Menanti Gaya Anak Muda Menggocek Klub Bola

Selasa, 15 Juni 2021 - 06:04 WIB
loading...
Menanti Gaya Anak Muda Menggocek Klub Bola
Kehadiran sosok investor muda di industri sepakbola diharapkan turut mendongkrak prestasi klub. FOTO/WIN CAHYONO
A A A
JAKARTA - Dalam beberapa pekan terakhir, angin segar berhembus di industri sepakbola Tanah Air. Selain terbitnya izin penyelenggaraan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 pada akhir Mei lalu, gairah persepakbolaan nasional bertambah positif ketika munculnya sejumlah investor muda yang menyuntikkan modal ke klub-klub sepakbola dalam negeri.

Sebut saja Raffi Ahmad yang membeli saham klub Liga 2 Cilegon United FC yang kemudian berubah nama menjadi Rans Cilegon FC , Atta Halilintar yang membeli saham AHHA PS Pati FC, setelah sebelumnya dikabarnya akan berinvestasi di Sriwijaya FC.

Kabar ini melengkapi deretan anak di industri sepakbola setelah Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep lebih dulu menjadi pemilik klub Persis Solo. Kaesang tidak sendiri, pengusaha Erick Thohir juga sama-sama menggelontorkan dana untuk membeli 20% saham klub di Kota Solo itu. Sosok selebritas lain yang juga mencoba peruntungan di klub sepakbola adalah Gading Marten dengan mengakusisi Persikota Tangerang.

Nama-nama anak muda di atas bukan sosok baru di jagat media sosial. Mereka dikenal sebagai selebritas karena eksistensinya sebagai pesohor yang dibesarkan oleh media konvensional maupun medsos.



Maka, ketika anak-anak muda ini membenamkan dana miliaran rupiah di klub bola sepak, antusiasme masyarakat pun memuncak. Ada rasa penasaran dengan polesan selebriti di klub, namun ada pula yang penasaran, dari mana dana miliaran rupuah yang digunakan para sultan milenial itu. Pekerjaan rumah lainnya adalah mereka harus mempelajari peta industri sepakbola dan memilih sosok profesional untuk mengelola klub.

Masuknya sosok-sosok muda ini memang cenderung spekulatif karena sepakbola profesional Indonesia seperti mati suri. Pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus Sars Cov-II membuat kompetisi harus dihentikan untuk jangka waktu lama. Baru Juli nanti rencananya kompetisi Liga I dan 2 akan bergulir.

Sesmenpora Gatot Dewa Broto berpendapat, ada beberapa catatan dari masuknya anak-anak muda tersebut di industri sepakbola nasional. Selain sisi positifnya, ada sejumlah hal yang perlu dicermati para pesohor itu. Pertama, kata dia, masuknya para selebritas itu sebagai bukti sepakbola Indonesia telah mendapatkan kepercayaan. Pasalnya, kata dia, sepakbola Indonesia pernah kehilangan kepercayaan publik pada periode 2015. Bahkan, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) harus dibekukan saat itu.

Namun, dia mengklaim, setahun terakhir Kemenpora mem-backup PSSI yang mungkin memberikan pengaruh positif. Selain itu, ujar Gatot, para selebritis tersebut menyadari bahwa sepakbola merupakan olahraga yang paling populer di masyarakat Indonesia. “Meskipun prestasinya boro-boro mendunia, ke Asia Tenggara saja masih berat. (Tetapi) Mereka sudah melihat cabang olahraga ini seksi dan mempunyai nilai jual tinggi,” kata Gatot saat dihubungi KORAN SINDO, Minggu (13/6).

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1658 seconds (0.1#10.140)