu kini sudah tidak ada lagi.
Kesempatan kedua menyaksikan Maradona terjadi setahun kemudian. Sebelum melawan Italia pada partai persahabatan di 1987, FC Regensdorf sebuah klub di Liga Kedua Swiss berkesempatan melawan Maradona dan kawan kawan. (Baca juga: Maldini Merasa Malu dan Harus Meminta Maaf ke Maradona)
Kali ini, pemain yang terkenal dengan gol tangan tuhannya itu tampil gemilang. Sembilan gol tanpa balas harus diterima FC Regensdorf. Claudio Caniggia memporak-porandakan pertahanan klub dari pinggiran kota Zurich itu.
“Bola hanya bisa kami kuasai jika kami memulai pertandingan, setelah kebobolan gol,” kenang Alain Panner, pemain FC Regensdorf.
Argentina memang menang telak melawan FC Regensdorf, namun akhirnya keok saat menghadapi Italia empat hari kemudian.
Pada 1989 adalah kesempatan istimewa bagi publik Swiss untuk menyaksikan kembali Maradona . Sebab, penampilan kali ini bukan dalam partai persahabatan. Namun pertandingan hidup mati pada Piala UEFA ketika SSC Napoli melawan FC Wettingen.
Hasilnya juga mengejutkan, yakni 0-0. Di luar lapangan, Maradona sempat diburu paparazzi saat memborong 10 buah jam tangan mewah di Bahnhofstrasse Zurich. (Baca juga: Masih Rawan Covid-19, Belajar Tatap Muka Diminta Setelah Vaksinasi)
Sayang, FC Wettingen gagal melangkah ke babak selanjutnya, karena dalam partai tandang di Napoli, SSC Napoli menang 2-1.
Setahun kemudian, tepatnya 1990, Maradona bersama Timnas Argentina kembali merumput di Swiss dalam sebuah friendly match. Kali ini, yang mendapatkan kehormatan adalah FC Thun, klub di pinggiran Bern. Hasilnya, FC Thun kebobolan lima gol, tanpa balas.
Pertandingan itu hanya berlangsung satu jam, sesuai kesepakatan. Perjanjian lainnya pemain FC Thun dilarang keras mencederai Maradona yang mencetak gol di menit ke sembilan.
“Kami memang tidak boleh bermain keras sejak awal. Jadi dia bisa dengan gampang mencetak gol,” kenang Hugo Streun, pemain belakang FC Thun. (Baca juga: Aliran Modal Asing ke Luar Capai Rp2,55 Triliun)
Tiga hari kemudian, di Stadion Wankdorf Bern, Maradona dan kawan kawan berlaga melawan timnas Swiss. Juga dalam friendly match tentu saja. Hasilnya juga diplomatis, 1-1. Meskipun timnas Argentina saat itu juara dunia, tiket tidak terjual sold out. Terjual 10 ribu tiket saja, sementara kapasitas stadion Wankdorf Bern mencapai 60 ribu.
FIFA yang bermarkas di Zurich, saat dipimpin Joao Havelange, masih berbaik hati dengan Maradona. Namun ketika Sepp Blatter naik panggung, Maradona kurang mendapat tempat di Zurich. Dalam perayaan ulang tahun Desa Ulrichen, kampung kelahiran Sepp Blatter, Maradona sama sekali tidak pernah diundang.
Barulah ketika Sepp Blatter turun takhta dan digantikan Giovani Vincenzo Infantino, Maradona kerap mendapatkan peran di kegiatan FIFA di Zurich. Maradona bahkan terlihat bermain di lapangan sepak bola di komplek FIFA bersama Van Basten dan Ruud Gullit. Maradona juga tampil di Brig, desa kelahiran Giovani Infantino, Presiden FIFA, dalam acara The Legend of Football.
Lihat Juga: Aksi Lionel Messi di Babak 16 Besar Piala Dunia, Samai Cristiano Ronaldo dan Lewati Diego Maradona
(ysw)